Penyerang Timnas Indonesia dan striker andalan Arema Indonesia Greg Nwokolo menceritakan kronologi peristiwa terkait tuduhan Rahelia Geby yang melaporkan dirinya telah melakukan penganiayaan dan upaya pemerkosaan ke polisi. Greg mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak benar adanya. Pengakuan Geby, menurut Greg, hanyalah upaya mencari sensasi belaka dan semuanya itu kebohongan semata.
Sebelumnya, pada Senin, 19 Agustus 2013, lalu, Geby dan pengacaranya Frans Paulus melaporkan Greg Nwokolo ke Polres
Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, Frans membeberkan kronologis kejadian yang menimpa kliennya.
Menanggapi "serangan" Geby, dalam jumpa persnya yang digelar Rabu (21/8/13) sore, Greg Nwokolo, 27 tahun, menuturkan kronologis peristiwa yang sebenarnya terjadi. Inilah detailnya:
"Awal saya mengenal pertama kali mengenal Natali atau Gebby diperkenalkan oleh adik dari Natali, Tata pada tanggal 4 Juli 2013. Setelah itu saya sering jalan bersama dan dia sering menginap di rumah saya beberapa kali.
Kejadian yang disangkakan itu terjadi pada Kamis, 15 Agustus 2013. Natali meminta saya untuk menjemput karena dia mengaku dalam masalah dengan adiknya. Setelah itu saya jemput dia di kosan kawasan Radio Dalam sekitar pukul 13.00 WIB.
Dalam perjalanan saya ajak dia makan di daerah Kemang pada pukul 14.00 WIB, lalu dia bercerita mengenai masalahnya. Setelah makan di Kemang pukul 16.00 WIB, saya telepon adiknya untuk ke rumah saya. Tapi dia menolak Tata ada di rumah saya.
Beberapa saat kemudian dia mulai menangis dan saya mencoba menenangkan dia, lalu dia meminta izin pada saya untuk mandi dan menumpang memakai jaccuzi yang ada di atas. Pada saat dia mandi, saya bersama Maitimo sedang main playstation 3. Tiba-tiba Natali juga mengundang temannya, Rani untuk ke rumah saya. Tak lama sekitar pukul 18.30 WIB, dia datang dan langsung saya suruh ke atas karena Natali sedang mandi.
Setelah mandi, mereka turun ke bawah dan bersama-sama ngobrol santai di bawah sampai pukul 23.00 WIB. Setelah itu kami ke kawasan Senayan sampai pukul 02.00 WIB. Ketika pulang di rumah saya, dia (Natali) sudah berbaring di tempat tidur saya dengan menggunakan kaus milik saya yang di lemari. Saya heran kenapa dia memakai baju saya, lalu saya bertanya tapi malah saya dimaki-maki olehnya.
Lalu, dia langsung turun ke bawah. Tapi tiba-tiba saya melihat gelang yang ada di dalam tasnya, langsung saya menyuruh untuk kembalikan. Dia langsung ngamuk dan melempar gelang tersebut. Setelah itu, dia dan Rani pulang sedangkan saya dan Raphael kembali ke atas untuk tidur," ungkapnya.
Pengacara Geby, Frans Paulus, pada Senin (19/8/2013) menceritakan, kejadian bermula pada Kamis 15 Agustus 2013. Saat itu, korban ditemui penyerang Tim Arema Indonesia itu di tempat kostnya, Jalan BDN II No. 18 D Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sesampai di rumah Greg, korban langsung mandi. Sementara Greg bersama saksi, sedang mengonsumsi minuman keras jenis Wine dan Civas sambil berkaraoke dan main game.
"Kemudian korban masuk ke kamar pelaku dan langsung berbaring, tiba–tiba pelaku langsung menggerayangi tubuh korban dan mengajak untuk berhubungan badan. Namun korban tidak mau dan melawan," ujar Paulus.
(Vin)
Sebelumnya, pada Senin, 19 Agustus 2013, lalu, Geby dan pengacaranya Frans Paulus melaporkan Greg Nwokolo ke Polres
Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, Frans membeberkan kronologis kejadian yang menimpa kliennya.
Menanggapi "serangan" Geby, dalam jumpa persnya yang digelar Rabu (21/8/13) sore, Greg Nwokolo, 27 tahun, menuturkan kronologis peristiwa yang sebenarnya terjadi. Inilah detailnya:
"Awal saya mengenal pertama kali mengenal Natali atau Gebby diperkenalkan oleh adik dari Natali, Tata pada tanggal 4 Juli 2013. Setelah itu saya sering jalan bersama dan dia sering menginap di rumah saya beberapa kali.
Kejadian yang disangkakan itu terjadi pada Kamis, 15 Agustus 2013. Natali meminta saya untuk menjemput karena dia mengaku dalam masalah dengan adiknya. Setelah itu saya jemput dia di kosan kawasan Radio Dalam sekitar pukul 13.00 WIB.
Dalam perjalanan saya ajak dia makan di daerah Kemang pada pukul 14.00 WIB, lalu dia bercerita mengenai masalahnya. Setelah makan di Kemang pukul 16.00 WIB, saya telepon adiknya untuk ke rumah saya. Tapi dia menolak Tata ada di rumah saya.
Beberapa saat kemudian dia mulai menangis dan saya mencoba menenangkan dia, lalu dia meminta izin pada saya untuk mandi dan menumpang memakai jaccuzi yang ada di atas. Pada saat dia mandi, saya bersama Maitimo sedang main playstation 3. Tiba-tiba Natali juga mengundang temannya, Rani untuk ke rumah saya. Tak lama sekitar pukul 18.30 WIB, dia datang dan langsung saya suruh ke atas karena Natali sedang mandi.
Setelah mandi, mereka turun ke bawah dan bersama-sama ngobrol santai di bawah sampai pukul 23.00 WIB. Setelah itu kami ke kawasan Senayan sampai pukul 02.00 WIB. Ketika pulang di rumah saya, dia (Natali) sudah berbaring di tempat tidur saya dengan menggunakan kaus milik saya yang di lemari. Saya heran kenapa dia memakai baju saya, lalu saya bertanya tapi malah saya dimaki-maki olehnya.
Lalu, dia langsung turun ke bawah. Tapi tiba-tiba saya melihat gelang yang ada di dalam tasnya, langsung saya menyuruh untuk kembalikan. Dia langsung ngamuk dan melempar gelang tersebut. Setelah itu, dia dan Rani pulang sedangkan saya dan Raphael kembali ke atas untuk tidur," ungkapnya.
Pengacara Geby, Frans Paulus, pada Senin (19/8/2013) menceritakan, kejadian bermula pada Kamis 15 Agustus 2013. Saat itu, korban ditemui penyerang Tim Arema Indonesia itu di tempat kostnya, Jalan BDN II No. 18 D Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sesampai di rumah Greg, korban langsung mandi. Sementara Greg bersama saksi, sedang mengonsumsi minuman keras jenis Wine dan Civas sambil berkaraoke dan main game.
"Kemudian korban masuk ke kamar pelaku dan langsung berbaring, tiba–tiba pelaku langsung menggerayangi tubuh korban dan mengajak untuk berhubungan badan. Namun korban tidak mau dan melawan," ujar Paulus.
(Vin)