Bermain di kompetisi yang levelnya lebih tinggi tentu menjadi impian setiap pemain sepakbola. Namun untuk bisa bermain di negeri orang, pemain yang bersangkutan harus terlebih dahulu membuktikan di negerinya sendiri.
Bisa merasakan ketatnya atmosfer kompetisi di negara lain tentunya menjadi pencapaian gemilang bagi seorang pemain sepakbola profesional. Selain uang yang banyak, nama mereka pun menjadi populer.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pemain Indonesia merumput di kompetisi luar. Salah satu negara yang menjadi tujuan pemain Tanah Air adalah Malaysia yang menjadi seteru abadi Indonesia dalam setiap kompetisi.
Dua pemain yang akan bermain di negeri jiran pada musim depan adalah Hamka Hamzah dan Andik Vermansyah. Namun sebelum keduanya, sudah banyak pemain Indonesia yang mengadu nasib di Malaysia.
Berikut lima daftar pemain Indonesia yang pernah merasakan panasnya Liga Super Malaysia:
Bisa merasakan ketatnya atmosfer kompetisi di negara lain tentunya menjadi pencapaian gemilang bagi seorang pemain sepakbola profesional. Selain uang yang banyak, nama mereka pun menjadi populer.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pemain Indonesia merumput di kompetisi luar. Salah satu negara yang menjadi tujuan pemain Tanah Air adalah Malaysia yang menjadi seteru abadi Indonesia dalam setiap kompetisi.
Dua pemain yang akan bermain di negeri jiran pada musim depan adalah Hamka Hamzah dan Andik Vermansyah. Namun sebelum keduanya, sudah banyak pemain Indonesia yang mengadu nasib di Malaysia.
Berikut lima daftar pemain Indonesia yang pernah merasakan panasnya Liga Super Malaysia:
1. Robby Darwis
Pria asal Bandung, Jawa Barat ini merupakan pemain pertama yang merumput di Liga Malaysia. Saat itu, Robby Darwis bergabung bersama Kelantan FA pada musim 1990/91.
Pada masa jayanya, Robby Darwis mendapat julukan Si Bima. Sebutan ini melekat bukan hanya karena tubuhnya yang tinggi besar. Tapi juga karena ketangguhannya dalam membendung serbuan pemain lawan. Sebagai stoper, Kang Robby memang abadi dalam ingatan bobotoh.
Pria asal Bandung, Jawa Barat ini merupakan pemain pertama yang merumput di Liga Malaysia. Saat itu, Robby Darwis bergabung bersama Kelantan FA pada musim 1990/91.
Pada masa jayanya, Robby Darwis mendapat julukan Si Bima. Sebutan ini melekat bukan hanya karena tubuhnya yang tinggi besar. Tapi juga karena ketangguhannya dalam membendung serbuan pemain lawan. Sebagai stoper, Kang Robby memang abadi dalam ingatan bobotoh.
Advertisement
2. Bambang Pamungkas
Pria yang akrab disapa Bepe ini pernah memperkuat Bareti salah satu klub di Italia. Kemudian Bepe berkiprah ke klub divisi tiga Liga Belanda, EHC Norad. Namun sayang, Bepe tak mampu beradaptasi dengan cuaca setempat.
Penampilan gemilangnya adalah ketika memperkuat Selangor FC klub asal Malaysia. Saat itu ia berhasil membawa timnya menjuarai Piala Malaysia, dan hebatnnya lagi Bepe sukses mencetak hat-trick dalam laga tersebut.
Pria yang akrab disapa Bepe ini pernah memperkuat Bareti salah satu klub di Italia. Kemudian Bepe berkiprah ke klub divisi tiga Liga Belanda, EHC Norad. Namun sayang, Bepe tak mampu beradaptasi dengan cuaca setempat.
Penampilan gemilangnya adalah ketika memperkuat Selangor FC klub asal Malaysia. Saat itu ia berhasil membawa timnya menjuarai Piala Malaysia, dan hebatnnya lagi Bepe sukses mencetak hat-trick dalam laga tersebut.
3. Elie Aiboy
Winger lincah Elie merupakan kompatriot Bepe selama membela Selangor FC. Dua pemain ini didatangkan di musim yang sama. Tetapi Elie hengkang lebih dulu daripada Bepe. Elie pindah ke Arema pada 2007.
Publik Malaysia masih mengidolakan Elie karena kesuksesannya meraih treble winner di kompetisi Malaysia pada 2005. Saat itu Elie meraihnya bersama Bambang Pamungkas.
Elie dikenal di Malaysia karena kelincahannya menggiring bola dari sisi sayap. Dia hobi melewati brigade pertahanan lawan dengan gerak badan meliuk-liuk sambil melepaskan tendangan maut untuk membobol gawang lawan.
Winger lincah Elie merupakan kompatriot Bepe selama membela Selangor FC. Dua pemain ini didatangkan di musim yang sama. Tetapi Elie hengkang lebih dulu daripada Bepe. Elie pindah ke Arema pada 2007.
Publik Malaysia masih mengidolakan Elie karena kesuksesannya meraih treble winner di kompetisi Malaysia pada 2005. Saat itu Elie meraihnya bersama Bambang Pamungkas.
Elie dikenal di Malaysia karena kelincahannya menggiring bola dari sisi sayap. Dia hobi melewati brigade pertahanan lawan dengan gerak badan meliuk-liuk sambil melepaskan tendangan maut untuk membobol gawang lawan.
Advertisement
4. Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan ikut bergabung bersama tim Primavera Indonesia saat berlatih di Italia. Dia semakin mematangkan skill bermainnya sehingga menarik perhatian salah satu klub Liga Swiss yakni FC Luzern pada 1994-1995.
Bermain dalam 10 laga, pemain yang berjuluk Si Kurus hanya bisa mencetak satu gol. Namun, prestasi itu tidak menyurutkan klub Italia, Sampdoria memakai jasanya untuk bermain pada seri B di musim 1996-1997. Kurniawan sempat menghentak Sampdoria lewat gol ciamiknya dari jarak jauh saat itu.
Satu klub asing lainnya yang diperkuat Kurus adalah Serawak FC di Liga Malaysia pada 2006. Karena tak kunjung mencetak gol, pihak manajemen akhirnya memutus kontrak mantan pemain Persitara Jakarta Utara itu di tengah jalan.
5. Budi Sudarsono
Kurniawan ikut bergabung bersama tim Primavera Indonesia saat berlatih di Italia. Dia semakin mematangkan skill bermainnya sehingga menarik perhatian salah satu klub Liga Swiss yakni FC Luzern pada 1994-1995.
Bermain dalam 10 laga, pemain yang berjuluk Si Kurus hanya bisa mencetak satu gol. Namun, prestasi itu tidak menyurutkan klub Italia, Sampdoria memakai jasanya untuk bermain pada seri B di musim 1996-1997. Kurniawan sempat menghentak Sampdoria lewat gol ciamiknya dari jarak jauh saat itu.
Satu klub asing lainnya yang diperkuat Kurus adalah Serawak FC di Liga Malaysia pada 2006. Karena tak kunjung mencetak gol, pihak manajemen akhirnya memutus kontrak mantan pemain Persitara Jakarta Utara itu di tengah jalan.
5. Budi Sudarsono
Pemain yang berjuluk Si Piton mencoba peruntungannya di Malaysia pada 2008. Ketika itu Budi dikontrak oleh Polis Diraja Malaysia, tim peserta Liga Super Malaysia. Namun Budi dikontrak untuk jangka pendek dan tak lama kemudian kembali ke Indonesia untuk memperkuat Persik Kediri.
Kesuksesan pria kelahiran 1979 itu tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi melalui perjuangan dan pengorbanan. Perjuangannya membawa Budi ke pintu kesuksesan di dunia yang membuat banyak yang mengidolakannya.
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓