Liputan6.com, Jakarta - Malam Nifsu Sya’ban adalah salah satu malam yang penuh dengan berkah dan kemuliaan. Malam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban ini dikenal sebagai malam yang istimewa.
Sebagai malam yang sangat istimewa, Nisfu Sya'ban mengandung banyak keutamaan, di antaranya adalah pengampunan dosa bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, malam ini dikenal juga dengan sebutan lailatul maghfirah, yaitu malam yang penuh dengan ampunan.
Advertisement
Pengampunan dosa tentunya menjadi sesuatu yang sangat diharapkan, karena tidak ada seorang pun yang terlepas dari kesalahan dan kekhilafan.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, kesempatan berharga seperti malam Nisfu Sya'ban sering dimanfaatkan untuk memperbanyak doa, bertaubat, dan melakukan amal ibadah.
Namun, meskipun banyak keutamaan yang dapat diperoleh, ada beberapa dosa yang menjadi penghalang bagi pengampunan Allah pada malam tersebut. Dosa apakah itu?
Saksikan Video Pilihan ini:
Dosa Syirik dan Munafik
Melansir dari laman NU Online, dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
يطَّلِعُ اللهُ إلى جَمِيْعِ خَلقِه ليلةِ النِّصفِ مِن شعبانَ فيغفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِه إلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشاحِنٍ
Artinya: “Allah memandang semua makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya‘ban kemudian mengampuni dosa mereka kecuali dosa musyrik dan dosa kemunafikan yang menyebabkan perpecahan.” (HR. Imam At-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mu‘adz bin Jabal).
Hadis di atas menjelaskan bahwa malam Nisfu Sya’ban merupakan malam pengampunan dosa, sehingga pada malam tersebut juga Allah Swt menganjurkan banyak anjuran amal sunnah seperti sholat dan memperbanyak doa. Hanya saja, hadis di atas juga menjelaskan ada dua dosa yang tidak diampuni yaitu perbuatan musyrik (menyekutukan Allah) dan perbuatan munafik yang menyebabkan perpecahan.
Walaupun kualitas hadis di atas dha’if (lemah), namun masih tetap bisa diamalkan karena terkait dengan fadhâilul a’mâl. Kedha’ifannya juga tidak terlalu parah. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ulama hadits sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Taqrîb-nya.
Advertisement
Dosa Zina
Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, dosa-dosa yang tergolong sebagai dosa besar juga tidak akan diampuni pada malam-malam pengampunan dosa seperti di malam Nisfu Sya‘ban dan juga malam-malam pengampunan yang lain.
Selain itu, lanjut Sayyid Muhammad, dosa-dosa seperti ini adalah dosa-dosa yang patut dijauhi baik di malam yang penuh ampunan seperti nisfu Sya‘ban, bulan Ramadhan, asyhurul hurum, serta malam-malam ampunan yang lain. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Bukhari, Tirmidzi, dan An-Nasa’i dari Ibnu Mas‘ud yang artinya:
“Abdullah bin Mas’ud bertanya, ‘Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling berat?’ Kemudian Rasulullah menjawab, ‘menjadikan suatu hal sebagai persamaan dari Allah yang telah menciptakanmu (syirik).’ Kemudian Abdullah berkata, ‘Apalagi wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Membunuh orang tuamu karena engkau takut dia makan bersamamu.’ Abdullah bertanya lagi, ‘Kemudian apalagi wahai Rasul?’ ‘Kamu berzina dengan istri tetanggamu.”
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)