Liputan6.com, Jakarta - Haji adalah ibadah yang sangat dirindukan oleh umat Islam. Ibadah ini berbeda dengan yang lainnya. Haji dilakukan di tempat dan waktu khusus, sehingga tidak bisa dilakukan kapan saja.
Ibadah haji dilakukan di Tanah Suci, Makkah dan sekitarnya. Waktu pelaksanaan haji hanya sekali dalam setahun, yakni pada bulan Dzulhijjah.
Advertisement
Muslim yang melaksanakan ibadah haji tidak hanya dari Indonesia. Umat Islam dari berbagai negara pun berbondong-bondong ke Tanah Suci untuk menyempurnakan Rukun Islam kelima.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah Arab Saudi membatasi jemaah haji dari setiap negara, termasuk Indonesia. Di sisi lain, calon jemaah haji Indonesia tidak sedikit. Saking banyaknya, masa tunggu haji sampai puluhan tahun.
Seorang jemaah Al Bahjah asal Tangerang bercerita kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Dia sudah daftar haji, tapi masa tunggunya hingga 26 tahun.
Dia yang saat ini berusia 49 tahun khawatir tidak bisa haji karena dipanggil Allah SWT lebih dulu sebelum berangkat ke Tanah Suci. Jemaah tersebut meminta petunjuk dari Buya Yahya. Apakah dia dapat pahala haji jika seandainya wafat sebelum waktu hajinya tiba?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Harus Husnudzon kepada Allah
Buya Yahya mengatakan, orang yang sedang mendaftar haji harus berhusnudzon kepada Allah SWT bahwa ia akan diberi umur panjang untuk beramal saleh sehingga dapat pergi haji ke Baitullah, meskipun masa tunggunya puluhan tahun.
“Husnudzon kepada Allah. Jita sering suka mikir yang nggak-nggak, apalagi dengan Allah yang Mahakuasa. Kemudian 26 tahun itu kan secara zahir. Bisa saja Anda diajukan (dipercepat). Mungkin sekali semuanya. Ini (masa tunggu haji) memang aturan negara demi ketertiban,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (8/2/2025).
Buya Yahya mengajak muslim yang memiliki kemampuan finansial lebih untuk segera daftar haji. Tak perlu memikirkan masa tunggu haji Indonesia saat ini lama, bertahun-tahun. Jika seandainya meninggal sebelum berangkat haji, maka selama dia sudah mendaftar akan tercatat mendapat pahala haji.
“Selagi Anda sudah niat, kok ternyata sudah niat dan berusaha sudah mendaftar, lah kok mati duluan, sudah dapat pahala haji. Sebab, haji itu dilaksanakan dengan azam. Sebelum melaksanakan dengan amal nyata, harus ada azam,” jelas Buya Yahya.
Advertisement
Uang Haji Jangan Dialihkan untuk Umrah
Buya Yahya juga berpesan agar muslim yang sudah daftar haji jangan mengalihkan dananya untuk umrah. Jika ingin segera ke Tanah Suci di luar musim haji, sebaiknya menggunakan dana lain agar azam haji Anda tidak terganggu.
“Daftarlah haji dan jangan diganggu daftar haji. Kalau Anda pengen umrah dari rezeki yang lain. Jangan umrah Anda karena suudzon kepada allah, kayaknya saya gak sampai umur, umrah saja deh. Lah ini sudah mendahului allah, kayak benar-benar besok mati nih orang,” imbuh Buya Yahya.
“Jadi tolong jangan suudzon kepada Allah. Jangan berprasangka buruk kepada Allah, yang penting jalani ibadah karena Allah. Yang gampang gelisah, khawatir, bukan karena Allah,” pesan Buya Yahya.
Buya Yahya juga mengingatkan agar memiliki gelar H (haji) yang tersemat di depan namanya bukan menjadi alasan utama melaksanakan Rukun Islam kelima. Niat berhaji harus karena Allah agar mendapat pahala maksimal.
Wallahu a’lam.