Hadapi Hoaks, Pemerintah Diminta Fokus Ajarkan Lagi Sains Dasar di Sekolah

Hoaks ini menyebar melalui media sosial dan aplikasi percakapan kepada semua tingkatan umur.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 21 Sep 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Sekolah
Ilustrasi sekolah (dok. Pixabay.com/Wokandapix/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Upaya banyak pihak untuk memberantas hoaks dan disinformasi terutama masalah kesehatan bakal sia-sia jika tidak melibatkan pendidikan di sekolah. Hal ini disampaikan oleh European Patients Forum (EPF), organisasi yang memayungi advokasi pasien di Eropa.

Pandemi virus corona covid-19 masih terjadi di seluruh dunia. Khusus di Eropa hingga Senin (21/9/2020), kasus positif mencapai 5.195.853 dan menyebabkan kematian hingga 229.802 orang.

Sayangnya di tengah usaha seluruh negara memerangi pandemi itu, jumlah hoaks juga meningkat. Hoaks ini menyebar melalui media sosial dan aplikasi percakapan kepada semua tingkatan umur.

"Lebih sulit untuk menyampaikan pesan atau kabar fakta berdasar ilmiah. Sementara untuk membuat berita palsu atau hoaks, seseorang hanya butuh 10 persen dari waktunya," ujar Presiden EPF, Marco Greco seperti dilansir Euractiv.

"Jika pemerintah terus mengurangi investasinya di sekolah maka kita akan terus membuat orang yang kesulitan memahami kabar atau pesan yang berdasar ilmiah. Kita harus memulai lagi pelajaran dasar atau sains di sekolah untuk memerangi hoaks," ujarnya menambahkan.

Kompak

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2020/2021 Sesuai Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 (Foto: Istimewa)
Ilustrasi siswa/siswi sekolah. (Foto: Istimewa)

Greco tak memungkiri komunikasi soal berita covid-19 dari pihak berwenang pada awal masa pandemi tidak berjalan bagus.

"Sangat penting untuk menyamakan persepsi komunikasi apalagi saat vaksin akan datang nantinya. Kita lihat sendiri persepsi pada vaksin beberapa waktu terakhir sangat jelek," kata Greco.

"Kita harus punya dasar ilmiah untuk menyampaikan pentingnya vaksin. Sehingga orang tidak punya bantahan lagi tentang keamanan vaksin ini."

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya