Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan yang menyebut penggunaan obat berbasis parasetamol, seperti sanmol, berbahaya untuk bayi saat demam.
Postingan yang menyebut obat berbasi parasetamol, sanmol berbahaya diunggah oleh Ayahnya Adzril Rafif. Dia mengunggah itu pada 28 Agustus lalu dengan narasi sebagai berikut:
Advertisement
"Sanmol, inamid bahaya."
Advertisement
Selain narasi, Ayahnya Adzril Rafif juga mengunggah foto obat berbasis parasetamol, sanmol.
Lalu, benarkah penggunaan obat berbasis parasetamol, sanmol, berbahaya untuk bayi saat demam?
Â
Penelusuran Fakta
Untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Peneliti dan Dosen Farmasi UNSOED, Heny Ekowati, M.Sc., Ph.D., Apt. Dia memastikan penggunakan sanmol untuk bayi aman.
"Sanmol itu parasetamol, aman dalam dosis yang tepat. Kalau inamid (seperti yang diposting pengguna Facebook), isinya ioperamid, harus dicari dulu kontraindikasi untuk bayi atau tidak," katanya saat dihubungi pada Kamis (8/10/2020).
Lebih lanjut, Heny memastikan kepada Cek Fakta Liputan6.com, penggunaan sanmol kepada bayi yang sedang demam sangat aman. Dia juga menyebut tidak memiliki efek samping.
"Aman (tidak ada efek samping). Sebab, ada sediaan drops (alat ukur)," ujar Heny menegaskan.
Selain itu, Cek Fakta Liputan6.com juga mendapatkan penjelasan dari dr. Arifianto, SpA, dalam laman instagram pribadinya pada 10 September 2018. Kala itu, dia membahas tiga kesalahan yang terjadi ketika membaca petunjuk penggunaan parasetamol bagi anak.
Berikut ini unggahan dr. Arifianto, yang merupakan dokter spesialis anak:
"Ada tiga (3) hal yang harus dipahami semua orangtua sebelum menggunakan parasetamol.
1. Kemasan obat mencantumkan sediaan parasetamol cair dalam bentuk mililiter (mL), bukan miligram (mg)! Padahal dosis obat ditentukan berdasarkan miligram per kilogram berat badan anak, bukan mililiter per kilogram BB.
Berapa dosis parasetamol? Ya, 10 - 15 mg/kg BB. Kita akan bahas cara pakainya kemudian.
2. Kemasan obat memberikan aturan pakai berdasarkan usia, bukan berat badan (BB)! Apabila Anda punya beberapa merek dagang parasetamol, baca baik-baik semua cara pakainya.
Adakah yang memberikan informasi berdasarkan BB? Hmm, sepanjang pengamatan saya: tidak ada. Yang ada adalah: (contoh) usia < 1 tahun sekian mL, lalu 1 - 3 tahun sekian mL, dan > 3 tahun sekian mL.
Mungkinkan seorang anak yang berusia 1 tahun ada yang BB-nya 6 kg dan ada yang 10 kg, bahkan 15 kg? Apakah bisa disamakan dosisnya dalam mL?
3. Petunjuk yang saya jelaskan di atas "mematok"" sediaan drops adalah untuk usia sekian, sirup sekian, dan forte sekian.
Bolehkah kita sebagai orang dewasa minum parasetamol sirup, bahkan drops? Atau bayi berusia 4 bulan minum parasetamol sirup?.
Lalu apa yang membedakan sediaan drops, sirup, dan forte?
- Drops lebih pekat, makanya dalam jumlah mL yang kecil sudah mengandung mg yang cukup banyak. Hampir semua sediaan parasetamol drops seragam konsentrasinya, yaitu 80 mg/0,8 mL atau mudahnya 100 mg/1 ml.
- Sirup lebih encer, umumnya terdiri dari dua macam konsentrasi, yaitu 120 mg/5 mL dan 160 mg/5 mL, tergantung merek dagangnya
- Forte lebih pekat dibandingkan sirup, yaitu 250 mg/5 mL. Sebenarnya sediaannya sirup juga, hanya saja untuk anak yang lebih berat badannya."
Â
Advertisement
Kesimpulan
Informasi yang menyebut penggunaan obat berbasis parasetamol seperti sanmol berbahaya bagi bayi adalah salah. Faktanya, obat ini aman digunakan karena ada sediaan drops (alat ukur).
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement