Simak Hoaks Seputar Vaksin Covid-19 yang Beredar Sepekan

Berikut informasi hoaks seputar vaksin Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Mar 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2021, 08:00 WIB
Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta- Program vaksinasi Covid-19 terus dilakukan agar masyarakat kebal dari penularan penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut, seiring dengan penyuntikannya hoaks seputar vaksin Covid-19 pun terus menyebar.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar vaksin Covid-19, informasi tersebut pun terbukti tidak benar alias hoaks.

Berikut informasi hoaks seputar vaksin Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

1. Pesan Berantai Informasi Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia di DKI Jakarta

 Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai berisi informasi soal vaksinasi covid-19 untuk lansia di DKI Jakarta. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak awal pekan kemarin.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Aang Kusnandar. Dia memposting pesan berantai itu pada 2 Maret 2021 di Facebook.

Berikut isi postingannya:

"Informasi:Sahabat yg tinggal di Jakarta, ada vaksinasi lansia di kantor Badan PPSDMK Kemkes, jl H.Jebat, mulai kemarin 1 Maret 2021. Setiap hari ada, jatahnya 1000 org/hari.

Jadi datang saja go show bawa ktp. Ternyata krn jatah banyak, ktp non DKI juga tadi diterima.Ajak ya saudara, teman, tetangga, syarat lansia > 60 th bawa ktp.Yg hipertensi minum dulu obat pagi, tensi <180/110 dan DM tanpa hrs bawa hasil lab.akan diterima.

Mari sukseskan vaksinasi covid utk mempercepat herd community dan melindungi kelompok rentan yg tidak layak vaksinasi."

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi vaksinasi covid-19 bagi lansia di DKI Jakarta tersebut? Simak penelusurannya di sini.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai berisi informasi vaksinasi covid-19 bagi lansia di DKI Jakarta adalah hoaks.

dr. Siti Nadia, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI. Dia menyebut pesan berantai itu tidak benar.

 

2. Pesan Berantai Berisi Informasi Vaksin Covid-19 Buatan CanSino

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi video terkait vaksin covid-19 buatan CanSino. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Dalam pesan berantai tersebut terdapat cuplikan video dari stasiun televisi asal Cina, CGTN. Dalam video berdurasi 2 menit, 39 detik itu menyampaikan perkembangan vaksin covid-19 buatan CanSino yang mendapat izin Pemerintah China untuk disuntikkan pada masyarakat.

Pesan berantai tersebut disertai narasi:

"Barusan dapat berita mengejutkan dunia bahwa China telah berhasil dengan Vaksin terbaru nya “CanSino” tgl 25/2 lalu sdh lulus ijin edar di China...Vaksin ini Hanya Cukup 1x Dosis Suntikan dlm 14 Hari imunitas bisa terbentuk 100%. China memang luar biasa"

Lalu benarkah narasi pesan berantai tersebut terkait vaksin covid-19 buatan CanSino? Simak penelusurannya di sini.

Pesan berantai yang berisi informasi soal vaksin covid-19 buatan CanSino adalah salah. Narasi dalam pesan berantai tidak sesuai dengan isi video.

 

3. Mengonsumsi Dua Obat Jantung Ini Sebelum Divaksin Covid-19 Akan Menghambat Pembentukan Antibodi

 Cek Fakta Liputan6.com mendapat informasi mengkonsumsi obat sakit jantung yaitu, clopidogrel dan satin sebelum divaksin Covid-19 akan menghambat pembentukan antibodi. Informasi tersebut beredar melalui aplikasi percakapan. 

Berikut informasi mengkonsumsi obat clopidogrel dan satin sebelum divaksin Covid-19 akan menghambat pembentukan anti bodi:

"clopidogrel (plavix, cog, dll) statin (lipitor, crestor simvastatin, atorvastatin, rosuvastatin) di stop mulai hari ke 7 sebelum vaksin sampai hari ke 21 (sesudah vaksinasi ke 2) karena menghambat pembentukan antibodi."

Benarkah mengkonsumsi obat clopidogrel dan satin sebelum divaksin Covid-19 akan menghambat pembentukan antibodi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, mengkonsumsi obat clopidogrel dan satin sebelum divaksin Covid-19 akan menghambat pembentukan antibodi belum terbukti.

Sampai saat ini, tidak ada aturan untuk menghentikan kedua obat dalam konteks vaksinasi Covid-19.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya