Liputan6.com, Jakarta Penularan Covid-19 yang telah menyebar diperparah dengan hoaks terkait penyakit tersebut, kondisi ini membuat kondisi pandemi semakin parah.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi yang terkait dengan Covid-19, hasilnya sebagian infomasi tersebut hoaks alias tidak benar.
Berikut hoaks terkait dengan Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:
Advertisement
1. Pesan Berantai Sebut Pasien Covid-19 di RSHS Membeludak
Beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai terkait kondisi pasien covid-19 yang penuh di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Postingan itu ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.
Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Elvi Widiyanti. Ia mengunggahnya di Facebook pada 11 Juni 2021.
Berikut narasinya:
"Teman2 di Bandung sekedar info dari yg on duty RSHS malem ini, pasien covid19 luar biasa, UGD RSHS overload & bbrp korban meninggal di UGD, pasien & ambulance dari luar mengantri di luar & lobby ugd. Tetap siaga & sehat selalu utk semua...
Lapor :1. RSKIA penuh
2. RS Humana Prima penuh
3.RS.Al-Islam penuh
4. RS. Edelweiss penuh
5. RS Hermina Pasteur penuh
6. RS Hermina Arcamanik penuh
7. Santosa central penuh
8. Santosa kopo penuh
9. Borromeus penuh
10. RS Advent penuh
11. RS Al Ihsan penuh
12. BPSDM pemprov Cimahi penuh
Semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua. 🙏🙏🙏Tadi dapat kabar dari prof Kusnandi agar jangan ke Bandung min. dalam 1-2 minggu ke depan"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim keadaan pasien covid-19 penuh di RSHS Bandung? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang mengklaim keadaan pasien covid-19 penuh di RSHS Bandung adalah tidak benar.
2. Swedia Hentikan Tes PCR untuk Deteksi Virus Covid-19
Beredar di media sosial postingan terkait Swedia yang menghentikan tes PCR untuk mendeteksi virus covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir Mei lalu.
Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama @hemarina. Dia mengunggahnya di Twitter pada 21 Mei 2021 lalu.
Dalam unggahannya terdapat narasi:
"Sweden Stops using PCR Tests - RNA from Viruses can be Detected for Months After Infection even on vaccinated persons"
atau dalam Bahasa Indonesia
"Swedia Berhenti Menggunakan Tes PCR - RNA dari Virus dapat Dideteksi Berbulan-bulan Setelah Infeksi bahkan pada orang yang divaksinasi."
Lalu benarkah postingan yang mengklaim Swedia menghentikan penggunaan tes PCR untuk mendeteksi virus covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6,com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang mengklaim Swedia menghentikan penggunaan tes PCR untuk mendeteksi virus covid-19 adalah tidak benar.
3. Hand Sanitizer Ini Mengandung Virus
Kabar tentang hand sanitizer bermerek Farah mengandung virus beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Tersiana Teya pada 8 Juni 2021.
Akun Facebook Tersiana Teya mengunggah foto hand sanitizer merek Farah yang disandingkan dengan tangan seseorang yang melepuh. Terdapat juga narasi dalam foto tersebut.
"Jangan gunakan sanitizer perusahaan ini. Ini bukan sanitizer. Ini adalah virus baru dengan penyakit awal. Bagikan dengan semua orang"
"Bahaya niii," tulis akun Facebook Tersiana Teya.
Konten yang disebarkan akun Facebook Tersiana Teya telah 1 kali dibagikan dan mendapat 3 komentar warganet.
Benarkah hand sanitizer bermerek Farah mengandung virus? Berikut penelusurannya.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, Kabar tentang hand sanitizer bermerek Farah mengandung virus ternyata tidak benar. Faktanya, hand sanitizer bermerk Farah dinyatakan aman dan telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman.
4. Vaksin Covid-19 Sebabkan Mutasi Ribuan Virus Baru di Seluruh Dunia
Beredar di aplikasi percakapan dan pesan berantai terkait vaksin covid-19 yang bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia. Pesan berantai itu telah menyebar dalam beberapa waktu lalu.
Pesan berantai itu menyebut bahwa vaksin covid-19 yang ada sekarang tidak berguna karena adanya mutasi. Selain itu disebutkan pula beberapa poin penyembuhan jika terkena covid-19.
Berikut narasi selengkapnya pesan berantai tersebut:
"Mohon yg sdh divaksin baca betul informasi ini, berita dari Univ. Brawijaya.......👍👍
JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI
Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita.
Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi.
Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang. Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna?
Ternyata inilah penyebabnya:Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19.
Padahal Vaksin adalah Spesifik. Artinya, ia hanya efektif untuk menangkal jenis Virus Covid-19 tertentu saja. Kalau Virusnya sdh bermutasi, maka Antibodi yg dibentuk dari vaksinasi tsb nyaris tdk akan efektif lagi menangkal Virus Covid-19 yg telah bermutasi.
Ini barangkali penjelasan, kenapa ada orang yg pernah terkena Covid-19 lantas sembuh, tetapi ternyata kambuh lagi.
Rekan kami, Rhiza M. Sajad menulis, bhw tetangga beliau, dr. Noer Bahri Noor, sekarang dirawat di rumah sakit krn Covid-19, padahal sebelumnya beliau sdh pernah terkena Covid-19 dan berhasil sembuh. Jadi inveksi Covid-19 dapat berulang.
Beberapa waktu yg lalu juga sempat diberitakan bhw ada seorang perawat yg meninggal dlm kondisi hamil, krn Covid-19. Pdh sebelumnya ia sdh pernah terkena Covid-19 dan sembuh.
Bahkan, salah satu relawan Covid-19 yg disuntik vaksin di Bandung tempo hari, diberitakan positif Covid-19 setelah dia pergi ke Semarang.
Dg semakin banyaknya Mutan dan Varian Covid-19, nyaris sekarang tdk ada lagi yg aman dari Covid-19. Tak ada lagi yg bisa JUMAWA, bhw dirinya KEBAL dari Covid-19.
Jadi apa upaya yg hrs kita tempuh, supaya tdk terkena Covid-19 ???
Jaga diri agar imunitas tubuh Anda tetap bisa tinggi terus. "Sering-seringlah kena paparan sinar matahari, bekerja di terik matahari shg berpeluh-peluh", krn itu adalah exercise yg sangat bagus untuk meningkatkan Imunitas.
Selain itu, "sering-seringlah makan sayur dlm jumlah besar, agar kondisi badan / tubuh kita cenderung Basa (pH 7-14). Banyak sekali sayuran di sekitar kita. Bayam satu ikat cuma Rp. 2000,-Kalau sehari menghabiskan bayam 3 ikat seorang diri, kan cuma keluar Rp. 6000,-. Makan sayur yg banyak juga akan mengurangi volume karbohidrat / nasi putih, shg kita akan lbh sehat.
Keep Heathly 👍🏼🤸🏾♂️⛹🏾♂️
Pengobatan sederhana unt Covid-19 yg bisa dilakukan di rumah, sebelum ke Dokter adalah:
Pertama, kita hrs tahu bhw batuk bukanlah penyakit utama, juga demam bukan penyakit utama !!! Tetapi itu hanya reaksi tubuh sbg perlawanan atas adanya infeksi, atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan.
Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahaknya kadang-kadang.
Dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu yg diobati sesuai dg gejala sakitnya.
Katakanlah Covid-19, gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, dan sesak nafas. Maka pengobatannya adalah:
1. Istirahat Total. Ini wajib, apapun jenis sakit flu-nya, krn virus hanya bisa dilawan oleh antibodi. Shg hrs benar-benar istirahat smp fit, bukan smp badan terasa enakan. Hrs smp fit, bisa jadi 7 hari istirahatnya.
2. Suplai vitamin dg dosis double. Kalau saya kena flu biasanya minum: - Farmaton Vit 2x sehari- Ester C 1000 mg 2x sehari- Madu 5 sendok- Habbats Cair 5 kapsul, - Zaitun 3 sendok.
3. Jika sesak nafas, krn semua jenis flu yg menyerang manusia memang menyebabkan atau dibarengi dg sesak nafas, apalagi untuk orang yg memang sdh punya asma. Jadi tdk usah heran kalau Covid-19 katanya bikin sesak nafas, krn semua flu memang cenderung begitu.
Nah lanjut lagi, kalau sdh sesak nafas, pengobatan yg mujarab adl dg:1). Alat uap Nebulizer + obat Ventolin cair + cairan infus, bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat mdh & tdk berbahaya.2). Diuapi sehari 3x smp hilang sesak nafasnya, biasanya 1-3 hari hilang sesaknya seiring dg semakin membaiknya kondisi tubuh.Jika batuk ada dahaknya, dg diuapi, ikutan sembuh juga batuknya. Masalahnya, dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, shg membuat sakit tenggorokan.
4. Sakit tenggorokan diobati dg Methyl Prednisolon dan pereda nyerinya Asam Mefenamat, biasanya 1 smp 3x minum sdh sembuh.
5. Kalau ada demam, tinggal panasnya diturunkan dg Paracetamol. Perlu diingat bhw demam di sini berhubungan dg infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan. Kalau tidak ada radang tenggorokan, atau tdk parah, biasanya tdk akan demam.
6. Hindari makan buah yg bergetah, spt: melon, nanas, semangka. Makanlah buah jeruk saja, jeruk itu sangat bagus.
7. Selama pengobatan ini, istirahat total dg mengisolasi diri. Tdk usah mikir pekerjaan, tdk usah mikir yg lain-lain, krn cara ini yg akan bantu mempercepat penyembuhan.
💚 "Lindungi diri Anda & keluarga Anda agar tetap aman dari COVID-19" 🙏🏻 JANGAN menyimpan informasi ini hanya untuk diri Anda, berikan kpd semua keluarga dan teman Anda...Semoga bermanfaat"
Lalu benarkah isi pesan berantai terkait vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai terkait vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan virus baru di seluruh dunia adalah tidak benar.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement