Pemerintah Ungkap Akses Internet Jadi Tantangan Terbesar Wujudkan Literasi Digital

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menyebut akses internet menjadi tantangan untuk mencapai literasi digital.

oleh Adyaksa VidiLiputan6.com diperbarui 08 Sep 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. (Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi  menyebut akses internet menjadi tantangan besar untuk mencapai literasi digital. Itu sebabnya perluasan akses internet menjadi kunci kesuksesan tersebut.

Dedy menjelaskan saat ini Kominfo terus mempercepat pembangunan infrastruktur digital yakni mobile broadband dan fixed broadband termasuk pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dan peluncuran satelit Satria-I pada tahun 2023.

Target literasi digital Pemerintah berjumlah 50 juta peserta GNLD Siberkreasi, 700 ribu peserta Digital Talent Scholarship (DTS), hingga 1.200 peserta Digital Leadership Academy (DLA) pada tahun 2024.

"Akses internet menjadi tantangan terbesar untuk mencapai target literasi digital. Selain itu adaptasi metode pelatihan secara daring/virtual di masa pandemi ini juga berpotensi mempengaruhi digital wellness dari para peserta, sehingga membutuhkan penyesuaian yang mencakup pelaksanaan teknis pelatihan yang lebih interaktif dan akomodatif terhadap kebutuhan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pelatihan," ujar Dedy dilansir Antara.

“Pemanfaatan internet yang tepat guna dapat mendorong Indonesia dapat semakin bersaing di panggung kompetisi global sembari memastikan terciptanya ruang digital yang sehat, aman, dan bersih," katanya menegaskan.

(MG/ Azarine Jovita Halim)

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya