Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Salah satunya klaim ramuan obat Covid-19 varian omicron campuran daun pepaya dan jahe.
Informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp. Berikut klaim ramuan obat Omicron campuran daun pepaya dan jahe:
Advertisement
Baca Juga
"Obat OMICRONAyo...disebar-luaskan ke temen2 & saudara2 semua, kalau ada yang batuk2, pilek, anosmia (tidak ada rasa penciuman) tidak usah dibawa ke dokter. Ambilkan daun pepaya yang tua + jahe 2 potong (secukupnya), dicuci bersih dengan air masak (karena akan dikonsumsi langsung), lalu diblender dengan air masak dan disaring, kemudian diperas kira2 menjadi setengah gelas. Kalau ada dikasih madu 1 atau 2 sendok makan, kalau terasa pahit bisa tambah 3 sendok madu, lebih baik lagi diperasin jeruk nipis. Obatnya itu saja, obat kampung mudah saja toh buatnya... Sudah terbukti banyak yang sembuh... ayo disebar-luaskan ke tetangga, saudara2 kalau ada yang kurang sehat, mulut pahit, enggak mau makan, enggak bisa mencium bau-bauan (anosmia), segera diobati itu saja, enggak usah dibawa ke dokter, nanti kalau dites positip malah drop/strees. Sebarkan kebaikan ini agar daerah kita, negeri kita, kota ini cepat zona hijau. Salam Sehat...."
Namun setelah ditelusuri, klaim ramuan obat omicron campuran daun pepaya dan jahe tidak benar. Faktanya, Ramuan obat omicron campuran daun pepaya dan jahe belum bisa dibuktikan keampuhannya menyembuhkan Covid-19 varian omicron.
Selain ramuan penyembuh omicron, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
COVID-19 Varian Omicron Muncul Akibat dari Keracunan Chemtrail di Udara
Klaim tentang virus corona COVID-19 varian omicron muncul akibat keracunan chemtrail di udara beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 10 Februari 2022.
Akun Facebook tersebut mengunggah gambar berisi narasi bahwa COVID-19 varian Omicron disebabkan dari keracunan chemtrail di udara.
"WASPADA!!
Akhir2 ini pesawat chemtrail sgt aktif di udara. Gejala keracunan chemtrail:
Demam, badan linu, batuk, flu, diare, badan gatal2, dll.
Jika anda sampai keracunan jangan minum obat paracetamol. Sedia selalu norit, VCO, cuka apel, jeruk lemon, himalayan salt, minum air kelapa ijo.
Jadi paham ya apa yg dimaksud Omicron itu bkn lah virus, tapi sebab akibat dari keracunan chemtrail yg disebar di udara"
"Pantes saja smua orang menderita sedemikian," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 109 kali dibagikan dan mendapat 25 komentar warganet.
Setelah ditelusuri, klaim virus corona COVID-19 varian omicron disebabkan keracunan chemtrail ternyata tidak benar. Faktanya, tidak ada kaitannya antara chemtrail dengan virus corona COVID-19 varian omicron.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.