5.692 Hoaks Seputar Covid-19 Dihapus Kominfo, Simak Rinciannya

sebanyak 5.692 hoaks seputar Covid-19 telah ditindaklanjuti dan 767 konten telah diserahkan ke penagak hukum

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Mei 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks Covid-19 dapat merugikan bagi pihak yang mempercayainya, sehingga informasi bohong seputar Covid-19 sama berbahayanya dengan penyakit yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut.

Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo pun telah menangani hoaks seputar Covid-19 untuk menghentikan sebarannya, sebanyak 5.692 hoaks seputar Covid-19 telah ditindaklanjuti dan 767 konten telah diserahkan ke penagak hukum dari 5.969 hoaks seputar Covid-19 yang tersebar di media sosial hingga 18 Mei 2022.

Hoaks seputar Covid-19 paling banyak dihapus beredar lewat Facebook, jumlahnya mencapai 5.005 unggahan dari 5.241 sebaran. Instansi tersebut juga menghapus hoaks seputar Covid-19 yang beredar di Twitter sebanyak 563 unggahan dari 579 sebaran hoaks.

Kominfo pun telah menghapus hoaks seputar Covid-19 yang beredar di YouTube sebanyak 54 unggahan dari 55 sebaran hoaks yang disebar dari platform berbagi video tersebut.

Hoaks Covid-19 yang beredar di Instagram tak luput dari penertiban Kominfo, sebanyak 44 dari 52 sebaran unggahan telah dihapus. Berikutnya adalah TikTok, sebanyak 26 unggahan hoaks seputar Covid-19 telah dihapus Kominfo dari 42 sebaran.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sebaran Hoaks Seputar Covid-19 Meningkat

Jumlah sebaran hoaks di media sosial seputar Covid-19 pada Rabu (18/5/2022) mengalami kenaikan, dibandingkan pada pada 17 April 2022 sebanyak 5.966 hoaks seputar Covid-19 beredar di media sosial, dengan temuan isu mencapai 2.184 konten.

Hoaks seputar Covid-19 tersebut paling banyak beredar lewat Facebook mencapai 5.239 unggahan. Hoaks seputar Covid-19 terbanyak kedua tersebar lewat Twitter sebanyak 578 unggahan.

Sebaran hoaks seputar Covid-19 ketiga terbanyak lewat YouTube, mencapai 55 unggahan. Sedangkan sebaran hoaks seputar Covid-19 terbanyak keempat terdapat di Instagram dengan 52 unggahan dan sebaran kelima terbanyak lewat TikTok dengan 42 unggahan.

Hoaks Covid-19 yang dapat menyesatkan harus diwaspadai agar kita tidak menjadi korbannya, caranya dengan memastikan kebenaran informasi yang didapat.

 

 

Waspadai Sebaran Hoaks Seputar Covid-19

Sebaran hoaks seputar Covid-19 yang beredar di media sosial terus meningkat harus diwaspadai, agar kita tidak dirugikan karena mempercayai informasi palsu.

Agar tidak menjadi korban hoaks seputar Covid-19 sebaiknya kita selektif dalam mempercayai informasi, dengan memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini merupakan salah satu cara agar kita terhindar dari hoaks yang dapat merugikan.

Untuk memastikan benar atau salah informasi yang diperoleh kita bisa melakukannya sediri secara online, simak carannya dalam halaman berikut ini.

Cek Fakta Liputan6.com pun terus melakukan penelusuran informasi seputar Covid-19. Hasilnya sebagian informasi terbukti tersebut hoaks, simak kumpulan hoaks tersebut di sini.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya