Liputan6.com, Jakarta- Jejak digital adalah salah satu bukti yang akurat dan tidak bisa dihapus. Maka itu, penting untuk bijak mengelola media sosial (medsos) agar terhindar dari jejak dgital yang merugikan nantinya.
Hal ini disampaikan Guru Besar Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Pramusinto saat menjadi pembicara dalam webinar bertema “Hati-Hati Menyebar Data Pribadi di Media Sosial” yang diselanggarakan di Tarakan, Kalimantan Utara, baru baru ini.
Agus menyampaikan, kita harus tetap mengingat jejak digital tidak bisa dihapus, sehingga apapun yang kita tinggalkan akan terekam walaupun sudah dihapus secara pribadi, masih banyak kemungkinan terjadi.
Advertisement
“Jejak digital itu artinya seperti bukti-bukti yang ditinggalkan warganet selesai beraktivitas di internet, jadi potensi untuk dicari, disalin, dicuri dan juga dipublikasi orang lain itu sangat besar,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Banyak bentuk jejak digital, seperti unggahan, histori situs yang dikunjungi, komentar atau balasan di postingan orang lain ataupun transaksi belanja di toko online. Jejak digital juga bisa membentuk citra diri orang hanya dari internet.
Selain itu, Agus juga menambahkan, jejak digital bisa mempengaruhi masa depan, mulai dari pendidikan dan juga karier. Semua citra diri tergantung dengan jejak digital.
Sementara itu, Konsultan Sejiwa sekaligus Program Manager Jawara Internet Sehat, Khusnu Aflah, menyebut ada beberapa hal yang harus dihindari saat bermedia sosial.
Di antaranya adalah mengunggah tangkapan layar percakapan pribadi, memasukan nomor atau akun seseorang ke dalam grup percakapan tanpa izin dan juga menggunakan media sosial di tempat umum.
Aflah mengungkapkan, masih banyak warganet yang masih mengunggah data atau identitas pribadi yang bersifat sensitif. Menurutnya ini tindakan yang tidak tepat karena bisa disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hinggis Leonanda/Universitas Multimedia Nusantara
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement