Mitos Kesehatan Sepekan: Nikotin Bisa Sembuhkan COVID-19 hingga Suntikan Vaksin Mengandung Partikel Nano

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Agu 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat.

Satu di antaranya klaim nikotin efektif obati Covid-19. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 28 Juli 2022.

Unggahan klaim nikotin efektif obati Covid-19 tersebut berupa tulisan sebagai berikut:

"Receptor di otak yang mengawal diafragma mengecut adalah sasaran utama spike protein.

Nikotin berupaya menghalang spike protei ini mengikat kepada reseptor tersebut Rupanya ada penelitian dilakukan terhadap nikotin dan ia berupaya menjadi pengobatan yg berkesan copidiot."

Tulisan tersebut disertai dengan video seorang yang sedang berbincara memabahas tentang nikotin memberikan perlindungan terhadap Covid-19, didalam video tersebut terdapat tulisan berbahasa melayu seperti berikut.

"Receptor di otak yang mengawal diafragma mengecut adalah sasaran utama spike protein.

Nikotin berupaya menghalang spike protei ini mengikat kepada reseptor tersebut

Rupanya ada penelitian dilakukan terhadap nikotin dan ia berupaya menjadi rawatan berkesan berkesan covid-19."

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut.

"Reseptor di otak yang mengontrol diafragma yang berkontraksi adalah target utama lonjakan protein.

Nikotin mampu mencegah lonjakan protein ini mengikat reseptor

Ternyata penelitian tentang nikotin telah dilakukan dan mampu menjadi pengobatan yang efektif untuk Covid-19."

Namun setelah ditelusuri, klaim nikotin efektif mengobati COVID-19 ternyata tidak benar. Justru perokok lebih tinggi kemungkinannya menderita penyakit COVID-19 yang parah dibandingkan orang yang tidak merokok.

Selain klaim nikotin bisa mengobati COVID-19, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.

 

Suntikan Vaksin untuk Masukan Partikel Nano ke Otak

Tangkapan klaim swab test Covid-19 suntikan vaksin untuk memasukan partikel nano ke otak,
Penelusuran klaim swab test Covid-19 suntikan vaksin untuk memasukan partikel nano ke otak,

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim swab test Covid-19 suntikan vaksin untuk memasukan partikel nano ke otak. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 23 Mei 2022.

Unggahan klaim swab test Covid-19 suntikan vaksin untuk memasukan partikel nano ke otak berupa video bertuliskan "Israeli News Live" yang menampilkan dua layar wawancara satu orang bertuliskan Jana Bennun dan seorang yang ada di layar lainnya bertuliskan DR. Lorraine Day.

Dalam video tersebut seorang yang ada di dalam layar bertuliskan DR. Lorraine Day mengeluarkan pernyatakan, berikut transkripnya.

"Anyway, so can go through it. So when they take that swab and they put back there and twist it that doing depositing things back there this you can't see this but this shows they have nanoparticles that are actually on the ends of the Q-tips that they're putting in there that can get into your brain.

They can be hooked up to the cloud. So they they are already vaccinated you with the test with the chest. This is the beginning. So when you go get tested you are actually being vaccinated an implanted with nanoparticles.

A lot of people don't believe that Satan exists. He doesn't he is erecting these people to do this when when all of this is said and done people will recognize it seem really does exist."

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Interview dr.Lorraine DayAnda sudah divaksin saat anda terima Swab (Pcr, Rapid atau Tcm)"

Setelah ditelusuri, klaim swab test Covid-19 suntikan vaksin untuk memasukan partikel nano ke otak ternyata tidak benar.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya