Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memberi sumbangan perubahan, salah satunya kepada sistem pendidikan. Sekolah di seluruh dunia didesak untuk mengubah cara pembelajaran yang memanfaatkan perangkat digital secara tiba-tiba.
Perubahan tersebut memerlukan hal lain dalam pelaksanaannya, yakni literasi digital. Literasi digital dapat membantu untuk menavigasikan dan memanfaatkan sebaik mungkin lingkungan digital lebih daripada hanya mengajarkan cara menggunakan komputer.
Baca Juga
Kemampuan digital komputer, dalam hal ini cara menggunakan perangkat digital, memiliki beberapa perbedaan signifikan dengan literasi digital.
Advertisement
Dilansir dari teachaway.com, contoh perbedaan tersebut terlihat pada pemanfaatan suatu platform. Contohnya apabila seseorang pandai dalam kemampuan digital, mereka dapat dengan mudah mengirim email atau pesan, akan tetapi apabila mereka pandai dalam literasi digital, mereka memiliki kemampuan untuk menentukan mana platform terbaik untuk berkomunikasi dengan orang -orang tertentu seperti teman sebaya, guru, dan orangtua.
Atau ketika seseorang dapat dengan mudah menggunakan mesin pencari google, mereka dapat dikatakan pandai dalam kemampuan digital. Namun, seseorang yang pandai literasi digital, mereka memiliki kemampuan untuk secara efektif memanfaatkan setiap tools di dalamnya seperti melacak informasi dari sumber yang sah, mengevaluasi setiap situs yang diakses, hingga mengidentifikasi gaya, audiens, dan tujuan suatu situs untuk menilai kredibilitas sumber.
Siswa, sebagai salah satu target penyebaran literasi digital, diharapkan dapat bekerja secara proaktif melalui kurikulum yang terdapat di sistem pendidikan. Tanpa mengikutsertakan literasi digital dalam kurikulum, maka literasi digital secara nyata tidak dapat terealisasi.
Berdasarkan American Library Association, literasi digital dimaknai sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi untuk mencari, mengevaluasi, membuat, dan mengkomunikasikan informasi yang memerlukan baik kemampuan kognitif maupun kemampuan teknis.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement