BMKG Imbau Masyarakat NTT Tak Mudah Percaya Informasi Prediksi Gempa

Imbauan tersebut untuk menanggapi keresahan masyarakat di NTT tentang informasi potensi gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Des 2022, 08:12 WIB
Diterbitkan 03 Des 2022, 08:00 WIB
Gempa NTT
Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12/2021).

Liputan6.com, Jakarta- Stasiun Geofisika Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengimbau warga di Nusa Tenggara Timur (NTT), agar tidak mudah percaya pada informasi yang berisi prediksi akan terjadi gempa bumi di provinsi setempat.

"Sampai sekarang tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Margiono, dikutip dari Antara, Sabtu (3/12/2022).

Imbauan tersebut untuk menanggapi keresahan masyarakat di NTT tentang informasi potensi gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami dengan ketinggian lebih dari 3 meter.

Margiono menjelaskan NTT merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi oleh patahan-patahan (sesar) mulai dari barat dan selatan (Zona Megathrust), Utara (Flores Back Arc Thrust) dan beberapa patahan-patahan lokal lainnya yang masih aktif.

Dengan demikian NTT memiliki potensi terhadap bahaya gempa bumi yang merusak dan tsunami. Hal ini didukung dengan histori kejadian yang dimana daerah NTT pernah dilanda 12 kali kejadian tsunami sejak tahun 1891-2022.

Ia menjelaskan berdasarkan kajian dan analisis pemodelan simulasi tsunami dengan skenario potensi terburuk yang dilakukan oleh para ahli, bahwa NTT memiliki potensi gempa bumi dengan kekuatan magnitude 8.5 di daerah Selatan Sumba dan magnitudo 7.4 di utara Flores.

"Tetapi ini adalah potensi dan bukan prediksi. Sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu," katanya.

Margiono mengimbau masyarakat NTT agar tidak perlu panik dan tetap waspada dengan melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural dengan membangun bangunan tahan gempa, melakukan tata ruang jalur evakuasi.

Selain itu membekali diri dan mengedukasi orang-orang di sekitar terkait cara-cara melakukan penyelamatan diri terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami.

"Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing isu prediksi gempa bumi yang beredar. Apabila ingin mengetahui lebih jelas dapat menghubungi kami di nomor whatsapp 08113832687," katanya.

BMKG Minta Masyarakat Tak Sebar Hoaks terkait Gempa Cianjur

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta, masyarakat tidak menyebarkan berita palsu atau hoaks terkait gempa Cianjur di Jawa Barat yang banyak beredar di grup percakapan dan media sosial.

Deputi Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi mengatakan, BMKG bersama Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan sosialisasi di beberapa pos pengungsian terkait langkah harus dilakukan ketika terjadi gempa susulan.

"Kita berjalan terus, karena banyak berita hoaks seolah-olah akan terjadi gempa di sini pada jam berapa, ini lagi berkembang," kata Suko dilansir dari Antara, Sabtu (26/11/2022).

Suko meminta, agar masyarakat tidak menyebarkan sebuah informasi kepada pihak lain ketika menerima pesan berantai tentang gempa dari sumber yang tidak jelas. 

"Kalau ada isu akan terjadi gempa yang besar dan lain sebagainya cukup di kita saja tidak usah kita share," tutur Suko.

Hingga Jumat 25 November 2022 pukul 17.00 WIB, telah terjadi 248 gempa susulan, menurut data BMKG. Ia mengatakan bahwa guncangan terbesar untuk gempa susulan mencapai magnitudo 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2.

Mengenai gempa susulan, dia mengatakan tren memperlihatkan kecenderungan menurun. Meski demikian, dia mengingatkan masyarakat di wilayah terdampak untuk menghindari bangunan yang telah rusak untuk menghindari potensi bahaya.

Sampai dengan hari kelima setelah gempa mengguncang Kabupaten Cianjur telah terkonfirmasi 310 orang meninggal dunia, menurut data BNPB sampai dengan Jumat 25 November 2022 sore.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya