Perlu Literasi Digital yang Kuat untuk Cegah Kejahatan terhadap Perempuan di Medsos

Kekerasan yang terjadi para perempuan melalui dunia digital semakin marak.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

 

Liputan6.com, Jakarta - Dibutuhkan literasi digital bagi perempuan demi mencegah terjadinya segala bentuk kejahatan. Terutama kekerasan secara daring yang sering dialami oleh para perempuan di masa pandemi COVID-19.

Hetifah Sjaifudian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, dalam workshop Peningkatan Literasi Digital Untuk Komunitas dengan bertemakan “Literasi Digital Kaum Perempuan Untuk Kemaslahatan Umat” menjelaskan, kekerasan yang terjadi para perempuan melalui daring semakin marak. Hal itu didapati oleh kasus yang terus meningkat hingga puncaknya berada di tahun 2021 dengan mencapai 1.721 kasus.

Ia mengatakan, saat ini kasus yang kerap terjadi terhadap perempuan adalah dengan penyebaran konten porno, peretasan dan pemalsuan akun.

Baginya, perempuan di Indonesia dalam usia produktif terutama usia 18-24 tahun adalah para pengguna media sosial (medsos) terbesar di Indonesia, termasuk Instagram.

“Mereka menggunakan media sodial untuk melihat-lihat, berbagi status, berbagi berita daring, mencari teman maupun berjualan produk,” ucap Hetifah, dikutip dari Antaranews.

Tak hanya itu, ia juga berbagi cara dalam menggunakan media sosial dengan baik dan benar agar perempuan tidak asal dalam mengunggah konten.

Dalam mengunggah konten tidak perlu detail dalam mencantumkan informasi, menjaga etika saat menggunakan media sosial , selalu waspada, tidak langsung percaya pada penyebaran berita dan terlebih dahulu menyaring akun-akun yang diikuti untuk mendapatkan informasi yang valid.

Gloria Natali/Universitas Multimedia Nusantara

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya