Sering Terkecoh Foto Rekayasa AI? Simak Cara Mendeteksinya

Saat ini kepopuleran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan makin meningkat.

oleh Salma Aulia diperbarui 26 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML)
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini popularias artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan makin meningkat. AI telah banyak dimanfaatkan orang karena merupakan tools dan platform yang dapat diakses secara publik.

Kegunaan AI yang bermacam dan dapat digunakan dengan mudah menjadi salah satu daya tarik masyarakat menggunakan teknologi AI. Salah satu kemampuan AI yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah membuat rekayasa foto berdasarkan perintah yang diberikan ke AI. 

Terdapat beberapa AI yang menyediakan layanan rekayasa foto, salah satunya adalah Midjourney. Hasil foto dari rekayasa Midjourney banyak diperbincangkan karena beredar luas di media sosial.

Misalnya, foto pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus yang terlihat bergaya dalam balutan jaket puffer mewah Balenciaga. Lalu, beredar pula foto mugshot mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Beberapa foto yang beredar tersebut setelah ditelusuri, ternyata merupakan hasil rekayasa dari teknologi AI.

Rekayasa foto yang tidak bertanggung jawab seperti itu dapat menimbulkan konflik karena dapat tersebar sebagai hoaks, misinformasi bahkan disinformasi di media sosial. Maka dari itu, penting untuk mengenali dan mendeteksi foto-foto buatan rekayasa AI agar tidak tertipu dengan mudah. 

 

Cara Deteksi Foto Buatan AI

Berikut ini adalah langkah-langkah mendeteksi foto buatan rekayasa AI atau kecerdasan buatan:

  • Kesalahan Klasik Artificial Intelligence (AI)

Foto yang dihasilkan oleh AI, biasanya masih terdapat cela pada bagian-bagian mendetail foto. Maka dari itu perlu sekali untuk melihat lebih teliti detail dari sebuah foto. 

Contoh: Pada foto yang beredar beberapa  saat lalu tentang Paus Fransiskus yang mengenakan jaket puffer putih bermerek Balenciaga yang dikenal sebagai salah satu brand mewah. Dalam foto tersebut, jika diteliti secara seksama, terdapat detail yang kurang pada bagian jari tangannya yang seperti memegang gelas kopi.

 

Foto Paus Fransiskus hasil rekayasa AI
Foto Paus Fransiskus hasil rekayasa AI (Twitter.com/@thepopehive)
  • Jenis Teks dan Tata Letak yang Tidak Konsisten

Foto yang dihasilkan oleh AI biasanya tidak konsisten dalam tata letak dan jenis font yang dipakai. Sebagai contoh, seperti foto Donald Trump, mantan presiden Amerika yang beredar beberapa saat yang lalu. 

Menurut beberapa ahli, dilansir dari Reuters.com, Indikasi yang paling jelas bahwa ini adalah gambar yang dihasilkan oleh AI dilihat dari  huruf dan angka yang tercetak di latar belakang. Terdapat huruf dan angka yang berada dalam satu kalimat yang tidak beraturan. 

 

Foto Donald Trump hasil rekayasa AI
Foto Donald Trump hasil rekayasa AI (Twitter.com/@MsRedTwice)
  • Cek Foto di Situs Pendeteksi Foto AI

Terdapat beberapa platform yang dapat digunakan untuk mendeteksi deepfake maupun foto hasil AI. salah satunya adalah Hugging Face.

  • Pahami Konteks Foto

Dilansir dari Reuters.com, menurut Dr. Andrew Chen yang merupakan seorang rekan peneliti Koi Tū The Centre for Informed Futures di The University of Auckland,  Konteks eksternal dapat menjadi sama pentingnya dengan detail dalam gambar itu sendiri dalam memastikan keabsahan sebuah foto.

Memahami konteks foto dapat dilakukan dengan mempertanyakan apakah situasi yang digambarkan itu mungkin terjadi atau tidak. Karena, terdapat beberapa foto yang dihasilkan AI disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang tokoh tertentu seperti beberapa contoh yang disebutkan sebelumnya. 

Oleh karenanya, memahami konteks secara detail dan menyeluruh, mulai dari menelusuri konteks di balik menyebarnya foto, konteks eksternal foto, dan lain sebagainya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya