Dituding Pilih Rute Tak Rasional Soal Merpati, Ini Dalih BUMN

Menteri BUMN sampai saat ini terus menunggu keputusan Kementerian Perhubungan mengenai izin terbang kembali PT Merpati Nusantara Airlines.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Apr 2014, 11:33 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2014, 11:33 WIB
Merpati
(Foto: Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai saat ini terus menunggu keputusan Kementerian Perhubungan mengenai izin terbang kembali PT Merpati Nusantara Airlines (Persero).

Merpati telah berhasil melakukan kerjasama operasional (KSO) dengan dua perusahaan swasta dan telah memutuskan untuk mengawali penerbangan dari hasil KSO untuk rute Indonesia-Jeddah.

Namun Kementerian Perhubungan beralasan tak kunjung memberikan izin terbang untuk rute tersebut karena Kemenhub lebih meminta Merpati untuk menerbangi rute domestik terlebih dahulu.

Bahkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa turut menanggapi rute Indonesia-Jeddah tersebut dinilainya kurang efisien mengingat sudah banyak maskapai penerbangan yang menerbangi rute itu.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Wahyu Hidayat menjelaskan rute Indonesia-Jeddah adalah sebuah rute yang menurutnya berpotensi.

"Di Hongkong itu saya pernah lihat, di sana orang Indonesia antri ke Jeddah pakai Catay Pasific, dari Indonesia ke Hongkong dulu, itu kan bagus sebenarnya," jelasnya yang ditulis Sabtu (5/4/2014).

Untuk itu, demi segera mendapatkan izin terbang, Wahyu mengaku terus melakukan pembicaraan dengan jajaran pejabat di Kementerian Perhubungan.

"Saya juga sudah telfon Pak Bambang (Wamenhub), telfon Pak Herri (Dirjen Perhubungan Udara), tapi belum kaluar juga, tapi kan karena mungkin belum dikasih, ya mau gimana lagi," tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya