Pencinta Sepeda Ontel Palembang, Hobi Jadul yang Berjiwa Muda

Keberadaan sepeda ontel yang menjadi salah satu alternatif kendaraan mandiri memang tidak setenar masanya dulu.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Apr 2016, 08:24 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 08:24 WIB
Pecinta Sepeda Ontel Palembang, Hobi Jadul Yang Berjiwa Muda
Keberadaan sepeda ontel yang menjadi salah satu alternatif kendaraan mandiri memang tidak setenar masanya dulu.

Citizen6, Palembang Keberadaan sepeda ontel yang menjadi salah satu alternatif kendaraan mandiri memang tidak setenar masanya dulu. Kesan jaman dulu (jadul) langsung tersemat kepada para pengguna kendaraan tua ini. Di Palembang sendiri, sangat jarang melihat masyarakat berlalu lalang di jalanan dengan menggunakan sepeda ontel.

Namun, bagi para pecinta sepeda ontel, memiliki kendaraan jadul ini menjadi suatu kebanggan tersendiri. Pasalnya, sepeda ini tidak diproduksi lagi dan sangat jarang dijual di pasaran. Mereka yang mencintai kesederhanaan inilah yang senang berburu sepeda ontel hingga ke daerah manapun.

Seperti Suyoto Wiknyo, pecinta ontel yang juga menjabat sebagai Ketua Palembang Onthel Community (POC), lebih memilih mengoleksi sepeda ontel dibandingkan kendaraan lainnya yang tidak ramah lingkungan.

Keberadaan sepeda ontel yang menjadi salah satu alternatif kendaraan mandiri memang tidak setenar masanya dulu.

“Kalau dibandingkan mengoleksi sepeda motor tua, saya lebih tertarik mengoleksi sepeda ontel. Karena sepeda mengandung tiga unsur, ramah lingkungan, hemat dan sehat. Untuk mendapatkan sepeda ontel juga susah-susah mudah, harganya juga tidak menentu. Semakin tua, semakin sayang untuk dijual,” ujar pria paruh baya ini.

Saat ini, dirinya mempunyai tiga unit sepeda ontel dirumahnya. Bahkan, salah satu koleksi sepeda ontelnya diproduksi tahun 1952. Suyoto mendapatkannya dari hibah kerabatnya dan hingga kini koleksi sepeda ontelnya tersebut masih bisa digunakan untuk sekedar berjalan-jalan santai ataupun berkumpul dengan pecinta ontel lainnya.

Sama halnya dengan Jili Gunter,Ketua Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Sumsel, ketertarikannya terhadap sepeda ontel karena mencerminkan kesederhanaan dan bisa menjadi ajang silaturahmi antar pecinta ontel.

“Walau terkesan mati suri, tapi aktivitas ontelis masih ada. Penggemar sepeda ontel tidak hanya orang tua saja, tapi ada juga mahasiswa, polisi dan pengusaha. Ontel berawal dari hobi, berkembang jadi komunitas,” ungkapnya.

Keberadaan sepeda ontel yang menjadi salah satu alternatif kendaraan mandiri memang tidak setenar masanya dulu.

Kelangkaan stok sepeda ontel juga tidak menjadi kendala baginya. Jika tidak mendapatkan stok sepeda ontel atau sulitnya mendapatkan sparepart sepeda, ia dan pecinta ontel lainnya tidak putus asa. Mereka sering menggunakan sparepart sepeda modern untuk membuat bentuk sepedanya lebih bagus dan bisa digunakan.

“Sebagai pecinta ontel, kita tidak akan menjual sepeda hanya untuk pajangan orang saja. Pasti akan kita rawat, apalagi sudah tidak ada lagi produksinya,” ungkapnya.

Meski mereka sudah berusia lanjut, namun semangatnya untuk mengembalikan kejayaan sepeda ontel membara seperti berjiwa muda. Bahkan setiap minggunya, para pecinta sepeda ontel sering berkumpul di Kambang Iwak Family (KIF) Park, untuk sekedar bercengkrama ataupun berbagi pengalaman seputar bersepeda ontel.

Penulis :
Nefri Ryu
Penulis dan Tukang Plesiran
Instagram : @nefri_ryu
Facebook : Nefri Ryu

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya