Sering Disetrap, Budhia Singh Jadi Pelari Marathon Termuda Dunia

Budhia Singh telah dianugerahi sebagai pelari marathon termuda dunia oleh Buku Rekor Limca tahun 2006.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 06 Agu 2016, 19:15 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2016, 19:15 WIB
Sering Disetrap, Budhia Singh Jadi Pelari Marathon Termuda Dunia
Budhia Singh telah dianugerahi sebagai pelari marathon termuda dunia oleh Buku Rekor Limca tahun 2006.

Liputan6.com, India - Anak-anak biasanya identik dengan dunia belajar dan bermain. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi bocah asal Odisha, India ini.

Budhia Singh memang tak seperti bocah pada umumnya yang masih sibuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Meski usianya masih sangat belia, bocah kelahiran 10 Februari 2002 ini telah dianugerahi sebagai pelari marathon termuda dunia oleh Buku Rekor Limca tahun 2006.

Ketika itu Budhia masih berusia empat tahun dan sudah berhasil berlari sejauh 65 kilometer dari Bhubaneswar ke Puri dalam waktu 7 jam 2 menit. Hebatnya lagi, ia juga telah menyelesaikan 48 lomba marathon di India dengan mendapat berbagai penghargaan.

 

Kisah Budhia Singh

Sering Dihukum Lari, Budhia Singh Malah Jadi Pelari Marathon Termuda
dok: hindustantimes.com

Prestasinya larinya ternyata tak semulus kisah hidupnya, karena ia terlahir dari keluarga miskin. Sepeninggal ayahnya, ibu Sukanti Singh merasa tak sanggup lagi untuk menghidupi anak laki-lakinya itu. Ketika sang anak berusia dua tahun, ia terpaksa menjual Budhia kepada seorang pedangan asongan yang tertarik membelinya dengan harga 800 Rupee atau setara dengan Rp 160 ribu.

Mengetahui sang anak mendapat perlakuan tak baik, Sukanti pun meminta pengurus sebuah panti asuhan yang juga pelatih judo, Biranchi Das untuk mengambil Budhia kembali.

Setelah tinggal di panti, Budhia ternyata berperilaku nakal dan bandel sehingga Biranchi sering mengukumnya dengan cara menyuruhnya berlari berkeliling rumah selama berjam-jam. Tak disangka, hukuman tersebut malah membuatnya memiliki stamina yang kuat.

Sejak itu Budhia akhirnya dilatih untuk menjadi pelari marathon. Hasilnya memang sangat membanggakan. Diusinya kini Budhia sudah banyak mendapat penghargaan dan beasiswa di Sekolah Negeri DAV di Chandrasekharpur, India.

Sayangnya, ditengah kepopuleran Budhia sebagai pelari marathon, Biranchi ditemukan meninggal dengan luka tembak. Budhia kemudian tinggal di sebuah Sports Hostel milik pemerintah dengan 144 anak lainnya.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya