Mahasiswa Unsoed Ciptakan Aplikasi Pendeteksi Lilin pada Gorengan

Dengan aplikasi ini, petugas pengawas makanan dan masyarakat umum dapat mendeteksi keamanan gorengan yang dikonsumsinya secara cepat

oleh Sulung Lahitani diperbarui 15 Jul 2017, 13:15 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2017, 13:15 WIB
Mahasiswa UNSOED Ciptakan Aplikasi Pendeteksi Lilin pada Gorengan
Doc: Istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Gorengan merupakan makanan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih, renyah, dan harganya yang murah membuat makanan ini banyak digemari masyarakat.

Meningkatnya kegemaran masyarakat akan gorengan menyebabkan persaingan antar-pedagang semakin ketat. Ketatnya persaingan ini terkadang membuat gorengan tidak habis terjual. Tentu hal ini dapat merugikan pedagang gorengan, sehingga banyak pedagang mencari cara agar gorengannya tetap renyah dan enak walaupun disimpan berhari-hari.

Salah satunya dengan menambahkan lilin pada minyak panas yang digunakan untuk menggoreng. Campuran lilin ini memberikan efek renyah pada gorengan.

Lilin yang bukan bahan tambahan pangan sulit diuraikan oleh enzim, sehingga dapat membahayakan fungsi pencernaan. Lilin yang dicampurkan dalam makanan berbahaya karena dapat menyebabkan kanker hati, usus, atau leukemia.

Metode yang sudah digunakan untuk menganalisis lilin, yaitu GC-MS, GC- FID, KLT, dan FTIR, tetapi instrumen tersebut sangat mahal dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk analisisnya. Oleh sebab itu, diperlukan analisis yang cepat, murah, dan efisien untuk membantu petugas pengawas makanan, dan mudah digunakan masyarakat secara umum.

Dengan latar belakang tersebut, empat mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jenderal Soerdiman menciptakan “Smartwax analysis”. Smartwax analysis ini merupakan reagen pendeteksi kandungan lilin dalam gorengan dengan menggunakan ponsel pintar.

Mereka adalah Yulia mahasiswi Farmasi 2014, Kiki Faysh Fauzy mahasiswi Farmasi 2013, Fira Nurul Awanda mahasiswi Kimia 2013, dan Abdillah Hanif Al-Faruqi mahasiswa Farmasi 2015.

Yulia menjelaskan bahwa dengan Smartwax analysis ini, petugas pengawas makanan dan masyarakat umum dapat mendeteksi keamanan gorengan yang dikonsumsinya secara cepat. Selain itu, Smartwax analysis juga telah dibandingkan dengan metode KLT dan terbukti lebih efektif, efisien, dan lebih murah.

Proses deteksi menggunakan Smartwax analysis dilakukan dengan cara melarutkan gorengan dengan pelarut yang telah disediakan dalam box Smartwax analysis kemudian ditetesi reagen yang telah disediakan. Perubahan warna yang terjadi pada larutan, difoto menggunakan aplikasi pada ponsel pintar sehingga dapat diketahui kadar lilin yang terdapat dalam gorengan. Aplikasi ini juga dapat diunduh di Play Store sehingga analisis kandungan lilin pada gorengan dapat digunakan masyarakat secara umum.

Dijelaskan oleh Kiki Faysh Fauzy bahwa penemuan yang dibimbing oleh Bapak Hendri Wasito, M.Sc., Apt ini telah diusulkan untuk bersaing dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diadakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia 2016. Dari puluhan ribu usulan dari berbagai universitas di Indonesia, akhirnya PKM Penelitian ini berhasil lolos pendanaan DIKTI tahun 2017. Smartwax analysis ini juga akan segera dipatenkan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya