Pentingnya Peran Swasta untuk Selamatkan Jakarta

Berbagai resep telah dicoba untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang manusiawi.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 25 Agu 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2017, 21:00 WIB
Pemprov DKI akan Tambah Larangan Sepeda Motor di Tiga Jalan Protokol
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (22/6). Pemprov DKI berencana akan menambah ruas jalan yang tidak boleh dilalui oleh sepeda motor di tiga ruas jalan protokol ibu kota. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai resep telah dicoba untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang manusiawi. Namun ibukota Indonesia ini tetap saja kusut dan semrawut.

Dana besar telah dikucurkan untuk membangun Jakarta. Bahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta jauh lebih besar ketimbang kota-kota lainnya. Bahkan dengan kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya, APBD Jakarta mencapai 9 kali lipat lebih besar. Tahun lalu, APBD Jakarta adalah Rp 67,1 trilliun, sementara Surabaya hanya Rp 7,9 trilliun.

Suka atau tidak, Jakarta masih akan menjadi magnet raksasa bagi jutaan perantau dari berbagai daerah. Pembangunan infrastuktur di Jakarta yang lebih massif dan cepat dibandingkan kota-kota lain akan memperkuat keyakinan para pemburu pekerjaan bahwa Jakarta adalah kota paling menjanjikan. Mereka tak perduli bahwa Jakarta sesungguhnya sudah lama kedodoran menghadapi melesatnya jumlah penduduk.

Dalam kondisi seperti ini, Jakarta jelas membutuhkan kerjasama dengan wilayah di sekitarnya. Jakarta perlu berbagi beban sekaligus keuntungan dengan para tetangganya. Dengan kata lain, langkah kongkrit untuk membangun hubungan saling menguntungkan dengan para tetangganya wajib diayunkan secara jelas dan tegas.

Di tengah ketatnya persaingan ekonomi global, percepatan pembangunan terintegrasi bersifat antar wilayah tak terhindarkan. Tujuan pembangunan terintegrasi semacam itu adalah untuk menghabisi inefesiensi ekonomi yang telah membuat arus barang dan orang tersendat sendat serta biaya produksi menjadi mahal. Keberhasilan memerangi inefisiensi tentu saja berbuah pada kemampuan kota membangun kawasan pemukiman yang nyaman, sehat, dan aman.

Keterlibatan Swasta

Peran swasta swasta jelas tak bisa diabaikan karena tak mungkin APBN dan APBD sanggup memenuhi semua kebutuhan pembangunan yang bersifat antar wilayah. Bahkan, lembaga keuangan dunia sekelas Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) juga ikut mendorong keterlibatan swasta dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan antar wilayah berjangka panjang. Mereka percaya, itulah resep paling mujarab untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang sehat.

Manfaat dari semua hal di atas bagi Jakarta sebagai ibukota negara adalah bisa membebaskan diri dari banjir yang menerjang setiap musim hujan, kebakaran kampung yang berkobar berkali kali setiap tahun, kawasan kumuh yang meluas, dan kemacetan yang sudah lama menjadikan Jakarta bagaikan kawah penyiksaan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya