Sulistyorini Ubah Tas Kresek Jadi Bunga Plastik Cantik

Dari pencapaiannya , Rini berharap bisa ekspor karyanya. Karena menurutnya, ini adalah handmade yang susah untuk ditiru dan punya keunikan

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2017, 17:00 WIB
Ibu sulistyorini pengrajin Bunga plastik kresek asal jogjakarta
Kini usaha yang telah berjalan lima tahun ini, sudah berhasil menarik perhatian masyarakat berbagai kota

Liputan6.com, Jakarta Jogjakarta, kota gudeg yang selalu menawarkan kesederhanaan dan keindahan objek wisatanya. Bahkan buah tangan dari kota ini selalu menjadi incaran pengunjung saat berada di sana. Tak heran banyak pengrajin di kota ini.

Sulistyorini, misalnya.Wanita asal Bantul ini menjadi salah satu pengrajin Bunga plastik kresek. Unik dan berbeda dari yang lainnya. Itulah konsep yang dipertahankan ibu rumah tangga ini hingga kini. Sehingga ratusan bunga cantik tercipta dari tangannya.

Bermula dari kebiasaannya melihat plastik yang warnanya banyak dan  bagus-bagus. Sedangkan jika dijual tidak laku, di bank sampah juga tidak laku, didiamkan juga tidak bisa busuk. Kemudian muncul ide darinya.

Singkat cerita waktu itu dirinya mengikuti sebuah pelatihan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH)  untuk pembuatan limbah lain. Lalu wanita berhijab ini melihat sebuah slide pembuatan daur ulang plastik. Dalam benaknya seketika muncul ide untuk membuat bunga dari plastik kresek bekas, yang sepertinya akan sangat bagus.

Tak perlu waktu lama, Rini menjalankan idenya tersebut. Proses belajar secara otodidak ia lakukan, tidak ada yang mengajarinya sama sekali.

Kesempatan baik menghampirinya kala itu. Sebuah pameran dari BLH memberikan fasilitas untuknya. Rini pun mencoba menjual hasil karyanya tersebut dalam pameran itu dan ternyata peminatnya cukup banyak.

Dari pameran tersebut, wanita yang sangat menyukai bunga ini pun berkeinginan untuk mengembangkan usahanya. Inspirasi ia cari melalui alam, termasuk membuat pola sekalipun.

“Kita itu tidak bisa rekayasa bentuk bunga, karena bunga adanya di alam ya kita harus cari langsung. Seperti bunga sepatu misalnya," ungkap Rini saat ditemui di booth  Pemda DIY dalam pameran Indonesia Climate Change 2017 di JCC.

Harga jual yang cukup murah antara lima ribu sampai 150 ribu rupiah, membuat usaha Rini semakin berkembang. Beberapa karyawan pun ia miliki untuk membantu produksi bunga plastik kresek ini. Meskipun karyawannya tidak datang setiap hari , namun produksi tetap ia lakukan setiap hari. Karyawan hanya dibutuhkan Rini saat orderan banyak. Sebuah show room di pasar seni gabusan, Yogyakarta pun telah ia miliki.

Harga jual yang cukup murah antara lima ribu sampai 150 ribu rupiah, membuat usaha Rini semakin berkembang

 

Untuk proses pembuatan Bunga plastik ini sendiri terbilang sederhana. Dimulai dari mengumpulkan plastik, kemudian diambil beberapa lembar, dipilih warnanya yang sama dan ukuran sama. Selanjutnya plastik kresek tersebut dilembarin pakai kertas yg tipis dan tidak  ada tulisannya. Terakhir langsung disetrika manual. Jadilah bahan yang bisa dibuat pola untuk kemudian dijadikan bunga atau tas.

Kini usaha yang telah berjalan lima tahun ini, sudah berhasil menarik perhatian masyarakat berbagai kota. Omset yang ia dapatkan pun lumayan besar setiap bulannya. Dari pencapaiannya tersebut, Rini berharap bisa mengekspor karya nya. Karena menurutnya, ini adalah handmade yang susah untuk ditiru dan punya keunikan tersendiri. Dirinya pun tidak lagi perlu beli bunga mahal, karena bisa membuat sendiri.

 

Penulis:

Lasmie

Reporter Liputan6.com

 

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya