10 Fakta Nauru, Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Paling Miskin

Dalam kurun waktu kurang dari tiga dekade, Nauru beralih dari negara terkaya di dunia menjadi salah satu negara termiskin.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 29 Nov 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2017, 07:00 WIB
10 Fakta Nauru, Negara Kaya Raya yang Kini Jadi Paling Miskin
Dalam kurun waktu kurang dari tiga dekade, Nauru beralih dari negara terkaya di dunia menjadi salah satu negara termiskin.

Liputan6.com, Jakarta - Nauru adalah sebuah pulau yang memiliki luas sekitar delapan setengah mil persegi dengan populasi penduduknya kurang lebih sekitar 10.000 orang. Letaknya ada di Pasifik Selatan, berada di tengah-tengahnya antara Australia dan Hawai.

Nauru ini memiliki sejarah menarik yang sarat akan pelajaran hidup di baliknya. Dalam kurun waktu kurang dari tiga dekade, Nauru beralih dari negara terkaya di dunia menjadi salah satu negara termiskin. Semua itu disebabkan karena keserakahan penduduknya sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, pencucian uang, dan serangkaian money-making schemes (permainan uang) yang kurang dipahami.

1. Pada tahun 1980, Nauru merupakan negara paling kaya, hingga pada tahun 2017, posisinya anjlok menjadi lima negara paling miskin di dunia

Predikat negara paling kaya tersebut diperoleh tak lain karena pendapatan besar pemerintah dengan menjual fosfat. Pulau ini memiliki banyak simpanan batu fosfat bermutu tinggi yang terbentuk sebagai hasil dari guano seabird selama beberapa milenium. Pada tahun 1975, negara tersebut mendapatkan uang sebesar 2,5 miliar dolar yang menjadikannya negara dengan pendapatan tertinggi per penduduk di dunia.

Pendapatan sebesar itu membuat pemerintah membebaskan pajak dan memberikan layanan penting secara gratis termasuk perawatan kesehatan, perawatan gigi, transportasi bus, dan pendidikan. Jika ada salah satu penduduk Nauru membutuhkan perawatan medis yang tidak tersedia di pulau itu, pemerintah yang akan membayar untuk menerbangkannya ke Australia.

Selain itu, orang-orang Nauran (julukan warga negara Nauru) yang berkualitas bisa pergi ke universitas di Australia secara gratis. Tak hanya itu, perumahan pemerintah juga tersedia dengan harga sangat murah kurang dari 5 dolar per bulan. Tapi kejayaan Nauru tiba-tiba runtuh saat persediaan fosfat mulai habis.

2. Nauru mulai mengalami kekeringan berkepanjangan dan ada teori yang menyebutkan bahwa itu disebabkan oleh "efek oven”, akibat penambangan secara besar-besaran.

Selama bertahun-tahun, penambangan fosfat yang luas telah menghasilkan hampir 80% interior pulau menjadi tidak dapat dihuni karena ditutupi oleh tambang di permukaan yang ditinggalkan. Bahkan fenomena ini digambarkan sebagai "padang pasir bergerigi yang tandus," penuh dengan kanal batu, tonjolan karang, dan menara batu kapur. Akibatnya, penduduk Nauru hanya tinggal di tepi-tepi luar pulau.

3. Pada awal 1990-an, sumber fosfat mulai padam

Pemerintah mencoba mencari sumber pendapatan lain dengan berbagai cara tapi akhirnya justru bangkrut. Salah satu rencananya adalah berinvestasi di sebuah pertunjukan teater musikal.

Salah satu penasihat keuangan pemerintah sebelumnya adalah seorang roadie untuk sebuah band pop Inggris dan telah turut menulis musikal dengan penyanyi utama band tersebut. Musikal ini didasarkan pada kehidupan Leonardo Da Vinci dan disebut "Leonardo the Musical: A Portrait of Love." Penasihat keuangan tersebut meyakinkan pemerintah untuk membiayai pertunjukan tersebut.

Pertunjukan debutnya di London pada bulan Juni 1993, tapi sayang justru sebagian besar penonton pergi sebelum pertunjukan berakhir. Hal itu ditentang oleh kritikus karena plot bertele-tele dan akhirnya acara malah ditutup beberapa minggu kemudian. Dengan berinvestasi dalam pertunjukan tersebut, pemerintah kehilangan sekitar 7 juta dolar menurut jumlah mata uang hari ini.

Itu bukan satu-satunya kasus Nauru memiliki keberuntungan yang buruk dengan penasihat keuangannya. Penasihat lain juga tercatat pernah menggelapkan 60 juta dolar dari negara tersebut. Juga, pemerintah Nauru jatuh karena penipuan investasi pada tahun 1992 dan sampai kehilangan uang sebanyak 30 juta dolar. Penipuan itu melibatkan penjualan investor seperti Nauru "prime bank notes" yang konon diperdagangkan secara rahasia oleh orang-orang super kaya.

Selengkapnya, baca langsung di: http://www.kampungbaca.com/2017/11/10-fakta-nauru-negara-kaya-raya-yang.html

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya