Liputan6.com, Singapura - Hingga saat ini Facebook masih menjadi platform jejaring sosial terbesar di dunia. Setidaknya 1,5 Miliar pengguna saling berkomunikasi di Facebook setiap harinya. Angka tersebut tentunya mengalahkan pengguna aktif jejaring sosial lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Komitmen Facebook untuk menjadi platform yang aman membuatnya tak segan mengambil tindakan tegas terhadap konten-konten negatif yang melanggar aturan. Salah satunya yakni dengan menghapus konten hingga menonakifkan akun sementara waktu.
Nyatanya Facebook telah berhasil menghapus puluhan juta konten negatif hingga ratusan juta akun palsu di platform-nya. Dave Geraghty, selaku Direktur Operasional Global Facebook, mengatakan ini merupakan langkah nyata keseriusan Facebook meminimalisir pengaruh negatif kepada penggunanya.
"Untuk mengatasi berbagai konten negatif tersebut Facebook memiliki tim kebijakan, tim operasi, dan tim produk. Pengguna dapat melaporkan konten apa pun di Facebook dan tim yang relevan akan meninjau konten yang dilaporkan," ujar Dave dalam keterangannya ketika menghadiri Facebook Forums: Community Standards di Singapura beberapa waktu lalu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rincian Jenis Konten yang Dihapus
Facebook tercatat telah menghapus sebanyak 583 juta akun palsu dan 837 juta konten berisi spam. Tak cukup sampai di situ, Facebook juga mencabut 21 juta unggahan berbau pornografi dan foto yang menunjukkan aktivitas seksual. 96% diantaranya telah terlebih dahulu dideteksi oleh sistem algoritma keamanan Facebook sebelum pengguna lain melaporkannya.
Tak kalah penting, berbagai ujaran kebencian serta propaganda terorisme juga menjadi fokus Facebook. Lebih dari 1,9 juta unggahan berbau propaganda terorisme berhasil dideteksi 99,5% oleh mesin sebelum dilaporkan oleh pengguna lain. Sementara 2,5 juta ujaran kebencian juga berhasil dicabut namun hanya dengan keakuratan 38%.
Hal ini lantaran berbagai ujaran kebencian sedikit sulit untuk dideteksi oleh mesin pemindai. Oleh karena itu, selain memanfaatkan mesin Facebook juga bekerjasama dengan tim dari berbagai belahan dunia untuk membedakan konten yang ditulis pengguna dalam berbagai bahasa.
Advertisement