Liputan6.com, Jakarta Mendekati hari raya idul fitri, sudah banyak pedagang yang menjajakan cangkang ketupat di mana-mana. Tentu harga yang ditawarkan tiap pedagang berbeda-beda. Semakin mendekati lebaran, maka harga satu buah cangkang ketupat bisa menjadi lebih mahal.
Baca Juga
Advertisement
Bagi beberapa orang, memasak ketupat bisa menjadi hal yang sangat sulit. Jadi sebagai alternatif mereka akan lebih memilih membeli ketupat yang sudah jadi agar bisa langsung dimakan.
Meskipun makanan ini telah menjadi makanan khas saat lebaran, tetapi tahukah kamu filosofi yang ada di balik ketupat?
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa. Seorang anggota dari wali sanga yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Di dalam penyebarannya, Sunan Kalijaga membudayakan istilah yang dikenal dengan Bakda. Bakda sendiri memiliki arti "setelah". Ada dua buah Bakda yang dibudayakan, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Bakda Lebaran adalah saat Hari Raya Idul fitri, di mana seluruh umat Islam diharamkan untuk berpuasa. Sedangkan Bakda Kupat adalah hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa Syawal selama enam hari.
Biasanya, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah lebaran.
Kupat sendiri merupakan singkatan dari frasa dalam bahasa jawa "ngaku lepat" yang artinya mengakui kesalahan. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa kupat merupakan singkatan dari "laku papat" atau empat tindakan.
Tradisi sungkeman yang sering dilakukan, menjadi implementasi dari ngaku lepat bagi masyarakat Jawa. Prosesi sungkeman, dilakukan dengan bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf atas berbagai kesalahan terdahulu.
Hingga saat ini, tradisi sungkeman masih membudaya di kalangan masyarakat suku Jawa. Tradisi sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, dan meminta keikhlasan serta ampunan dari orang tua.
Laku Papat Saat Lebaran
Laku papat merupakan empat tindakan yang ada pada momen lebaran. Empat tindakan itu adalah Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan.
Lebaran memiliki makna "usai" yang menandakan berakhirnya watu berpuasa. Lebaran berasal dari kata "lebar" yang berarti pintu ampunan yang terbuka lebar.
Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran untuk selalu bersedekah kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Tradisi zakat fitrah menjelang lebaran pun menjadi hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Selain itu, zakat juga menjadi wujud dari kepedulian kepada sesama manusia.
Leburan memiliki makna habis dan melebur. Artinya, pada momen lebaran semua dosa dan kesalahan akan melebur habis, karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Laburan sendiri berasal dari kata "labur" atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan sebagai penjernih air maupun pemutih dinding.
Kata tersebut bermakna agar manusia selalu menjaga kesucian, baik secara lahir maupun batin, antara sesama manusia.
Â
Reporter:
Rahma Wulan Mei Anjaeni
Universitas Pendidikan Indonesia
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement