Bekerja 10 Hari Tanpa Henti Hadapi Virus Corona, Apoteker Tewas karena Kelelahan

Ia tewas setelah bekerja tanpa henti selama 10 hari memeriksa pengendara yang mungkin terinfeksi virus corona

oleh Sulung Lahitani diperbarui 07 Feb 2020, 13:02 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2020, 13:02 WIB
Bekerja 10 Hari Tanpa Henti Hadapi Virus Corona, Apoteker Tewas karena Kelelahan
Doc: China Youth Daily

Liputan6.com, Hunan - Seorang apoteker muda yang ditugaskan di garis depan untuk mengatasi virus Corona dilaporkan tewas karena kelelahan bekerja. Apoteker muda tersebut yakni Song Yingjie (28) yang menjabat sebagai wakil pemimpin kelompok farmasi di sebuah pusat kesehatan di daerah Hengshan di provinsi Hunan.

Menurut China Youth Daily, pria muda itu telah bekerja di pusat kesehatan itu sejak April 2016. Setelah virus Corona merebak, ia ditempatkan di gerbang tol dengan tugas memantau suhu masyarakat dan mendistribusikan pasokan medis.

Dia dilaporkan mulai bekerja pada 25 Januari dan terus bekerja selama 10 hari penuh, seharian penuh untuk tetap memantau virus Corona yang kemungkinan dibawa pengendara. Setelah menyelesaikan shiftnya pada tanggal 3 Februari, Song kembali ke asramanya untuk istirahat.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tewas dalam tidur setelah diberi waktu istirahat

Bekerja 10 Hari Tanpa Henti Hadapi Virus Corona, Apoteker Tewas karena Kelelahan
Doc: China Youth Daily

Sayang, rekan-rekannya kemudian menemukan dia tak lagi bernyawa setelah itu. Mereka mencurigai Song meninggal karena serangan jantung setelah terlalu banyak bekerja.

Kini, investigasi atas penyebab kematian Song tengah berlangsung.

 

Keluarga terpukul atas kepergiannya

Orang-orang berjalan melewati Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona.
Orang-orang berjalan melewati Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Adik Song yang terisolasi di Wuhan, menggambarkan kakaknya sebagai sosok yang pekerja keras dan bijaksana.

"Dia selalu membantu pekerjaan rumah di rumah dan mendapat pujian atas kemampuannya oleh bosnya," ungkap sang adik seperti dikutip dari Mail Online.

"Kepergiannya benar-benar berita buruk bagi keluarga kami," tambahnya.

Sementara itu Ayah Song mengaku sempat berkomunikasi lewat ponsel dengan anaknya sebelum Song tewas.

"Anak saya bekerja (sebagai tenaga medis) di jalan raya. Anda bertanya apakah saya takut? Sekarang dia telah tiada, hati saya hancur," kata pria itu.

 

Respons netizen

Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020.
Staf medis memindahkan seorang pasien dari ambulans ke rumah sakit Jinyintan, tempat pasien-pasien terinfeksi virus corona dirawat di Wuhan, provinsi Hubei, China pada Senin 20 Januari 2020. (Source: AP)

Pejabat pemerintahan setempat dilaporkan membantu keluarga Song setelah insiden itu terjadi. Di sisi lain, pengguna Weibo yang mengetahui kabar tersebut beramai-ramai menyampaikan bela sungkawa dan memuji Song sebagai pahlawan.

"Dia meninggalkan kita pada usia yang begitu muda."

"Pria ini akan dikenang sebagai pahlawan. Kami tidak akan melupakan perannya dalam memerangi wabah ini."

"Pasti butuh kerja keras berada di garis depan. Orang-orang ini memberikan segalanya. Kalau saja kita memiliki lebih banyak cadangan personel."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya