Kaitan Bulan Purnama dengan Lolongan Serigala, Simak Penjelasan Ahli

Bulan purnama selalu diidentikkan dengan lolongan serigala. Bagaimana pendapat ahli?

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2020, 02:01 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 02:01 WIB
FOTO: Keindahan Supermoon Terakhir di Tahun 2020
Bulan purnama terlihat di wilayah Taunus, Frankfurt, Jerman, Kamis (7/5/2020). Fenomena supermoon atau di belahan Bumi lain disebut flower moon ini merupakan yang terakhir di tahun 2020. (AP Photo/Michael Probst)

Liputan6.com, Jakarta - Kemunculan bulan purnama senantiasa diidentikkan dengan suara lolongan serigala. Terutama dikaitkan dengan mitologi dan imajinasi massa. Benarkah?

Saat bulan purnama tiba, maka serigala bakal melolong secara liar. Ternyata, kemunculan bulan purnama disertai serigala melolong murni kebetulan belaka.

"Para ahli tidak menemukan hubungan antara fase bulan purnama dan serigala melolong," tulis Animal Planet, seperti dikutip Liputan6.com, Sabtu 27 Juni 2020.

"Serigala lebih sering tidur di siang hari karena mereka aktif di malam hari," imbuh Animal Planet.

Hanya saja, mengapa serigala mengarahkan wajah mereka ke bulan purnama dan bintang ketika mereka melolong?

Ini semua tentang akustik. Sebab, memproyeksikan panggilan mereka ke atas memungkinkan suara untuk dibawa lebih jauh.

Komunikasi adalah motivator utama serigala melolong karena berbagai alasan dalam lingkup itu. Tujuannya termasuk menyampaikan lokasi, saling mengingatkan akan bahaya yang akan datang. Dalam kasus lolongan, para serigala mencari pesaing agar mengetahui kekuatan mereka.

Boleh dibilang, sekelompok kecil serigala yang melolong bersama saat bulan purnama bisa terdengar seperti kelompok besar. Ini membuat persaingannya dalam kegelapan tentang ukuran mereka yang sebenarnya --sama seperti gertakan dalam permainan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Video Pilihan


Asal-usul Bulan Purnama dan Lolongan Serigala

Ilustrasi serigala (AFP)
Ilustrasi serigala (AFP)

Jadi, bagaimana rumor tentang bulan purnama dan serigala menyebar selalu dikaitkan hingga saat ini?

Seperti banyak dongeng, kisah ini dimulai dan diakhiri dengan para penatua (orang yang dituakan). Konsensus umum itu berasal dari seni dan mitologi penduduk asli Amerika.

 


Peradaban Kuno

FOTO: Keindahan Supermoon Terakhir di Tahun 2020
Bulan purnama terlihat di atas langit Singapura, Kamis (7/5/2020). Fenomena supermoon atau di belahan Bumi lain disebut flower moon ini merupakan yang terakhir di tahun 2020. (Xinhua/Then Chih Wey)

"Banyak peradaban kuno yang merentang kembali ke Zaman Neolitik terus-menerus memasangkan serigala dengan bulan dalam gambar dan sastra, yang akhirnya berkembang menjadi kepercayaan populer saat ini," menurut Animal Planet.


Hewan Peliharaan Dewi Hecate

FOTO: Keindahan Supermoon Terakhir di Tahun 2020
Bulan purnama terlihat di atas Kastil Larisa, Argos, Yunani, Kamis (7/5/2020). Fenomena supermoon atau di belahan Bumi lain disebut flower moon ini merupakan yang terakhir di tahun 2020. (Xinhua/Marios Lolos)

"Hecate, dewi bulan Yunani, memelihara rombongan anjing. Hal yang sama berlaku untuk Diana, dewi bulan Romawi dan perburuan. Mitologi Nordik menceritakan tentang sepasang serigala yang mengejar bulan dan matahari untuk memanggil siang dan malam."

(Teddy Tri Setio Berty/Hariz Barak)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya