8 Terobosan Penanganan Covid-19 ala Jokowi

Presiden Jokowi meminta 8 terobosan untuk penanganan pandemi corona Covid-19 di Indonesia. Apa saja?

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2020, 02:01 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 02:01 WIB
Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih menyoroti penanganan pandemi corona Covid-19 di Indonesia. Kali ini Jokowi meminta para menteri membuat beberapa terobosan baru.

"Sekali lagi saya minta agar kita bekerja tidak linear. Saya minta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat," ucap Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang disiarkan secara virtual, Senin 29 Juni 2020.

Terobosan itu diharapkan lebih berdampak pada percepatan penanganan covid-19. "Tidak datar-datar saja," imbuh Jokowi. 

Jokowi sekaligus menekankan pentingnya kerja sama antara kementerian dan lembaga serta daerah dalam menangani pandemi ini. Selain itu, Jokowi meminta agar tidak ada lagi ego sektoral dalam penanganan Covid-19.

Simak 8 terobosan permintaan Jokowi terkait penanganan pandemi Covid-19 yang Liputan6.com himpun di halaman berikut:

 

Video Pilihan

Menteri Harus Buat Terobosan Baru

Jokowi Pimpin Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Jokowi meminta para menterinya membuat terobosan baru terkait penanganan pandemi virus Corona Covid-19.

Menurut Jokowi, terobosan tersebut dapat dilakukan dengan menambah tenaga medis dari pusat atau ke daerah-daerah. Khususnya, daerah-daerah yang memiliki laju penyebaran corona cukup tinggi.

"Bisa saja dilakukan dengan menambah personel dari pusat atau tenaga medis dari pusat untuk provinsi-provinsi di luar DKI yang menunjukkan tren penyebaran yang masih tinggi," ujar Jokowi.

 

Kirim Alat Medis ke Daerah

Mencegah Risiko Diabetes dan Menjaga Sistem Pencernaan
Ilustrasi Alat Medis Credit: pexels.com/pixabay

Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar mengirimkan peralatan medis ke daerah. Dia menekankan pentingnya terobosan baru agar Covid-19 di Tanah Air segera terkendali.

"Karena kalau tidak kita lakukan sesuatu dan masih datar seperti ini, ini enggak akan ada pergerakan yang signifikan," Jokowi menjelaskan.

 

Santunan Pasien Covid-19 Tak Bertele-tele

FOTO: Antisipasi Penyebaran COVID-19, RSUI Gelar Swab Test Massal
Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Jokowi lalu meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mempercepat pembayaran pelayanan kesehatan bagi pasien positif terinfeksi Covid-19, termasuk penyaluran santunan bagi pasien yang meninggal.

"Saya minta agar pembayaran imbursement untuk pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan Covid ini dipercepat pencairannya. Jangan sampai ada keluhan yang meninggal harus segera apa itu, bantuan santunan itu harus mestinya begitu meninggal bantuan itu langsung keluar," ujar Jokowi.

Jokowi meminta agar prosedur bantuan tersebut dipermudah dan tidak bertele-tele. Apabila penyaluran bantuan terhambat karena peraturan, dia meminta agar disederhanakan.

"Prosedur di Kemenkes jangan sampai bertele-tele, kalau aturan di permennya (peraturan menteri) terlalu berbelit-belit, ya disederhanakan," ucap dia.

 

Segera Bayar Klaim Rumah Sakit

RSUD Banyumas, rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk penanganan suspect virus Corona. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
RSUD Banyumas, rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk penanganan suspect virus Corona. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Jokowi juga memerintahkan agar Kementerian Kesehatan segera membayarkan klaim rumah sakit serta insentif bagi tenaga medis dan petugas laboratorium.

Pemerintah telah menganggarkan Rp 75 trilun untuk Kementerian Kesehatan menangani virus corona.

"Tunggu apa lagi? Kalau anggarannya sudah ada," kata Jokowi.

 

Minta Tak Ada Ego Sektoral

Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jokowi kembali menekankan pentingnya kerja sama antara kementerian dan lembaga serta daerah dalam menangani pandemi virus Corona Covid-19. Dia meminta agar tidak ada lagi ego sektoral dalam penanganan Covid-19.

"Menurut saya yang paling penting pengendalian yang terintegrasi, pengendalian terpadu. Sehingga semua kerja kita bisa efektif," kata Jokowi.

"Tidak ada lagi ego sektoral, ego kementerian, ego lembaga, ego kedaerahan, apalagi jalan sendiri-sendiri harus kita hilangkan," sambung dia.

 

Minta Bantuan TNI-Polri

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo. (Sumber: Instagram/jokowi)

Jokowi pun meminta dukungan TNI-Polri untuk mendisiplinkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Hal ini untuk menekan angka penyebaran virus Corona di Tanah Air.

"Terutama di area-area publik yang berisiko kita harapkan betul-betul dijaga," ujar Jokowi.

Tak Ada Lagi Perebutan Jenazah Covid-19

Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Jokowi meminta agar tidak ada lagi pengambilan secara paksa jenazah yang positif terpapar virus corona.

Hal ini disampaikannya lantaran masih adanya kabar soal keluarga yang merebut jenazah pasien Covid-19 dari rumah sakit.

"Jangan sampai terjadi lagi merebut jenazah yang jelas-jelas Covid oleh keluarga. Saya kira itu sebuah hal yang harus kita jaga jangan terjadi lagi setelah ini," kata Jokowi.

Untuk itu, dia menilai pentingnya sosialiasi kepada masyarakat terkait pemulasaran jenazah positif terinfeksi virus Corona.

Jokowi meminta agar tokoh-tokoh agama hingga budayawan dilibatkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Dengan demikian, tak terjadi lagi pengambilan paksa jenazah positif corona.

"Pelibatan tokoh-tokoh agama, masyarakat, budayawan, sosiolog, antropolog, dalam komunikasi publik harus secara besar-besaran kita libatkan," Jokowi memaparkan.

(Devira Prastiwi/Rita Ayuningtyas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya