Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus Corona telah mengubah kehidupan semua orang. Ini bahkan berdampak pada mayoritas orang yang sulit untuk tidur di malam hari. Menurut sebuah studi terbaru, lebih dari sepertiga orang di seluruh dunia menderita insomnia dan kecemasan akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga
Advertisement
Ini tertuang dalam laporan yang disebut Sleep and Mental Health Amidst the 2020 Coronavirus Pandemic. Dengan mengambil data dari aplikasi ponsel pintar bernama Sleep Cycle, para peneliti menganalisis data tidur malam dari 33 juta pengguna antara Januari dan Mei 2020. Peneliti melacak kualitas tidur mereka untuk melihat pola tidur global, perilaku, dan masalah kesehatan mental yang terkait dengan bulan-bulan awal pandemi virus Corona.
Pada bulan Juni, para peneliti menindaklanjuti lebih dari 69.000 pengguna Sleep Cycle di 22 negara untuk berpartisipasi dalam sebuah survei. Survei itu dirancang untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana perubahan dalam rutinitas harian, kesehatan mental, dan kekhawatiran terkait pandemi virus Corona memengaruhi waktu tidur responden.
Rebecca Robbins, PhD, di Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School serta peneliti lainnya kemudian menyimpulkan tujuh alasan utama orang tidak bisa tidur di malam hari selama pandemi. Seperti dilansir dari Bestlifeonline, ini dia:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Konsumsi alkohol berlebihan
Di antara responden laporan Sleep Cycle, sebanyak 44,6 persen mengatakan bahwa "terlalu banyak alkohol" adalah alasan mereka berjuang untuk tertidur di tengah pandemi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa meskipun banyak orang Amerika menggunakan alkohol sebagai obat penenang, sebenarnya hal itu menyebabkan lebih sulit tidur.
Â
Advertisement
2. Terlalu banyak mengonsumsi berita
Mengikuti berita, terlebih berita pandemi virus Corona terlalu banyak ternyata dapat membuat Anda sulit tidur. Sebanyak 46,4 persen dari responden dalam survei Sleep Cycle mengaku bahwa konsumsi berita membuat mereka tetap terjaga di malam hari.
Â
3. Takut jatuh sakit atau orang yang dicintai sakit
Seharusnya tidak mengherankan bahwa rasa takut jatuh sakit atau orang yang dicintai sakit membuat banyak orang cemas dan mencegah mereka tidur. Faktanya, mereka yang memiliki ketakutan ini 1,4 kali lebih mungkin melaporkan mengalami kesulitan tidur daripada mereka yang tidak.
Hal ini terutama ada di benak orang berusia 35 tahun ke atas, yang mencantumkan rasa takut sakit di antara tiga kekhawatiran teratas mereka.
Â
Advertisement
4. Tekanan keuangan
Dengan ekonomi global melambat dan tingkat pengangguran mencapai rekor tertinggi karena pandemi virus korona, tidak mengherankan jika orang-orang stres tentang uang.
Ini juga merupakan alasan terbesar keempat orang tidak bisa tidur dalam laporan tersebut. Sekitar setengah dari responden — 49,8 persen — mengatakan tekanan finansial berada di balik insomnia mereka.
Â
5. Terlalu banyak melihat layar gawai
Menurut laporan Sleep Cycle, 53,4 persen responden survei menyalahkan teknologi sebagai penyebab ketidakmampuan mereka untuk tidur nyenyak.
6. Merasa kesepian
Lebih dari 54 persen dari responden mengatakan bahwa perasaan kesepian adalah alasan utama mereka sulit tidur. Di antara demografi termuda yang disurvei, mereka yang berusia antara 18 dan 24 tahun, 38 persen mengatakan mereka mengalami kesepian.
Sementara lebih dari 1 persen responden berusia 65 tahun ke atas mengatakan bahwa perasaan kesepian membuat mereka tetap terjaga di malam hari.
Â
Advertisement
7. Terlalu banyak kafein
Tidak mengherankan, masalah terbesar di antara mereka yang tidak bisa tidur di tengah COVID-19 adalah terlalu banyak kafein, dengan 54,5 persen dari mereka yang kesulitan tidur menyebutkan masalah ini.
Menurut National Sleep Foundation, jika Anda ingin menghindari masalah ini, hentikan asupan kafein Anda setidaknya empat jam sebelum waktu tidur Anda.