Semangat Sumpah Pemuda, Pebisnis Muda Berbagi Ilmu Sukses Jualan Ikan Hias di Masa Pandemi

Bisnis ikan hias menjadi bisnis yang menjanjikan di tengah pandemi karena banyaknya aktivitas di dalam rumah.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 28 Okt 2020, 16:01 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 16:01 WIB
Webinar DPR-RI rayakan Sumpah Pemuda di tengah pandemi COVID-19
Webinar DPR-RI rayakan Sumpah Pemuda di tengah pandemi COVID-19 (Rumah Bersama Pelayan Rakyat/youtube.com).

Liputan6.com, Jakarta Dampak pandemi tidak melunturkan semangat pemuda dalam berkarya melalui acara webinar DPR-RI yang bertemakan semangat Sumpah Pemuda lawan pandemi. Mereka turut membagikan kisah-kisah anak muda yang diharapkan menginspirasi anak muda lainnya.

Hal ini bertepatan dengan perayaan Sumpah Pemuda ke-92. Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih bersama beberapa anak muda seperti Piet Cintya Mawar aktivitis muda, Nicholas Kurniawan sebagai pengusaha ikan hias, dan Anggi Frisca selaku CEO Aksa Bumi Langit. 

Salah satu yang menarik dari webinar yang diselenggarakan pada Selasa (27/10/2020) adalah bagaimana bisnis ikan hias yang digeluti Nicholas semakin digandrungi masyarakat Indonesia. Mengingat, masa pandemi COVID-19 membuat seseorang memiliki waktu banyak untuk berkegiatan dari rumah. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bisnisnya selama pandemi

Webinar DPR-RI rayakan Sumpah Pemuda di tengah pandemi COVID-19
Nicholas Kurniawan membagikan pengalamannya ternak ikan hias di tengah pandemi (Rumah Bersama Pelayan Rakyat/youtube.com).

"Masa pandemi bukan dijadikan momen bermalas-malasan bagi anak muda. Sebaliknya, dapat dijadikan peluang bagi seseorang untuk menggali potensi lain yang bisa dikembangkan," kata Nicholas.

Meski laju ekspor terhadap ikan hias menurun, hal ini tak membuat bisnisnya menjadi lesu. Lantas, pemilik Venus Aquatics memikirkan cara agar tetap bertahan di masa-masa sulit. Berkat pengamatannya, kini pemuda yang menempuh pendidikan di Prasetya Mulya, BSD Tangerang memusatkan penjualan di kawasan domestik yang ternyata juga diminati oleh orang Indonesia. 

Menurutnya, menjadi seorang pengusaha harus memiliki sikap yang inovatif, pantang menyerah, dan kreatif. Kemampuan itulah yang harus mulai ditanamkan di jiwa anak muda yang memiliki ketertarikan di bidang bisnis. 

"Misalnya saat budi daya ikan hias, setiap satu jenis ikan hias tentu ada masanya dan cara menyikapinya yakni dengan mengikuti trend dan kebutuhan pasar. Hal ini yang buat bisnis saya tetap bertahan sejak usia saya 17 tahun hingga sekarang ini," tambahya. 

 

 

Berguru dari Insinyur Ciputra

Ikan Arwana
(@venusaquatics/instagram.com)

Di dalam menjalankan bisnisnya, dia berguru dari tokoh Insiyur Ciputra, seorang pengusaha sukses di bidang properti. Menjadi seorang pengusaha sejatinya harus mampu mengolah barang yang awalnya sampah menjadi seperti emas yang memiliki nilai jual yang tinggi. Prinsip itu yang selalu Nicholas pegang jika dia mengalami masalah dalam usahanya. 

Langkah ini pernah dilakoninya pada 2010 silam, pebisnis muda yang telah memiliki 15 karyawan mencoba untuk menjual ikan-ikan yang mengalami kelainan genetik seperti albino. Pada mulanya, ikan-ikan ini hanyalah dianggap sampah bagi segelintir orang, nyatanya menjadi emas ketika di ekspor keluar negeri.

"Saya berkeliling ke jabodetabek demi mengumpulkan dan membudidayakan ikan-ikan yang dianggap cacat. Dan mulailah saya mengekspor ke luar negeri yang memiliki nilai jual yang bisa dibilang tinggi," kata Nicholas dalam webinar itu. 

Indonesia Surganya Ikan Hias

Ikan
(@venusaquatics/instagram.com)

Letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa sangat menguntungkan bagi pengusaha ikan hias karena 50% dari 1300 spesies ikan di dunia itu kebanyakan ada di Indonesia. Hal ini yang membuka peluang bahwa bisnis ikan hias mampu dijadikan sebagai tulang punggung ekspor di Indonesia. 

"Kebetulan sekali ikan-ikan yang cantik kebanyakan ada di garis khatulistiwa. Luar biasanya, ikan hias dari negara mana pun ketika dibawa di Indonesia bisa beranak pinak, tetapi ikan hias dari Indonesia belum tentu bisa bertahan di daerah tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor iklim dan lingkungannya," uajr Nicholas.  

Melalui siaran dari akun Youtube Rumah Bersama Pelayan Rakyat, dia menyampaikan bahwa anak muda Indonesia tidak harus handal dalam segala hal, melainkan mereka perlu fokus apa yang mejadi kekuatan untuk lebih ditingkatkan. Dengan begitu, anak muda Indonesia dapat memenangkan persaingan.

Dari pengalaman usaha, dia membuktikannya dan kini tugas Nicholas mewujudkan impiannya untuk menjadi perusahaan nomor satu di dunia dari dunia bisnis yang ditekuni. 

Penulis 

Ignatia Ivani 

Universitas Multimedia Nusantara 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya