Liputan6.com, Italia - Lockdown pandemi Corona Covid-19 yang diberlakukan beberapa negara memaksa warganya tak melakukan aktivitas di luar rumah untuk sementara waktu. Namun, segelintir individu memiliki beragam alasan ketika terpaksa berpergian ke luar rumah. Seperti kisah pria dari Italia ini.
Baca Juga
Advertisement
Seorang pria dari Italia yang frustrasi dengan istrinya setelah bertengkar, memutuskan berjalan sejauh 450 km untuk menenangkan diri sebelum dia dihentikan oleh kepolisian setempat.
Bukan tanpa alasan mengapa polisi menghentikannya. Italia menjadi salah satu negara yang menerapkan kebijakan lockdown, jadi pria itu diketahui melanggar aturan.
Melansir dari India Times, Selasa (8/12/2020), pria yang tak disebutkan namanya itu dilaporkan berjalan selama lebih dari seminggu untuk menenangkan diri setelah bertengkar dengan istrinya. Perjalanannya dimulai dari Como, Italia utara hingga kota kecil Fano di garis pantai Adriatik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ditangkap Kepolisian
Pria itu dijemput oleh petugas polisi sekitar pukul 02.00 waktu setempat karena melanggar aturan lockdown. Polisi pun terkejut ketika mengetahui bahwa pria itu telah berjalan sangat jauh.
Setelah menyelidiki lebih lanjut, mereka menemukan bahwa pria itu telah hilang selama seminggu, setelah istrinya mengajukan laporan orang hilang di Como.
Ketika bertemu polisi, pria itu dalam kondisi mental yang stabil, namun terlihat kedinginan dan lelah. Dia mengaku tidak menyadari sejauh mana dia telah berjalan. Dia bahkan hanya mengandalkan makanan yang diberi orang asing selama perjalanan.
Advertisement
Didenda Rp 6,9 Juta
Setelah diberitahu keberadaannya, istri pria itu pun datang untuk menjemputnya. Wanita itu juga memastikan bahwa suaminya keluar dari rumah mereka di Como setelah mereka berdua bertengkar.
Atas aksinya, pria itu pun dedenda 400 Euro atau setara dengan Rp 6,9 juta karena melanggar jam malam Covid-19.
Italia memang menerapkan jam malam nasional dari pukul 22.00-05.00 waktu setempat untuk mengurangi gelombang kedua kasus virus Covid-19.