Liputan6.com, Jakarta Memiliki kumis memang identik dengan laki-laki. Sebagian pria merasa lebih percaya diri dan macho ketika memiliki kumis. Namun, bagaimana bila kumis tumbuh di wajah wanita? Hal itulah yang dialami oleh wanita asal Kopenhagen, Denmark ini.
Baca Juga
Advertisement
Eldina Jaganjac, 31, menolak untuk mencukur kumis dan alis lebatnya sehingga mencuri perhatian orang di sekitarnya. Ia dibesarkan di kota kecil di mana setiap orang yang berbeda akan terlihat menonjol.
Seiring bertambahnya usia, ia semakin frustrasi dengan fakta bahwa wanita harus menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk mempertahankan penampilan mereka dengan menghilangkan rambut daripada pria.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak sesuai standar masyarakatnya
Pada Maret 2020 lalu, Eldina memutuskan untuk berhenti mencabut rambut di antara kedua alisnya dan kumis di atas bibirnya. Eldina menyadari bahwa ia hanya merasa kurang feminin ketika tak sesuai dengan ekspektasi masyarakat sekitar.
Kini, ia tak peduli seperti apa penampilannya atau apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Meskipun tak jarang beberapa pria menatap bahkan meneriakinya di jalan dan menyuruh mencabut rambut di wajahnya.
Namun, hal tersebut justru tak memengaruhinya. Ia merasa lebih percaya diri dari sebelumnya karena tak takut untuk terlihat menonjol di keramaian.
Â
Advertisement
Sebuah berkah
Eldina juga percaya bahwa alis dan rambut di wajahnya merupakan berkah. Ia dapat mengetahui beberapa pria yang tulus mencintainya tanpa memandang penampilannya.
"Sebelum saya membiarkan alis saya tumbuh, saya merasa ada pilihan yang sangat terbatas tentang bagaimana wanita seharusnya berpenampilan. Jika seorang pria tak mencukur dan tidak mencabut alisnya, takkan ada yang memperhatikan atau berkomentar dan terlihat biasa saja," kata Eldina dikutip dari The Sun, Sabtu (20/2/2021).
Sama seperti kebanyakan wanita, ia sempat merasa tak nyaman keluar dengan alis dan bulu kaki yang lebat saat pergi ke tempat gym. Namun, akhirnya ia memilih untuk fokus pada tugas dan tujuan yang seharusnya ia lakukan ketimbang memikirkan ucapan orang.
Â
Merasa nyaman
Beberapa temannya menyetujui dan menyukai tampilan barunya tersebut, bahkan beberapa tak menyadarinya sama sekali.
"Saya pernah melihat orang-orang mendatangi saya di jalan mengatakan bahwa itu keren, dan beberapa berteriak kepada saya," kata Eldina.
Namun, ia menekankan bahwa orang-orang sebaiknya memilih untuk bersikap alami jika merasa nyaman melakukannya.
"Lakukan apa yang nyaman untuk Anda dan teman yang tepat akan bertahan," kata Eldina.
Advertisement