5 Tradisi Unik Saat Bulan Ramadhan di Berbagai Negara

Setiap negara memiliki tradisi unik saat Ramadhan, seperti mengetuk pintu saat sahur hingga membeli lampion.

oleh Ulya Kaltsum diperbarui 25 Apr 2021, 17:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2021, 17:30 WIB
Aksi Pembangun Sahur di Palestina
Pria Palestina yang dikenal dengan "Musaharatis" saat bertugas sebagai "penabuh drum Ramadhan" di kota tua Hebron, Tepi Barat pada 14 April 2021. Membangunkan sahur sudah menjadi tradisi yang sudah mereka lakukan selama Ramadhan. (HAZEM BADER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya Indonesia, negara-negara di seluruh dunia juga memiliki cara tersendiri untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan karunia bagi umat Muslim. Selama satu bulan penuh umat Muslim menjalankan ibadah puasa dengan penuh suka cita dan kegembiraan.

Namun, bukan hanya beribadah, umat Muslim di Tanah Air dan berbagai negara juga memiliki tradisi unik yang dilakukan saat Ramadhan. Apa saja tradisi tersebut?

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 4 tradisi unik umat muslim saat menyambut bulan Ramadhan di berbagai negara.

 

 

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini:

1. Turki

Kelompok anak muda Turki tengah bermain drum selama bulan Ramadan untuk membangunkan warga muslim untuk sahur (AP)
Kelompok anak muda Turki tengah bermain drum selama bulan Ramadan untuk membangunkan warga muslim untuk sahur (AP)

Turki terkenal sebagai salah stau negara muslim yang terkenal di dunia. Dengan warisan yang menonjol dari Kekaisaran Ottoman, budaya Turki sangat erat kaitannya dengan budaya Islam. Ada banyak tradisi Ramadhan yang unik di Turki dan masih bertahan hingga hari ini, termasuk cara membangunkan sahur.

Turki memiliki cara unik dalam membangunkan sahur. Sebelum sahur dimulai, drumer akan berbaris di jalanan untuk membangunkan orang dari tidurnya.

Tradisi ini berasal dari era Kekaisaran Ottoman. Pasalnya, tak ada jam weker pada zaman itu sehingga para penabuh bertugas untuk membangunkan orang untuk sahur.

 

 

2. Mesir

20160529-Lampu Fanus jadi Tradisi Unik Menyambut Ramadan di Mesir-Kairo
Lampu fanus, lentera tradisional khas yang dijual selama Ramadan, di distrik Saida Zeinab di Ibu Kota Kairo, 29 Mei 2016. Fanus selain sebagai ungkapan kegembiraan akan tibanya bulan Ramadan, juga melambangkan sumber cahaya. (MOHAMED EL-Shahed/AFP)

Mesir merupakan negara yang terkenal dengan sejarahnya yang kaya. Sejak zaman Firaun, khalifah Islam, hingga era modern, Mesir dikenal sebagai negara budaya terkemuka di dunia. Karenanya, budaya Islam di Mesir kerap menginspirasi tradisi perayaan Ramadhan di negara lain.

Salah satu tradisi Ramadhan yang paling terkenal adalah Fanous atau lentera dekoratif Mesir. Umat Muslim telah menjaga tradisi ini dengan baik sejak zaman Kekhalifahan Fatimiyah, lentera dianggap sebagai simbolis selama bulan Ramadhan. Bagi mereka, lampion-lampion ini melambangkan keceriaan dan kebahagiaan umat Islam selama Ramadhan.

 

 

3. India

Aksi Pembangun Sahur di Palestina
Pria Palestina yang dikenal dengan "Musaharatis" saat bertugas sebagai "penabuh drum Ramadhan" di kota tua Hebron, Tepi Barat pada 14 April 2021. Mereka menyusuri jalan-jalan kota, masuk ke gang-gang kecil untuk membangunkan umat Islam sahur selama bulan Ramadhan. (HAZEM BADER/AFP)

 

Seheriwalas merupakan tradisi Muslim yang masih bertahan hingga saat ini di India. Selama bulan Ramadhan, warga di India akan berjalan-jalan di kota pada pagi hari sambil meneriakkan nama Allah dan Nabi untuk membangungkan sahur umat Muslim.

Mereka mulai berkeliling sejak pukul 2.30 pagi dan membawa tongkat untuk mengetuk pintu dan dinding rumah. Bagi sebagian besar seheriwalas, tradisi tersebut telah diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga. Meski jumlah mereka berkurang, praktik tersebut masih lazim di Old Delhi.

 

 

4. Roma, Italia

Bendera Italia.
Bendera Italia. (iStockphoto)

Selama beraba-abad, umat Muslim di Roma yang berasal dari Kekaisaran Ottoman, mengumumkan awal dan akhir puasa dengan lagu-lagu tradisional.

Selama bulan Ramadhan, mereka akan berbaris di jalan-jalan memainkan lodra dan drum silinder dua ujung buatan rumah yang dilapisi kulit domba dan kambing. Keluarga Muslim sering mengundang mereka ke rumah mereka untuk memainkan lagu balada tradisional saat berbuka puasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya