Seorang Wanita Terinfeksi Covid-19 Dua Kali dalam Kurun Waktu 20 Hari

Seorang petugas kesehatan berusia 31 tahun tertular Covid-19 dua kali dalam 20 hari.

oleh Camelia diperbarui 21 Apr 2022, 12:09 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2022, 12:00 WIB
Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Ilustrasi Covid Credit: unsplash.com/Onder

Liputan6.com, Jakarta Seorang petugas kesehatan berusia 31 tahun tertular Covid-19 dua kali dalam 20 hari. Hal ini dikatakan sebagai waktu jeda terpendek antara infeksi oleh para peneliti Spanyol. Tes tersebut menunjukkan wanita itu terinfeksi dengan dua varian berbeda yaitu Delta pada akhir Desember dan kemudian Omicron pada Januari.

Dilansir dari BBC, hal ini menunjukkan bahwa meskipun Anda pernah mengidap Covid-19 sebelumnya, Anda masih bisa terinfeksi lagi meski sudah divaksinasi lengkap, kata para peneliti.

Sementara itu infeksi ulang di Inggris membutuhkan 90 hari antara tes positif. Berdasarkan definisi itu, pejabat kesehatan mengatakan hampir 900.000 orang berpotensi dua kali terinfeksi Covid-19 hingga awal April.

Sulit untuk menentukan jumlah pastinya, karena hanya sekuensing seluruh genom yang dapat memastikan infeksi disebabkan oleh strain yang berbeda, dan sangat sedikit tes positif yang melalui proses ini.

Wanita asal Spanyol itu mengatakan tidak mengalami gejala apapun setelah tes PCR positif pertamanya, tetapi kurang dari tiga minggu kemudian dia mengalami batuk dan demam yang mendorongnya untuk melakukan tes lagi.

Ketika tes dianalisis lebih lanjut, mereka menunjukkan pasien telah terinfeksi oleh dua jenis virus corona yang berbeda. Dalam presentasi di Kongres Mikrobiologi Klinis Eropa dan Penyakit Menular, penulis studi Dr. Gemma Recio mengatakan kasus tersebut menyoroti bahwa Omicron dapat menghindari kekebalan sebelumnya yang diperoleh baik dari infeksi alami dengan varian lain atau dari vaksin.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Vaksinasi tak melindungi dari infeksi ulang

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)

"Dengan kata lain, orang yang memiliki Covid-19 tidak dapat berasumsi bahwa mereka terlindungi dari infeksi ulang, bahkan jika mereka telah divaksinasi sepenuhnya,” kata Dr Recio, dari Institut Catala de Salut, Tarragona di Spanyol.

"Namun demikian, baik infeksi sebelumnya dengan varian lain dan vaksinasi tampaknya melindungi sebagian dari penyakit parah dan rawat inap pada mereka yang menderita Omicron," tambahnya.

Dia mengatakan pemantauan infeksi ulang pada orang yang divaksinasi lengkap itu penting, dan akan membantu pencarian varian yang menghindari vaksin.

Infeksi ulang Covid meningkat tajam pada Desember 2021 setelah varian Omicron yang jauh lebih menular muncul, dan ada peningkatan lain ketika versi yang sedikit berbeda, yang disebut BA.2, muncul pada awal Maret.

Sebelum itu, 1% dari semua kasus yang tercatat di Inggris diberi label sebagai infeksi kedua tetapi sekarang telah naik menjadi 11%. Kemungkinan besar adalah orang yang terinfeksi oleh varian Alpha atau Delta dan kemudian terinfeksi lagi oleh Omicron yang lebih menular. Para ilmuwan memperkirakan bahwa pada akhirnya setiap orang akan tertular Covid dua kali, dan mungkin lebih banyak lagi selama hidup mereka.

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya