Liputan6.com, Jakarta - Anak Anda sering merasa haus, atau banyak makan namun berat badannya justru menurun? Sebagai orang tua, Anda wajib waspada. Bisa jadi anak Anda terkena diabetes. Ya, faktanya diabates bisa menyerang anak-anak.
Baca Juga
Advertisement
Diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Dilansir dari laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, Selasa (12/7/2022), Seringkali diabetes dianggap sebagai penyakit orang dewasa. Namun, penyakit juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe-1. Diketahui, diabetes tipe 1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin.
Meski kasus diabetes tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus diabetes tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat diabetes tipe-2 di keluarga.
Karena itu, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap diabetes pada anak-anak Anda, penting untuk mengetahui gejala awal anak terserang diabetes melitus. Berikut ini 7 gejala diabetes anak yang harus diwaspadai, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
1. Nafsu Makan Berlebihan
Anak-anak yang terkena diabetes memiliki gejala seperti nafsu makan yang berlebihan. Hal tersebut terjadi karena gula dalam darah tidak bisa masuk secara maksimal ke dalam sel tubuh akibat kurangnya insulin atau resistansi insulin.
Dengan begitu, tubuh tidak bisa mengubah makanan yang anak makan menjadi energi. Kekurangan energi inilah yang menyebabkan penderita merasa lapar berlebihan.
2. Sering Merasa Haus dan Buang Air Kecil
Gejala diabetes pada anak selanjutnya adalah sering merasa haus dan buang air kecil. Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi.
Sementara, rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik. Itulah sebabnya anak dengan diabetes melitus akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.
Â
Advertisement
3. Penurunan Berat Badan
Anak yang menderita diabetes melitus umumnya mengalami penurunan berat badan yang drastis dalam 2 hingga 6 minggu sebelum terdiagnosis.
Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut;
4. Kelelahan
Dilansir dari Medical News Today, sebuah studi menunjukkan bahwa 61 persen orang dengan diabetes tipe 2 yang baru didiagnosis melaporkan kelelahan sebagai gejala. Hal itu juga berlaku pada anak-anak.
Kelelahan yang dialami oleh anak penderita diabetes terjadi akibat kadar gula dalam darah yang tinggi, serta kemungkinan adanya komplikasi akibat diabetes. Untuk mengatasinya, Anda dapat mengajak anak untuk rajin berolahraga. Pasalnya, olahraga bisa membantu meningkatkan kadar insulin.
5. Warna Kulit Lebih Gelap
Resistensi insulin bisa menyebabkan kulit menjadi gelap. Jika anak Anda menderita diabetes tipe 2, Anda mungkin melihat area kulit yang gelap (paling sering di bagian ketiak dan leher). Kondisi ini disebut acanthosis nigricans.
6. Cepat Marah
Tingkat glukosa dalam darah yang fluktuatif menjadi ciri diabetes yang tidak terkontrol. Kondisi ini membuat anak yang diduga mengidap diabetes memiliki suasana hati yang buruk bahkan agresif dan cepat marah.
Bahkan, dalam kondisi parah dapat menyebabkan gangguan kognitif, kebingungan, kehilangan kontrol diri, atau halusinasi. Jika anak Anda berada dalam kondisi ini, lakukan beberapa cara untuk mengatasinya, seperti memberi obat dan makan secara teratur.
Selain itu, olahraga teratur serta memberikan cemilan saat suasana hati memburuk juga dapat menjadi cara yang sangat baik untuk menyeimbangkan emosi anak.
7. Napas Berbau Harum
Saat tubuh tidak bisa membakar glukosa dari makanan yang masuk, maka sebagai gantinya tubuh akan membakar lemak. Pembakaran tersebut akan menghasilkan zat yang disebut keton. Zat inilah yang membuat napas anak berbau harum.
Â
Â
Advertisement