Mengetahui Sejarah Museum Wayang Jakarta Lengkap dengan Jadwal Buka dan Tarifnya

Berikut ini adalah sejarah tentang museum Wayang Jakarta lengkap dengan jadwal buka dan tarfinya.

oleh Camelia diperbarui 13 Jul 2022, 16:13 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 13:30 WIB
HUT Jakarta, Pemprov DKI Gratiskan Biaya Masuk Museum
Suasana di Museum Fatahillah dan Museum Wayang, Kota Tua, Jakarta, Selasa (26/6). Pemprov DKI menggratiskan biaya masuk sejumlah museum menyambut HUT ke-491 Jakarta. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Ada begitu banyak museum di Jakarta, salah satu yang paling populer ialah museum Wayang Jakarta. Museum Wayang Jakarta berlokasi di kawasan wisata kota tua tepatnya berada di Jl. Pintu Besar Utara No.27, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Museum Wayang Jakarta buka setiap Selasa hingga Minggu mulai dari jam 09:00 pagi hingga pukul 17.00 WIB. Untuk tarifnya sendiri untuk orang dewasa dikenakan biaya Rp 5000. Sementara itu pelajar Rp 3000 dan anak-anak Rp 2000.

Sejarah Museum Wayang Jakarta

Dikutip dari laman Museum Jakarta, Rabu (13/7/2022), pada awalnya bangunan yang digunakan oleh museum ini bernama De Oude Hollandsche Kerk atau Gereja Lama Belanda, dan konon ceritanya gereja tersebut dibangun pertama kali pada tahun 1640.

Kemudian pada Tahun 1732 sempat diperbaiki dan bergantilah namanya menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk atau Gereja Baru Belanda, bangunan ini bertahan hingga tahun 1808 kemudian hancur akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun yang sama.

Di lokasi bekas reruntuhan itulah dibangun sebuah gedung yang kini disebut sebagai gedung Museum Wayang dan kemudian diresmikan pemakaiannya dan peruntukannya sebagai museum pada tanggal 13 Agustus 1975.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apa Saja Isi Museum Wayang Jakarta

FOTO: Kembali Dibuka, Museum Wayang Terapkan Protokol Kesehatan
Pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Wayang, Jakarta, Sabtu (13/6/2020). Museum yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta tersebut mulai kembali dibuka saat pemberlakukan masa transisi PSBB dengan protokol kesehatan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Di museum Wayang Jakarta pengunjung bisa melihat berbagai macam jenis wayang baik jenis wayang indonesia dan berbagai macam koleksi wayang dan boneka dari mancanegara. 

Jika Anda berkunjung ke museum ini, Anda akan mengenal dan melihat koleksi wayang kulit, wayang golek, koleksi wayang dan boneka dari negara-negara tetangga seperti seperti Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Prancis, India dan Kamboja, termasuk juga koleksi set gamelan dan juga lukisan wayang.

Selain koleksi tentang pewayangan di dalam museum ini Anda juga bisa melihat lihat koleksi piring sebagai tanda batu nisan Jan Pieterszoon Coen. Ada pula pertunjukan teater wayang beserta workshop tentang pembuatan wayang secara berkala juga diselenggarakan di Museum ini. Itu mengapa Museum Wayang Jakarta bisa menjadi destinasi yang cocok bagi Anda beserta keluarga untuk menambah pengetahuan. 

Pasca-Pandemi Covid-19, Momentum untuk Jadikan Museum Tempat Utama Destinasi Wisata

Museum
Malam seni budaya yang merupakan rangkaian dari kegiatan silahturahmi dan pertemuan museum Se-Indonesia di Museum Rudana, Ubud, Bali, Senin 6 Juni 2022. (Ist)

Lebih dari 500 museum di seluruh Indonesia menerima sertifikat keanggotaan dan SK keanggotaan Asosiasi Museum Indonesia di malam seni budaya yang merupakan rangkaian dari kegiatan silahturahmi dan pertemuan museum Se-Indonesia di Museum Rudana, Ubud, Bali, Senin (6/6/2022).

"Malam ini merupakan malam yang penuh makna dan bersejarah dimana para pelaku, pengelola dan pengurus asosiasi museum Indonesia hadir bersama untuk berkomitmen melangkah maju dalam mengawal permuseuman Indonesia setelah menghadapi tantangan pandemi covid 19 selama ini," ujar Ketua Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana dalam keterangannya, Selasa (7/6/202).

Secara simbolik, dia menambahkan, AMI memberikan sertifikat keanggotaan yang diwakili 19 penerima dari 19 AMIDA di Indonesia. Dengan diberikannya sertifikat tersebut, AMI berharap agar setiap museum yang terdaftar bisa berkolaborasi dan bersinergi lebih maksimal lagi dengan berbagai pihak.

"Khususnya pemangku kepentingan di daerahnya masing-masing," ujar Putu.

Dalam kesempatan tersebut, Putu menjelaskan bahwa AMI mendorong agar berbagai institusi dan lembaga untuk mengikuti bimbingan teknis terhadap sumber daya manusianya agar memiliki pemahaman yang cukup mengenai permuseuman dan warisan budaya bangsa.

"AMI akan terus mengawal peningkatan SDM di seluruh museum di Indonesia melalui bimtek dan sertifikasi permuseuman. Mari bersama - sama kita gaungkan kembali gerakan nasional cinta museum agar lebih mengakar ke berbagai lapisan masyarakat khususnya generasi muda," ajak dia.

Putu juga mengajak untuk menjadikan momentum ini mengawali bangkitnya permuseuman Indonesia pascapademi, dan menjadikan museum sebagai destinasi pertama dan utama pariwisata jika  berkunjung ke berbagai daerah di Negeri Tercinta ini.

Dalam malam seni budaya di Museum Rudana tersebut juga dianugerahkan penghargaan Satya Abdi Musea kepada tiga maestro terbaik indonesia yang baru saja berpulang (wafat).

"Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi, pengabdian dan pencapaian para maestro. Maestro tersebut adalah Srihadi Soedarsono, Nyoman Gunarsa, dan Made Wianta," tuturnya.

Bagi masyarakat yang ingin melihat karya-karya terbaik tiga maestro tersebut dapat melihat langsung di Museum Rudana yang terletak di Desa Peliatan, Ubud, Bali.

infografis hari museum internasional
Hari Museum Internasional
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya