Liputan6.com, Jakarta - Pernahkan Anda merasa takut saat di dekat benda-benda besar? Megalofobia adalah ketakutan akan benda-benda besar.
Objek yang dimaksud dari fobia satu ini dapat berupa benda-benda besar seperti kapal besar, pesawat terbang, hewan besar hingga benda buatan manusia yang sangat besar seperti patung besar yang menjulang.
Baca Juga
Melansir Verywell Mind pada Rabu (2/10/2022), penyebab pasti dari Megalofobia ini tidak diketahui. Namun, ada sejumlah faktor berbeda yang dapat berkontribusi pada Megalofobia.
Advertisement
Ini bisa terjadi akibat penderitanya pernah mengalami pengalaman buruk dengan objek besar sehingga membuat mereka trauma terhadapnya.
Ada sejumlah hal berbeda yang dapat memicu perasaan takut dan cemas bagi seseorang yang menderita megalofobia dan ada perawatan yang tersedia untuk membantu Anda mengatasi ketakutan ini.
Beberapa orang mungkin mengalami gejala Megalofobia di hadapan berbagai objek besar, sementara yang lain mungkin hanya memiliki perasaan ini ketika mereka berada di sekitar pemicu tertentu.
Beberapa pemicu umum termasuk:
- Pesawat terbang
- Balon udara
- Bangunan
- Bis
- Peralatan konstruksi
- Gajah
- Pohon besar
- Bukit dan gunung
- Perairan besar
- Kapal
- Patung
- Kereta api
- Paus
Gejala Megalofobia
Adalah normal untuk memiliki beberapa tingkat ketakutan atau ketakutan akan hal-hal yang tampak berlebihan atau mengancam.
Namun, bagi penderita Megalofobia, ketakutan ini menjadi lebih parah daripada yang biasanya dialami orang lain.
Gejala utama Megalofobia adalah ketakutan akan benda atau hewan besar. Selain mengalami rasa takut dengan adanya benda besar, orang mungkin juga memiliki gejala:
- Sakit dada
- Diare
- Pusing
- Perasaan panik
- Peningkatan denyut jantung
- Mual
- Gemetar
- Sesak napas
- Berkeringat
Memiliki fobia ini dapat sangat membatasi interaksi sosial Anda. Sangat penting bagi Anda untuk memahami fobia Anda dan mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan untuk mengatasinya.
Fobia objek besar ini biasanya dikaitkan dengan objek yang lebih besar dari objek sebenarnya yang mereka wakili.
Seperti mungkin patung yang lebih besar dari kehidupan seseorang dari sejarah atau binatang yang tidak sesuai dengan ukuran khas dalam spesiesnya.
Bagi orang-orang dengan megalofobia, ukuran abnormal ini menciptakan perasaan takut yang tulus di mana orang lain mungkin hanya kagum dengan ukurannya.
Advertisement
Pengaruh Media
Terkadang berita atau bahkan legenda dapat berkontribusi pada ketakutan ini. Contoh sempurna adalah ketakutan terhadap hewan raksasa. Cumi-cumi raksasa telah menjadi bagian dari mitologi dan pengetahuan. Legenda pelaut yang hilang yang diterkam monster laut.
Kemungkinan bahwa pada hari-hari sebelum sistem navigasi modern, banyak dari kapal-kapal itu sebenarnya kandas atau menabrak batu. Namun, rumor itu tetap ada.
Pada 1950-an, buku komik dan fiksi ilmiah menjadi tren besar, terutama di kalangan remaja laki-laki. Foto pertama dari cumi-cumi raksasa hidup akhirnya muncul pada tahun 2004.
Sangat mudah untuk membayangkan bagaimana mendengar cerita seperti itu dapat berkontribusi pada fobia yang parah.
Bahkan hingga saat ini, fobia terhadap hewan “pembunuh” raksasa tetap ada dan dieksploitasi dalam film-film seperti Jaws dan Anaconda.
Pengobatan Megalofobia
Saat ini, pengobatan fobia cenderung masuk dalam salah satu dari beberapa kategori pengobatan yang diakui.
Psikoterapi adalah pengobatan yang paling umum. Obat-obatan juga dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk membantu orang dengan gejala yang berhubungan dengan fobia mereka.
Ada beberapa pendekatan psikoterapi berbeda yang dapat efektif dalam pengobatan fobia spesifik seperti megalofobia sebagai berikut.
1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Yang paling umum adalah terapi perilaku kognitif, di mana orang tersebut didorong untuk mengganti pikiran fobia dengan yang lebih rasional dan berbagai strategi pemaparan digunakan.
Seorang psikoterapis mungkin akan benar-benar memandu seseorang melalui apa yang mereka takuti tentang benda-benda besar.
Dalam prosesnya, mereka mencoba membantu orang tersebut memahami secara rasional mengapa ketakutan itu mungkin tidak berdasar.
Tujuannya adalah untuk bekerja melalui perspektif yang lebih realistis dari ketakutan mereka dan menghadapi situasi yang menyebabkan orang tersebut menghindari fobia tersebut.
2. Terapi Paparan
Ini dapat didekati melalui desensitisasi sistematis, serangkaian teknik pemaparan yang lebih bertahap, di mana klien dengan diberik pemaparan tentang objek yang ditakuti yang sebenarnya klien tidak pernah ditempatkan dalam bahaya apa pun.
Jika Anda memiliki megalofobia, penting untuk mencari pengobatan.
Dengan perawatan yang tepat, sebagian besar fobia dapat disembuhkan atau dikelola, tetapi seiring waktu fobia yang tidak diobati cenderung memburuk.
Temui dokter atau profesional kesehatan mental Anda untuk mengembangkan rencana perawatan yang dipersonalisasi.
Advertisement