Liputan6.com, Jakarta - Pada Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali pada Selasa 15 November 2022 kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin dunia dan tamu undangan yang hadir di acara tersebut untuk makan siang bersama.
Jamuan makan siang ini bertempat di Rumah Bambu, Ocean Front Lawn, Hotel The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Kabupatan Badung, Bali.
Baca Juga
Melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden, Panitia Pelaksana Wiwin Kurniawan mengungkapkan bahwa Rumah Bambu tersebut memang sengaja dibuat khusus untuk menjadi tempat makan siang dari para kepala negara yang hadir di perhelatan G20 di Bali.
Advertisement
"Jadi dome ini kita desain dan kita buat untuk tempat leader lunch. Jadi hanya tempat makan siang, hanya untuk para kepala negara," ujar Wiwin dikutip Liputan6.com, Kamis (17/11/2022).
Dia menjelaskan, Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal akan pantainya. Sehingga ia beserta tim yang terlibat dalam pengerjaan dome, mencoba mengimplementasikan dan memadukan bambu sebagai kearifan lokal dengan nuansa pantai di Bali.
"Bapak Presiden menginginkan satu suasana baru di mana karena Bali kan terkenal dengan pantai, jadi kami mencoba satu desain dengan kearifan lokal karena ini Indonesia, yaitu dari bambu, kami buatkan desainnya dome dan kami present kan ke bapak Presiden dan beliau menyukainya," papar Wiwin.
Dalam video tersebut, Wiwin juga bercerita bahwa Presiden Jokowi sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang mengerjakan dome Rumah Bambu ini.
"Bapak Presiden sangat appreciate, bahkan Pak Presiden, wow ternyata ini bagus banget yah dibangun dalam kurun waktu yang singkat sekali tiga minggu, tapi bisa menghasilkan bangunan yang secantik ini," ucap Wiwin.
Kontribusi Masyarakat Gianyar
Tentunya dalam pengerjaan proyek Rumah Bambu dome ini pemerintah tidak hanya bekerja sendiri. Menurut Wiwin, dalam pengerjaan dome Rumah Bambu ikut serta dibantu oleh masyarakat setempat, terutama masyarakat di kawasan Desa Gianyar.
"Jadi satu kampung di Desa Gianyar kerjasama gotong-royong menyiapkan preparation daripada dome bambu ini," kata dia.
Wiwin juga mengatakan, desainer Rumah Bambu pun berasal dari Indonesia.
"Jadi desainernya sendiri oleh Mas Ruby, orang Indonesia juga, kemudian yang bangun juga semuanya orang Indonesia, dikepalai oleh Pak Raka dari Desa Gianyar," ucap dia.
Advertisement
Murni Menggunakan Bambu
Dalam video, Wiwin juga mengatakan, seluruh bahan bangunan dan pembuatan dari Rumah Bambu ini murni menggunakan bambu asli.
"Dome bambu ini semuanya konsumsinya bambu, kami tidak menggunakan besi, tidak menggunakan baja," jelas Wiwin.
Penggunaan bambu ini berawal dari ide Elwin Mok yang sedang melakukan perjalanan singkat ke Pantai Melasti di selatan Bali.
Saat sedang dalam masa perjalanannya tersebut, Elwin bersama timnya mendapat ide brilian. Mereka melihat sejumlah pekerja konstruksi menggunakan bambu dalam sebuah proyek bangunan.
Setelah melakukan diskusi dengan tim, akhirnya diputuskanlah penggunaan bambu sebagai menjadi bahan utama untuk pembangunan tempat makan siang bagi para petinggi negara G20 dan tamu undangan yang hadir.
G20 Berikan Dampak Positif
Salah satu warganet melalui akun Twitternya @hiYano berbagi kisahnya mengenai dampak positif selama adanya perhelatan G20 di Bali.
Ia mengatakan, selama pandemi Ciovid-19 membawa dampak bagi dirinya dan masyarakat yang tinggal di kawasan pariwisata seperti Bali.
Termasuk antara lain para pekerja event, supir pariwisata, pedagang kaki lima, dan masih banyak lagi.
Bahkan ia rela sampai menjual aset dan menguras tabungan untuk menghidupi keluarga ketika Bali sedang dalam kondisi sepi karena pandemi.
"Buat pekerja2 event. Buat supir2 pariwisata, buat dagang kopi/nasi Jinggo di lokasi parkir, buat guest house yg menyediakan tempat tinggal buat pekerja dr luar Bali, dan masih banyak lagi, yg udah dua taun jual aset/pake tabungan buat memghidupi keluarga.
Iya gua salah satunya," tulis @hiYano.
Bersamaan dengan kicauannya, warganet yang tinggal dan bekerja di Bali pun juga setuju dengan kicauan Yano.
Ada yang bercerita kalau usaha rental kendarannya menjadi ramai karena banyak masyarakat yang mulai datang ke Bali setelah 2 tahun lockdown dan menjelang KTT G20, para pengrajin dan vendor catering yang kebanjiran order, hingga kawasan wisata mangrove yang kembali hidup karena banyaknya wisatawan yang datang.
"Hotel2 yg udah tutup ketika pandemi akhirnya pada dibuka kembali karna disewa oleh para pekerja event maupun keamanan event 🙏," kata @Ryan_Ramirez.
"benerrr, papaku kena cipratan positif dari g20. umkm kendaraan pariwisata yg kemaren bisa dibilang lumpuh total gara-gara corona, tbtb kebanjiran orderan sampe dapet order alphard juga😭 alhamdulillah banget," cuit @strvvbrryncigs.
"Keluarga kami pun terciprat rejekinya. Lahan kosong klrga, disewa untuk parkir2 mobil pejabat2. Dan di lahan itu kami dan adik2 buka kios, tempat makan, tempat minuman, warung ngopi dan beli oleh2.. Alhamdulillah. Besok abis jemput masnya, bablas bali langsung nengok kesana...🙂," jawab @aiyu_asayaka.
Advertisement