Liputan6.com, Doha - CEO Twitter, Elon Musk, baru-baru ini terlihat menonton laga final Piala Dunia 2022, Argentina vs Prancis, di Lusail Stadium, Qatar, pada Minggu waktu setempat (18/12).
Kehadiran orang terkaya kedua di dunia ini membuat salah satu sub-reddit bernama Elon Jet Tracker mendiskusikan kehadirannya di Qatar yang memancarkan 186.000 pon atau 93 ton CO2 ke atmosfer.
Baca Juga
Sub-reddit tersebut memang sudah biasa memberikan laporan terkait kebiasaan hedonis pendiri Tesla tersebut kepada lebih dari 194 ribu anggotanya.
Advertisement
Alih-alih menontonnya di layar, Elon Musk memilih mengeluarkan USD47 ribu (Rp731,9 juta) untuk terbang ke Qatar. Musk pergi ke Qatar dengan jet pribadinya yang harganya setara Rp1,1 triliun dari San Jose.
Ternyata perjalanan sekali jalan Elon Musk ini melepaskan CO2 yang cukup banyak, yang setara dengan yang dilepaskan oleh mobil rata-rata orang Amerika dalam 12 tahun atau tujuh perjalanan keliling dunia.
Jika dihitung terbalik, emisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah listrik ini akan cukup untuk mengendarai Tesla sejauh 6 kali mengelilingi bumi.
Namun, emisi ini hanya untuk perjalanannya seorang diri ke Qatar dan perjalanannya kembali ke San Jose, berarti kelipatannya.
Dengan asumsi dia akan melakukan perjalanannya kembali ke San Jose, CEO SpaceX ini akan melakukan perjalanan sekitar lebih dari 20 ribu kilometer.
Dengan ini, Musk akan menghabiskan 15.000 galon bahan bakar untuk total perjalanannya. Dengan kata lain hampir 136 ton CO2 disuntikkan langsung ke atmosfer.
Emisi dari perjalanan tunggalnya sama dengan apa yang dilakukan 9,5 orang Amerika dalam satu tahun.
Menurut Arbor day foundation, satu pohon dewasa dapat menyerap 48 pon CO2 dari atmosfer, maka dibutuhkan hutan mini yang terdiri dari 1.000 pohon Oakwood selama 6,25 tahun hanya untuk mengimbangi perjalanan Elon Musk menonton pertandingan sepak bola.
Membuat kesal para pejuang lingkungan bukanlah hal baru bagi Elon Musk, yang biasa dengan gaya hidup jet-set.
Dia bahkan pernah melakukan penerbangan sembilan menit dengan jet pribadinya dari San Jose ke San Francisco yang membuat marah para ahli ekologi.
Bukan Hanya Elon
Selain jet pribadi yang dipake Elon, sebenarnya aset-aset seperti yacht dan mansion juga berkontribusi pada lingkungan.
Superyacht, landasan helikopter, serta kapal selam yang dapat melepaskan emisi 7.020 ton CO2 dalam setahun.
Para pelestari lingkungan melihat angka tersebut merupakan angka terburuk. Transportasi dan real estat merupakan dua kontributor jejak karbon aktivitas manusia.
Sebagai orang terkaya kedua di dunia, Kepala Eksekutif Tesla Motors ini sebenarnya tidak memiliki yacht atau mansion.
Namun, The Conversation menghitung bahwa jejak karbon pribadi Elon Musk ratusan kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata warga dunia. Pada 2018, misalnya, jejak karbon dari asetnya sekitar 2.084 ton.
Advertisement
Gulfstream G650ER
Pesawat tipe Gulfstream G650ER adalah pesawat pribadi yang membawa Musk ke Qatar.
Pesawat ini memiliki empat ruang tamu untuk bekerja, makan, hiburan, dan bersantai. Pesawat ini dilengkapi dapur dengan dua kompartemen penyimpanan, microwave, dan oven konveksi untuk menyiapkan makanan lezat setinggi 30.000 kaki di udara.
Sementara kursi sepenuhnya dapat direbahkan untuk diubah menjadi tempat tidur yang nyaman.
Business Insider melaporkan bahwa pesawat tersebut dibuat pada 2015 dan Elon Musk mendapatkannya pada 2016.
Dalam beberapa kesempatan, Elon Musk mengatakan bahwa z merupakan salah satu kompartemen penting dalam hidupnya.
“Jika saya tidak menggunakan pesawat, maka saya memiliki lebih sedikit waktu untuk bekerja,” kata Musk dalam sebuah wawancara.
Elon Musk diketahui menghabiskan Rp 10,1 miliar untuk jet pribadinya. Bahkan, ia bisa menghabiskan jutaan dolar untuk biaya operasionalnya.
Menurut Corporate Jet Investo atu jam terbang degan Gulfstream G650ER menghabiskan biaya rata-rata Rp53 juta.
Membeli Pesawat Beru
Pesawat Musk tipe Gulfstream G650ER yang juga dimiliki bos Amazon Jeff Bezos diperkirakan akan digantikan oleh Gulfstream G700.
Pesawat tersebut merupakan pesawat andalan Gulfstream terbaru yang memiliki panjang kabin lebih dari 17,37 meter dan jangkauan maksimum 7.500 mil laut.
Pesawat yang diluncurkan 2019 itu diperkirakan akan sampai di tangan Musk pada awal 2023. Keunggulan pesawat ini adalah bisa sampai lebih cepat dengan kecepatan 1.102,5 km per jam.
Pesawat ini juga dapat menampung hingga 19 orang dalam posisi duduk dan memiliki dua puluh jendela oval panoramik, yang diklaim terbesar dalam penerbangan bisnis.
Bahkan, dalam perjalanan jauh, pesawat ini mampu menampung hingga 13 orang dalam posisi berbaring.
Advertisement