Liputan6.com, Jakarta - Badai salju yang menimpa wilayah Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada, semakin parah dan mengkhawatirkan. Kabar terbaru dari kasus kematian akibat badai tersebut hampir meningkat dua kali lipat di kota Buffalo, New York, Amerika Serikat.
The Guardian melaporkan badai musim dingin ini telah menewaskan sedikitnya 34 orang. Sebelumnya ada 19 kasus kematian berdasarkan laporan BBC, pada Minggu, 25 Desember 2022, saat Natal.
Baca Juga
"Kami memiliki begitu banyak jenazah sehingga berbagai rumah sakit penuh dan kami hanya harus memeriksa dan menentukan apakah individu tersebut meninggal karena kematian terkait badai salju," kata Eksekutif Wilayah Erie di kota Buffalo, New York, Amerika Serikat, Mark Poloncarz.
Advertisement
Badai salju diketahui terjadi sepanjang akhir pekan Natal sehingga mereka yang merayakan hari kelahiran Yesus Kristus tersebut gelap gulita alias tanpa listrik apapun.
Selain itu, menurut situs pelacakan FlightAware, dampak dari ledakan Arktik juga mengganggu perjalanan liburan, dengan lebih dari 2.900 penerbangan dari masuk dan keluar AS dibatalkan pada Selasa, 27 Desember 2022, seperti dilansir dari CNN Internasional.
Dari jumlah tersebut, sekitar 2.500 dioperasikan oleh Southwest, yang kepala serikat pekerja pilotnya menyalahkan perjalanan yang gagal karena badai dan infrastruktur TI yang sudah ketinggalan zaman untuk perangkat lunak penjadwalan.
Dengan demikian, selama badai salju masih terjadi maka pemerintah setempat telah memutuskan untuk semua warganya dilarang mengemudi dan mencari tempat yang aman bertahan hidup dibawah dingin salju setebal 50,3 inci hingga seluruh fasilitas umum seperti kereta dan penerbangan ditunda bahkan tutup.
Poloncarz Peringati Warganya Badai Salju Belum Berakhir
Lebih lanjut, Mark Poloncarz telah memperingati kepada seluruh masyarakat wilayah Erie di kota Buffalo, New York, Amerika Serikat bahwasanya badai salju belum selesai sama sekali hingga diperkirakan akan berakhir beberapa hari ke depan.
"Ini belum berakhir dan ini juga badai terburuk yang mungkin terjadi dalam hidup kita. Bahkan untuk daerah yang terbiasa dengan hujan salju tinggi di Great Lakes,” ujar Poloncarz.
Dia pun menambahkan ada Empat belas kematian telah dikaitkan dengan paparan dingin yang ekstrim. Di antaranya tiga orang tewas dalam kendaraan sendiri, empat meninggal tanpa penghangat di rumah, tiga meninggal karena penyakit jantung terkait dengan menyekop atau pembersihan salju lainnya dan tiga lainnya meninggal setelah layanan darurat tertunda dalam menanggapi panggilan medis.
Advertisement
Korban Sebelum Meninggal Sempat Video Call dengan Saudara Perempuan
Menurut laporan New York Post, seorang korban bernama Anndel Taylor yang berusia 22 tahun tewas usai terjebak di dalam mobilnya sendiri selama 18 jam hingga sempat bertukar dengan serangkaian percakapan melalui video call dengan saudara perempuannya di kota North Carolina.
"Dia memberi tahu saudara perempuan saya bahwa dia takut," kata Tomeshia Brown selaku saudara perempuan Taylor.
Joe Biden: Hati Saya Bersama Mereka Telah Kehilangan Orang yang Dicintai
Per, Selasa 27 Desember 2022 waktu setempat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyetujui deklarasi darurat yang memungkinkan dukungan federal untuk Negara Bagian New York akibat diterpa badai salju hingga menewaskan puluhan jiwa.
“Saya berbicara dengan @GovKathyHochul untuk mendapatkan pembaruan tentang cuaca musim dingin yang ekstrem di New York. Kami siap untuk memastikan mereka memiliki sumber daya yang mereka butuhkan untuk melewati ini. Hati saya bersama mereka yang kehilangan orang yang dicintai pada liburan akhir pekan ini. Anda berada dalam doa saya dan Jill,” tulis Joe Biden, dikutip dari Twitter resmi kepresidenan AS @POTUS.
Advertisement