6 Hal atau Perbuatan yang Membatalkan Itikaf

Berikut ini 6 hal yang dapat membatalkan itikaf Anda

oleh Sulung Lahitani diperbarui 10 Apr 2023, 18:06 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2023, 18:06 WIB
Masjid
Ilustrasi Masjid Credit: pexels.com/Majr

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan suci Ramadhan adalah melakukan Itikaf. Itikaf adalah berdiam diri di masjid dengan cara dan niat tertentu.

Anjuran ini ditekankan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan karena waktu-waktu tersebut bisa sampai pada malam Lailatul Qadar.

Karena Itikaf merupakan kegiatan ibadah yang sangat penting di bulan suci Ramadhan, maka perlu diingat beberapa hal mendasar mengenai hal-hal yang membatalkan Itikaf oleh seorang Mutakif (orang yang melakukan Itikaf) agar Itikaf yang dilakukannya sah dan memiliki nilai ibadah.

Berikut enam hal yang dapat membatalkan itikaf menurut Al-Qur'an dan hadits seperti dihimpun dari The Islamic Information:

1. Meninggalkan Masjid

Hal pertama yang dapat menggagalkan atau membatalkan itikaf adalah meninggalkan masjid tanpa alasan yang sah atau mendesak. Namun, jika ada udzur seperti wudhu , perlu ke kamar kecil, makan dan minum yang tidak boleh dilakukan di masjid, maka keluar masjid tidak membatalkan atau membatalkan itikaf.

2. Hubungan Seksual

Perbuatan kedua yang dapat membatalkan itikaf adalah jima' atau bersetubuh dengan pasangan. Mayoritas ulama sepakat bahwa jima' atau persetubuhan dengan pasangan, baik disengaja maupun tidak, baik siang maupun malam, dapat membatalkan itikaf. Hal ini berdasarkan Al Quran Surat Al-Baqarah ayat 187.

Namun, jika suami dan istri saling menyentuh dengan nafsu atau ciuman, sebagian ulama berpendapat itu makruh, sementara yang lain mengatakan ini bisa membatalkan itikaf. Mutakif atau orang yang melakukan itikaf harus menghindari perbuatan yang meragukan seperti ini.

 


3. Menstruasi atau perdarahan pasca melahirkan

Masjid - Vania
Ilustrasi Masjid/https://unsplash.com/Rumman Amin

Para ulama sepakat bahwa jika seorang wanita mengalami haid atau nifas, otomatis itikafnya batal.

4. Melakukan dosa besar

Hal berikutnya yang dapat membatalkan itikaf adalah melakukan dosa besar. Karena barang siapa yang melakukan dosa besar maka itikafnya batal. Beberapa dosa yang dapat membatalkan itikaf adalah mabuk, meninggalkan Islam (Riddah), ghibah, fitnah, dll.

5. Syirik

Hal terakhir yang dapat membatalkan atau menggagalkan Itikaf adalah Syirik atau menyekutukan Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Quran Surat Az-Zumar ayat 65 . Dengan demikian kemurtadan membatalkan Itikaf.

Hal-hal tersebut dapat merusak atau membatalkan itikaf yang harus kita ketahui. Semoga dalam melakukan itikaf di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan kita dapat terhindar dari perbuatan yang dapat membatalkan itikaf kita sehingga kita semua mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.

 


6. Sakit jiwa atau pingsan

Ilustrasi masjid (Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/lampu-gantung-downlight-coklat-415752/)
Ilustrasi masjid (Foto oleh Pixabay: https://www.pexels.com/id-id/foto/lampu-gantung-downlight-coklat-415752/)

Hal kelima yang membatalkan itikaf adalah pingsan dan gila. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa orang gila atau orang dengan gangguan jiwa berat yang tidak dapat mengendalikan dirinya tidak dapat dikualifikasikan sebagai orang yang sah melakukan itikaf.

Sedangkan dalam hal pingsan, sebagian besar ulama sepakat bahwa pingsan yang membatalkan itikaf adalah pingsan yang disebabkan oleh unsur kesengajaan, seperti meminum obat-obatan tertentu.

Sementara itu, dalam hal pingsan yang tidak disengaja, ulama Syafi'i mengatakan bahwa ketika seseorang yang sedang itikaf tiba-tiba pingsan, waktu pingsannya dihitung sebagai waktu itikaf, dengan catatan ia masih berada di dalam masjid. Sementara itu, ulama mazhab Hambali berpendapat bahwa pingsan ini tidak membatalkan itikaf seperti tidur, dan hanya membatalkan wudhu atau wudhu.


Doa Itikaf Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan

Ilustrasi masjid (Foto oleh LIZ ROMO: https://www.pexels.com/id-id/foto/tiga-pria-berjalan-di-depan-gedung-kubah-815439/)
Ilustrasi masjid (Foto oleh LIZ ROMO: https://www.pexels.com/id-id/foto/tiga-pria-berjalan-di-depan-gedung-kubah-815439/)

Doa itikaf adalah salah satu doa penting yang harus dibaca sebelum dan saat melakukan ibadah itikaf, terutama pada malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Doa itikaf menjadi sebuah permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan kekuatan dan kemampuan untuk melakukan ibadah secara khusyuk dan penuh konsentrasi selama itikaf.

- Niat Itikaf

Bacaan doa itikaf untuk niat beritikaf di malam Lailatul Qadar:

 

Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala

Artinya:

“Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala.” 

 

- Saat Itikaf

Lalu, ini bacaan doa itikaf di malam Lailatul Qadar di masjid atau di rumah:

 

"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni"

Artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, dan Engkau senang memberi ampun, maka ampunilah aku." 

Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW pernah mengajarkan doa itikaf kepada para sahabatnya, yaitu:

"Allahumma inni as'aluka ridhaaka wal jannah, wa a'udzu bika min sakhatika wan naar" yang artinya "Ya Allah, aku memohon ridha-Mu dan surga-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan api neraka."

Doa itikaf ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari itikaf Lailatul Qadar adalah untuk mencari ridha Allah SWT dan memohon ampunan-Nya, serta memohon perlindungan dari kemurkaan Allah SWT dan siksa neraka.

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas:

"Sesungguhnya Rasulullah bersabda tentang (tanda-tanda) Lailatul Qadar (yaitu) malam yang mudah, indah, tidak (berhawa) panas atau dingin, matahari terbit (pada pagi harinya) dengan cahaya kemerahan (tidak terik).” (H.R. Bukhari)


Tata cara Itikaf

Ilustrasi masjid (Photo by Dhru J on Unsplash)
Ilustrasi masjid (Photo by Dhru J on Unsplash)

Itikaf sebenarnya bukan hanya sekadar berdiam diri di masjid atau rumah, tetapi juga mencakup berbagai macam aktivitas ibadah, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berdoa, dan melakukan shalat sunnah. Itikaf bisa dilakukan secara individu atau bersama-sama dengan kelompok, tergantung pada keinginan dan kesempatan masing-masing.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau.”

Syarat melakukan itikaf adalah beragama Islam, berakal sehat, dan bebas dari hadas besar. Dalam risalah Imam al-Ghazali berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah) halaman 435, disebutkan cara itikaf di masjid dan rumah untuk adab ada delapan.

Artinya:

"Adab itikaf, yakni: terus menerus berdzikir, penuh konsentrasi, tidak bercakap-cakap, selalu berada di tempat, tidak berpindah-pindah tempat, menahan keinginan nafsu, menahan diri dari kecenderungan menuruti nafsu dan menaati Allah azza wa jalla."

Ini cara itikaf di masjid dan rumah yang dimaksudkan:

  1. Berdoa
  2. Membaca zikir
  3. Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW
  4. Membaca Al-Qur’an ataupun Hadis
  5. Jangan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan tidak bermanfaat
  6. Mengharap rida dari Allah SWT disertai niat yang bersih
  7. Sedikit makan, minum, dan tidur agar lebih khusyuk
  8. Menjaga kebersihan dan kesucian diri serta tempat itikaf
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya