9 Burung Tercerdas di Dunia, Ada yang Suka Mencuri Perhiasan

Liputan6.com, Jakarta Memahami kecerdasan hewan telah menjadi fokus utama penelitian biologi perilaku. Dalam konteks ini, burung seringkali menjadi subjek studi yang menarik, memperlihatkan berbagai tingkat kecerdasan dan perilaku yang menakjubkan. Beberapa burung menunjukkan konsistensi dalam perilaku sepanjang hidupnya, membangun sarang dan mencari makanan dengan cara yang dapat diprediksi.

Sementara itu, burung-burung lain menonjol dengan rasa ingin tahu tinggi, mampu memecahkan masalah dan menggunakan alat untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam deretan ini, kita akan menjelajahi sembilan penerbang yang menduduki posisi istimewa sebagai burung terpintar di dunia, mengungkapkan keunikan perilaku mereka yang luar biasa.

Seiring dengan penelitian yang mendalam, para ilmuwan telah menyaksikan sejumlah burung menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam penggunaan alat. Beberapa burung memiliki kemampuan untuk merancang dan menggunakan alat secara kreatif, menciptakan pendekatan unik untuk memecahkan masalah sehari-hari. Di sisi lain, ada burung yang menunjukkan kecerdasan sosial yang tinggi, mampu mengakali teman sejenis dan bahkan mengenali wajah manusia. Melalui pengamatan perilaku ini, kita dapat menggali lebih dalam tentang kehidupan mental dan emosional burung-burung ini.

Perilaku unik ini memberikan gambaran mendalam tentang kecerdasan burung yang seringkali terabaikan. Terlepas dari perbedaan spesies, para penerbang cerdas ini membangkitkan rasa ingin tahu kita tentang dunia hewan. Melalui eksplorasi perilaku mereka, kita dapat meresapi keajaiban alam dan memahami lebih baik tentang kompleksitas kehidupan burung di alam liar. Merangkum dari a-z-animals.com, mari kita selami dan kagumi kecerdasan sembilan penerbang terpintar di dunia ini!

Di musim gugur, burung scrub jay barat memainkan peran cerdik dalam mencari dan menyimpan makanan untuk bertahan selama musim dingin. Berbeda dengan banyak burung lain yang juga menyimpan persediaan, burung ini menambahkan elemen unik pada prosesnya. Scrub jay Barat memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menyadari risiko pencurian makanannya oleh burung pesaing atau tupai. Sehingga, ketika mereka menyembunyikan makanan, mereka terus mengamati sekitarnya. Jika mereka merasa diawasi atau dicurigai burung lain, scrub jay ini akan dengan cerdik menyimpan makanannya di tempat lain, bahkan mungkin beberapa kali mengubah lokasi untuk mengelabui pesaingnya.

Daya tipu daya burung scrub jay barat tidak berhenti di situ. Dalam pengamatan ilmiah, para peneliti menemukan perilaku unik di mana burung ini berpura-pura menyembunyikan makanan di satu tempat, namun sebenarnya membawanya ke lokasi lain untuk penyimpanan yang lebih aman. Tindakan pura-pura ini menambah dimensi baru pada kisah kecerdasan burung ini, menunjukkan kemampuan untuk menipu dan mengelabui makhluk lain dalam usahanya mempertahankan persediaan makanan yang berharga.

Kemampuan burung scrub jay barat untuk memahami risiko dan meresponnya dengan strategi yang cerdas dan penuh tipu daya mengungkapkan sejauh mana tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh burung ini. Perilaku kompleks ini menambahkan warna pada keberagaman dunia burung dan menjadi bukti keajaiban adaptasi dan kecerdasan yang dimiliki oleh hewan-hewan di alam liar.

Burung murai menonjol tidak hanya karena kicauan dan siulan indahnya, tetapi juga karena kecerdasannya yang memukau. Ilmuwan telah menguji kemampuan kognitif mereka melalui serangkaian ujian menantang. Salah satu uji coba yang mencolok melibatkan pemberian stiker kecil pada tubuh burung murai, yang kemudian ditempatkan di depan cermin. Saat melihat pantulannya, burung murai dengan cepat menyadari keberadaan stiker dan berusaha melepaskannya dari bulunya, menunjukkan tingkat pemahaman diri dan keterampilan manipulatif yang luar biasa.

Perbandingannya dengan jenis burung lain menjadi lebih menarik ketika burung murai menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap cermin. Sementara jenis burung lain mungkin hanya mengetuk cermin dan mengira itu burung lain, burung murai menunjukkan kemampuan untuk memahami bahwa pantulan dalam cermin adalah dirinya sendiri. Kecerdasan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kapasitas kognitif burung murai dan mengapa mereka menduduki posisi istimewa dalam dunia burung.

Pengamatan ilmiah terhadap burung murai memberikan bukti konkret tentang kecerdasan mereka yang kompleks. Kecakapan mereka dalam menanggapi situasi yang menantang, seperti uji coba cermin, menambah pemahaman kita tentang keanekaragaman kemampuan kognitif yang dimiliki oleh berbagai jenis burung di alam liar.

Clark’s Nutcracker, makhluk berbulu yang mendiami pegunungan di bagian barat Amerika Serikat, menarik perhatian bukan hanya karena penampilannya yang khas, tetapi juga karena kecerdasan luar biasa yang dimilikinya. Meski hidup di lingkungan pegunungan, burung ini telah dikenal memiliki ingatan yang mengagumkan. Dengan bulu abu-abu lembut di kepala dan punggung, serta bulu ekor berwarna hitam, Clark’s Nutcracker menjelma sebagai contoh kecerdasan yang mampu bersaing di alam liar.

Clark’s Nutcracker terkenal karena pola makan mereka yang sangat terorganisir. Biji pinus menjadi makanan utama mereka, dan untuk menghadapi musim dingin yang keras, burung-burung kecil ini menghabiskan banyak tenaga selama musim panas untuk menyimpan benih pinus. Mengagumkan, mereka dapat menyimpan hingga 30.000 benih pinus selama satu musim panas. Yang lebih mencengangkan, mereka tidak menyimpan semua benih di satu tempat, melainkan hanya tiga atau empat benih di satu lokasi. Hal ini mendorong pertanyaan tentang bagaimana Clark’s Nutcracker dapat mengingat ribuan tempat persembunyian, terutama setelah salju turun. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa burung ini menggunakan bantuan dari tunggul pohon, tiang pagar, dan penanda lainnya untuk membantu mereka mengingat lokasi tempat benih pinus dikuburkan.

Kemampuan Clark’s Nutcracker untuk mengatur persediaan makanan mereka dengan cara yang sangat canggih dan metode pengingatan yang kompleks membuatnya pantas mendapat julukan sebagai salah satu burung terpintar di dunia. Dengan strategi yang terkoordinasi dengan baik dan kemampuan adaptasi yang luar biasa, Clark’s Nutcracker menjadi contoh kecerdasan yang mengesankan dalam menghadapi tantangan lingkungan alamnya.

Burung gagak, dikenal dengan bulu hitam pekat dan matanya yang tajam, bukan hanya mendapat perhatian dalam budaya populer melalui cerita, lagu, mitos, dan puisi terkenal, tetapi juga diakui sebagai burung terpintar di dunia. Kejeniusan mereka terbukti melalui perilaku sosial yang kompleks.

Saat berburu mangsa, seekor gagak tidak bekerja sendirian, melainkan berpasangan dengan gagak lain untuk meningkatkan efisiensi prosesnya. Dengan taktik terkoordinasi, pasangan burung gagak dapat mengecoh induk burung untuk keluar dari sarang dan kemudian mengambil salah satu anak ayam sebagai makanan. Tindakan ini dilakukan beberapa kali hingga keduanya tercukupi.

Kecerdasan burung gagak juga tercermin dalam kemampuannya untuk menguasai tantangan yang rumit. Para ilmuwan telah membuat berbagai uji coba, salah satunya melibatkan burung gagak mendorong batu keluar dari kotak dengan menggunakan tongkat yang tergenggam di paruhnya. Setelah berhasil mengambil batu tersebut, gagak kemudian memasukkannya ke dalam tabung, memicu pelepasan makanan.

Dalam menghadapi tantangan ini, burung gagak menunjukkan pemahaman dan penguasaan yang luar biasa terhadap langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kejeniusan ini menjadikan burung gagak sebagai salah satu burung terpintar di dunia, mengesankan para ilmuwan dan pengamat alam.

Seekor gagak dengan panggilan yang menarik, dikenal dengan suara 'tchack', memikat perhatian bukan hanya karena panggilannya yang unik, tetapi juga karena kecerdasannya yang luar biasa. Burung ini memasuki daftar burung terpintar di dunia atas beberapa alasan yang mencolok. Salah satu perilaku cerdas yang membuatnya menonjol adalah kecenderungan untuk mengambil barang-barang berkilauan, seperti koin dan perhiasan. Gagak-gagak ini tidak dapat menahan diri melihat benda berkilauan dan terkadang bahkan mengambilnya dengan tujuan tertentu. Misalnya, mereka diketahui melepas tutup botol susu yang mengkilap dan mulai meminum susu dari botol tersebut.

Selain kemampuannya dalam berinteraksi dengan objek berkilauan, burung gagak juga menunjukkan kecerdasan dalam membangun sarangnya. Mereka menggunakan berbagai bahan, termasuk bulu hewan, untuk membuat tempat tinggal mereka. Para ilmuwan telah mengamati gagak yang mengikuti kawanan rusa, memanfaatkan momen ketika rusa berhenti, dan mencabut bulu dari punggung mamalia tersebut untuk digunakan sebagai bahan sarang. Tindakan ini mencerminkan kemampuan burung gagak untuk menggunakan otak mereka secara kreatif demi keuntungan mereka sendiri.

Dengan perilaku yang menunjukkan tingkat rasa ingin tahu dan pemahaman yang tinggi terhadap lingkungannya, burung gagak dengan panggilan 'tchack' ini menjadi contoh menarik dari kecerdasan burung di alam liar. Tindakan mereka yang terobsesi dengan benda berkilauan hingga kemampuan memanfaatkan situasi untuk kepentingan pembuatan sarang menunjukkan kompleksitas dan fleksibilitas dalam perilaku mereka.

Chough, dengan nama yang terdengar lucu ketika diucapkan seperti 'chuff', menarik perhatian bukan hanya melalui namanya yang unik, tetapi juga melalui ciri fisiknya yang mencolok. Burung ini memiliki bulu hitam, sejalan dengan beberapa burung lain dalam daftar, namun daya tarik utamanya terletak pada paruh dan kaki berwarna merah cerah yang mencolok.

Keunikan burung chough tidak hanya terbatas pada penampilannya, tetapi juga pada kecerdasannya yang luar biasa. Salah satu tindakan cerdas yang membuatnya menonjol adalah kemampuannya menggunakan suatu objek sebagai alat untuk membuka cangkang moluska.

Saat mencari makanan, seperti moluska, burung chough dapat memanfaatkan pecahan cangkang dari moluska yang sudah dimakan sebelumnya untuk membuka cangkang moluska lainnya. Kemampuan ini menunjukkan tingkat kecerdasan dan kecanggihan dalam pemecahan masalah, membuat burung chough menjadi salah satu burung yang patut diapresiasi di alam liar.

Rook, dengan penampilannya yang mencolok berwarna hitam dengan wajah putih dan paruh hitam runcing, bukan hanya burung yang menarik secara fisik, tetapi juga termasuk dalam daftar burung paling cerdas. Kemampuannya dalam memecahkan masalah sederhana menjadikannya sebagai salah satu burung dengan tingkat kecerdasan yang mengesankan.

Salah satu eksperimen yang menguji kecerdasan Rook melibatkan situasi dimana seekor cacing kecil mengambang di permukaan air dalam botol yang diisi setengah air. Meskipun Rook tahu bahwa untuk mendapatkan mangsa, ia perlu memasukkan paruhnya ke dalam botol, namun cacing tersebut berada di luar jangkauan karena rendahnya permukaan air. Dalam tindakan cerdasnya, Rook memutuskan untuk menjatuhkan batu ke dalam botol, yang secara efektif menaikkan permukaan air dan memungkinkannya mencapai cacing. Melalui tindakan ini, Rook berhasil memecahkan masalah dengan kreativitas dan pemahaman yang luar biasa.

Keberhasilan dalam eksperimen ini menegaskan bahwa Rook memiliki kemampuan pemecahan masalah yang cemerlang. Kemampuannya untuk mengidentifikasi solusi yang inovatif untuk mencapai tujuannya menunjukkan bahwa kecerdasan burung ini melibatkan pemikiran tingkat tinggi dan adaptabilitas terhadap situasi tertentu.

Burung kutilang pelatuk memberikan pandangan yang mengejutkan terhadap kecerdasan adaptif burung di Kepulauan Galapagos. Meskipun namanya mengarah pada citra burung pelatuk tradisional yang besar, burung ini memiliki ukuran kecil dan paruh mungil yang seolah-olah lebih cocok untuk burung kutilang. Namun, kecerdasannya benar-benar terpancar ketika mencari makanan di habitatnya.

Di Kepulauan Galapagos, burung kutilang pelatuk menghadapi tantangan untuk mengambil cacing dan belatung yang tersembunyi di dalam pohon. Paruh pendek mereka, yang sejatinya tidak efektif untuk menggali dalam batang atau dahan pohon, memicu penggunaan otak mereka secara kreatif. Dalam tindakan cerdas, burung ini menggunakan berbagai objek, seperti ranting, batang, bahkan duri kaktus, sebagai alat untuk mengekstraksi belatung dari dalam pohon. Dengan begitu, burung kutilang pelatuk membuktikan bahwa ukuran paruh bukanlah hambatan untuk menemukan solusi pintar dalam memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Perilaku unik ini mencerminkan tingkat kecerdasan dan adaptabilitas yang tinggi, menunjukkan bahwa burung kutilang pelatuk mampu menggunakan lingkungan sekitarnya sebagai alat untuk memperoleh makanan. Kreativitas ini membantu mereka bertahan hidup di habitat yang unik dan memberikan kontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana kecerdasan burung dapat berkembang dalam menghadapi tantangan alam.

Burung gagak, dengan segala kecerdasannya, secara layak menduduki posisi istimewa dalam daftar burung terpintar di dunia. Keunggulan burung ini tak lepas dari berbagai tingkat keterampilan dan kecerdasan adaptif yang mereka tunjukkan dalam berbagai situasi.

Contoh konkret kecerdasan burung gagak dapat dilihat di Jepang, di mana mereka mengembangkan taktik unik untuk mendapatkan makanan. Gagak terlihat menjatuhkan kacang ke jalan raya yang padat lalu lintas. Dengan bijak, mereka menunggu hingga kacang hancur di bawah roda kendaraan yang lewat, lalu dengan cepat menyantap potongan-potongan kacang yang terpapar. Tindakan ini mencerminkan pemahaman akan hubungan sebab-akibat, menunjukkan bahwa burung gagak memiliki kemampuan berpikir yang lebih kompleks.

Selain itu, kemampuan burung gagak dalam menggunakan alat merupakan bukti kreativitas dan kecerdasan mereka yang luar biasa. Dengan memanfaatkan dedaunan, ranting, dan tongkat, mereka dapat membuat alat untuk mengakses serangga yang bersembunyi di dalam tanah atau di pohon. Ini menunjukkan bahwa burung gagak bukan hanya memiliki insting, tetapi juga kemampuan untuk membuat dan menggunakan alat sesuai dengan kebutuhan mereka. Keahlian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang fleksibilitas dan adaptabilitas kecerdasan burung gagak.

Kemampuan burung gagak untuk mengingat ciri-ciri wajah manusia menambah lapisan kompleksitas dalam pemahaman kecerdasan mereka. Dengan mampu mengenali wajah manusia, mereka dapat membedakan antara individu-individu tertentu. Ini menyoroti tingkat kecerdasan sosial dan kognitif yang tinggi pada burung ini, membuktikan bahwa burung gagak tidak hanya mengandalkan insting, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengingat dan memahami aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.

Selain itu, kemampuan burung gagak dalam menggunakan alat mencerminkan kecerdasan mereka yang luar biasa. Mereka dapat membuat alat sederhana dari dedaunan, ranting, dan tongkat untuk mengakses serangga yang tersembunyi di tanah atau di pohon. Kreativitas dalam menciptakan dan menggunakan alat menyoroti fleksibilitas dan adaptabilitas burung gagak dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Burung gagak umumnya berukuran lebih kecil, dengan panjang sekitar 50 sentimeter dan lebar sayap bisa mencapai 1 meter. Selain dikenal dengan ciri warna hitam yang khas, gagak juga termasuk salah satu hewan paling cerdas di dunia.

Lumba-lumba, hewan laut yang cerdas dengan kemampuan berpikir abstrak dan komunikasi suara. Selain itu, simpanse juga punya kemampuan memecahkan masalah dan berkomunikasi menggunakan alat atau bahasa isyarat.

Beo dan keluarga corvidae, gagak dianggap burung yang paling cerdas.

Sejumlah studi menunjukkan seekor gagak dapat menghitung hingga 5 serta mampu mengingat wajah dengan baik.

Wisdom, burung jenis laysan albatros berusia 71 tahun mencatatkan namanya sebagai burung liar tertua yang diketahui dalam sejarah.