Peluncuran Buku Networking: Seni Membangun dan Memelihara Relasi Menjadi Lebih Bersemi

Networking, dalam konteks yang paling luas, adalah seni membangun dan memelihara relasi yang bermanfaat.

oleh Fahmi Zaenal Mutakin diperbarui 08 Mar 2024, 08:08 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 08:08 WIB
Sesi pematerian acara peluncuran buku terbaru dari William
Sesi pematerian acara peluncuran dan diskusi buku ke lima William dengan judul “Networking: Seni Nyetor (dan Cari) Muka untuk Profesional” (Foto.Liputan6.com/Fahmi Zaenal Mutakin)

Liputan6.com, Jakarta - Networking, dalam konteks yang paling luas, adalah seni membangun dan memelihara relasi yang bermanfaat. Di dunia yang semakin terhubung, kemampuan untuk berjejaring telah menjadi keterampilan yang sangat berharga, baik secara profesional maupun pribadi.

Manfaat dari networking tidak terbatas hanya pada pertukaran informasi; ia juga membuka pintu untuk peluang baru, seperti kerjasama bisnis, rekomendasi pekerjaan, atau bahkan mentorship. Dengan berjejaring, seseorang dapat memperluas cakrawala mereka, belajar dari pengalaman orang lain, dan mendapatkan perspektif baru yang mungkin tidak mereka temukan dalam lingkaran sosial mereka yang biasa.

Cara membangun networking yang efektif melibatkan lebih dari sekadar bertukar kartu nama atau menghadiri acara sosial. Ini tentang mendengarkan secara aktif, menunjukkan ketulusan dalam interaksi, dan memberikan nilai kepada orang lain. Dengan demikian, networking yang sukses adalah tentang memberi dan menerima, membangun hubungan yang saling menguntungkan yang dapat bertahan lama dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Pada hari Kamis, 07 Maret 2024 telah diselenggarakan acara peluncuran dan diskusi buku terbaru yang bertajuk Networking: Seni Nyetor (dan Cari) Muka untuk Profesional, yang ditulis oleh William yang merupakan seorang penulis dan praktisi komunikasi, yang sehari-harinya menjabat sebagai PR and Communication Lead di perusahaan aplikasi investasi digital di Indonesia, beliau juga merupakan seorang dosen di Universitas Indonesia. Dan acara ini diselenggarakan di kantor Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Tentunya dengan adanya peluncuran buku ini, menambahnya ilmu bagi semua orang untuk bagaimana caranya melakukan Networking yang baik untuk menumbuhkan dan merawat relasi secara profesional.

Menulis buku dengan waktu yang terbilang singkat

Simbolis peluncuran buku
Simbolis penyematan tanda peluncuran buku Networking: Seni Nyetor (dan Cari) Muka untuk Profesional (Foto.Liputan6.com/Fahmi Zaenal Mutakin)

William menulis buku ini hanya menghabiskan waktu lima minggu saja, dan dia memang menulis buku ini di waktu yang senggang. Dan buku ini merupakan buku yang ke lima yang telah ia terbitkan, dan penerbit yang ia pilih ialah Pustaka Obor Indonesia.

Bukunya yang pertama ia pun terbitkan di penerbit Pustaka Obor Indonesia pada tahun 2007 lalu, dan ia mengungkapkan bahwa 17 tahun relasinya bersama keluarga Pustaka Obor Indonesia adalah momen yang merubah hidupnya.

Bahkan ia bercerita dua minggu terakhir buku ini ditulis di Australia dan semua fasilitas untuk dia menulis buku tersebut telah disediakan oleh teman-temannya yang ia dapatkan karena hasil dari Networking yang dilakukannya dengan profesional.

“Dua minggu terakhir saya menulis buku ini di Australia, saya berangkat bersama istri dan anak saya. Dan disana saya disediakan kantor untuk saya bekerja dari salah satu teman saya yang merupakan profesor disana, saya juga mendapatkan rumah tempat tinggal untuk menetap disana sementara disediakan oleh teman saya juga yang kebetulan dia lagi balik ke Indonesia, itulah memang enaknya hasil dari Networking yang baik,” jelas William.

William: Networking memiliki beberapa fase

Penyerahan buku William
Tiga orang yang mendapatkan hadiah gratis buku terbarunya dari William (Foto.Liputan6.com/Fahmi Zaenal Mutakin)

Buku ini secara jelas mengelompokkan perjalanan networking seseorang ke dalam tiga fase, yakni fase structural, strategic, dan symbolic. Dan menurut William setiap fase memiliki perspektif, kebutuhan, tujuan, dan aturan main yang berbeda-beda.

“Ketika saya menempatkan networking sebagai sebuah seni, saya berpandangan bahwa kemampuan networking yang kita miliki, terlepas di fase mana kita berada dan apa latar belakang kita atau keluarga kita, bisa membantu kita selangkah lebih dekat untuk menghasilkan masterpiece atau magnum opus atau karya agung dalam kehidupan sosial kita,” jelas William dalam bukunya Networking: Seni Nyetor (dan Cari) Muka untuk Profesional.

Infografis 9 Buku Populer Indonesia dari Masa ke Masa
Buku populer di Indonesia dari masa ke masa sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. (Dok: Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya