Konten Mukbang dan Dampak Buruknya bagi Penonton

Konten Mukbang juga mendorong penonton mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

oleh stella maris pada 21 Sep 2024, 12:47 WIB
Diperbarui 21 Sep 2024, 12:47 WIB
Ilustrasi mukbang
Ilustrasi mukbang/Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Mukbang adalah siaran menyantap makanan dari Korea Selatan yang popularitasnya terus meningkat. Mukbang diartikan sebagai “meokneun-bangsong”, yaitu “siaran makan”. Meski mukbang sebelumnya adalah siaran acara makan-makan, sekarang dalam kenyataannya berubah menjadi aktivitas menyantap makanan dalam porsi raksasa. Ada pula yang menampilkan makanan dengan level pedas luar biasa. Hal ini terjadi karena para pembuat konten ingin menampilkan sesuatu yang beda dan unik dari pembuat konten lain.

Di indonesia konten mukbang adalah konten kuliner yang cukup populer. Tanboy kun, konten kreator kuliner dengan mukbang sebagai konten utamanya, memiliki 19 juta subscriber. Video dengan views terbanyak Tanboy Kun mencapai 115 juta tayangan, menayangkan dirinya yang menghabiskan makanan dengan porsi sangat besar dengan level kepedasan di luar batas normal.

Beberapa orang mendapati menonton video mukbang memberikan dampak positif, seperti meningkatkan nafsu makan. Namun, karena tayangan mukbang identik dengan makanan tidak sehat—mie pedas, makanan yang digoreng, juga makanan-makanan pedas lain yang disajikan dengan porsi jumbo—mukbang seringkali menimbulkan dampak negatif bagi penontonnya.

Mukbang dapat memicu gangguan makan, tren mukbang dinilai menampilkan cara makan berlebihan yang dapat memicu gangguan makan berlebihan atau binge eating disorder. Gangguan makan ini membuat penderitanya sulit mengatur porsi makan atau memilih jenis makanan yang dikonsumsi.

Konten Mukbang juga mendorong penonton mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Bahkan, video mukbang juga sering kali membuat penontonnya ingin mencoba makanan yang sama dengan yang dikonsumsi oleh kreator mukbang. Namun sayangnya, makanan yang dikonsumsi pada video mukbang sering kali merupakan jenis makanan yang tidak sehat, misalnya junk food atau makanan yang terlalu pedas. Jika Anda mengonsumsi makanan cepat saji dalam porsi banyak dan terlalu sering, risiko kesehatan dapat meningkat. Salah satunya panas dalam.

Menonton video mukbang memang memiliki manfaat, terutama bagi Anda yang mencari hiburan untuk mengatasi kesepian atau stres. Jika Anda merasakan peningkatan nafsu makan setelah menonton video mukbang, pastikan Anda mengonsumsi makanan dalam porsi secukupnya dan menghindari makanan cepat saji, ya. Jika sudah terlanjur, panas dalam dapat diobati. Kini ada Tablet Herbal Kuldon yang diformulasikan untuk pengobatan panas dalam.

Tidak seperti obat dan minuman panas dalam lain yang pada umumnya hanya meredakan gejala panas dalam di tenggorokan dan mulut, Kuldon menuntaskan panas dalam secara efektif dan menyeluruh. Tablet Herbal Kuldon dapat bekerja dengan cepat karena bekerja dari dalam tubuh, tepat ke sumber panas dalam yakni pencernaan. Bentuk tablet dari obat herbal Kuldon ini juga membuatnya praktis dan mudah dibawa kemana pun.

Herbal
Istimewa.

Tablet Herbal Kuldon aman dikonsumsi siapa saja, karena kandungannya yang berasal dari bahan alami 100% dan pastinya berkualitas tinggi. Bahan herbal alami tersebut diantaranya adalah daun saga yang sejak lama dikenal efektif mengobati panas dalam, bersifat anti-inflamasi dan meredakan sakit tenggorokan. Thymi, yang berkhasiat sebagai antiradang dan antiseptik alami. Chrysanthemum, mampu meredakan sakit tenggorokan, memberikan efek menyegarkan, serta antibakteri. Ada pula akar alang-alang, sebagai antiradang juga memberikan kesegaran serta meredakan panas di dalam tubuh.

Tablet Herbal Kuldon dapat diminum dengan dosis sebagai berikut:

Dewasa: 3 kali sehari 2 tablet sekali minum

Anak diatas 6 tahun : Setengah dosis orang dewasa.

Temukan Kuldon di Apotek dan Toko Obat terdekat. Kuldon tersedia juga di e-commerce. Jangan biarkan panas dalam mengganggu hari-harimu. Panas dalam? #CoolingdownPakeKuldon! Cara Herbal Atasi Panas Dalam.

 

 

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya