Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda sering merasa vertigo kambuh di saat momen atau peristiwa tertentu? Termasuk saat Anda mengalami serangan stres yang begitu mengganggu.
Ternyata, menurut informasi dari Calm Sage, Rabu (22/1/2025), ada hubungan antara stres dan vertigo. Jadi, bisa dikatakan, apa yang Anda rasakan ini memang ada penyebab yang jelas di dalamnya.
Baca Juga
Jika Anda atau orang yang Anda kasihi sedang berjuang melawan stres kronis, Anda harus memahami stres dan gejalanya untuk membantu dengan cara yang tepat.
Advertisement
Stres bagaikan pencuri diam-diam yang merampas kedamaian dan terkadang keseimbangan hidup Anda. Walaupun gangguan kesehatan mental seperti stres sebenarnya tidak secara langsung menyebabkan vertigo, tapi berdampak signifikan pada sistem yang bertanggung jawab atas keseimbangan kita, yang menyebabkan hal ini.
Apa itu Vertigo?
Vertigo adalah gejala umum disfungsi vestibular (bagian telinga bagian dalam yang mengatur koordinasi dan keseimbangan). Vertigo adalah sensasi bahwa lingkungan sekitar Anda bergerak atau berputar terus-menerus. Vertigo juga dapat disebut sebagai extreme dizziness.
Umumnya, vertigo berlangsung selama satu detik hingga beberapa jam. Dalam kasus yang parah, bisa berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.
Untuk lebih memahaminya, bayangkan diri Anda berada di komidi putar yang tidak berhenti berputar. Inilah yang dimaksud dengan vertigo. Ini adalah sensasi di mana Anda merasa lingkungan sekitar bergerak atau miring, bahkan saat Anda diam.
Gejala Umum Vertigo
Lalu, apa yang membedakan antara vertigo dengan pusing biasa? Setidaknya ada beberapa ciri yang membedakan antara keduanya. Antara lain:
- Sensasi berputar (bahkan saat diam)
- Telinga terasa penuh
- Sakit kepala
- Motion sickness
- Mual
- Nystagmus (kondisi di mana mata bergerak ke samping tanpa terkendali)
- Telinga berdenging (tinnitus)
Penyebab Umum Vertigo
Secara ilmiah, vertigo tidak hanya disebabkan oleh kecemasan atau stres, tetapi juga dapat disertai dengan kondisi kesehatan lain seperti:
- Penyakit otak
- Perubahan posisi kepala dikenal sebagai benign paroxysmal positional vertigo
- Fistula (Perilimphatik)
- Sakit kepala atau migrain
- Hyperventilation
- Tekanan darah rendah
- Kelemahan otot
- Infeksi virus
- Infeksi telinga bagian dalam (Labirinitis)
- Trauma atau cedera kepala
Advertisement
Hubungan Antara Stres dengan Vertigo
Beberapa orang mengalami vertigo saat stres. Hal ini memberi tahu para peneliti bahwa ada hubungan antara vertigo dan stres.
Setelah penelitian, para profesional menemukan bahwa stres tidak secara langsung menyebabkan vertigo. Akan tetapi memengaruhi sistem vestibular. Secara ilmiah, ketika sistem vestibular terganggu, maka akan menyebabkan vertigo.
Baru-baru ini, 5% orang dewasa di AS melaporkan vertigo yang disertai stres atau kecemasan. Studi ini menunjukkan bahwa saat kita stres atau cemas, kadar kortisol dalam tubuh kita meningkat dan mengganggu sistem vestibular. Penyakit ini sering salah didiagnosis karena beberapa orang menyebutnya sebagai pusing.
Pada saat yang sama, istilah-istilah ini memiliki makna ilmiah yang berbeda. Di mana pusing adalah perasaan kehilangan keseimbangan. Sementara vertigo adalah sensasi khusus yang membuat Anda merasa bahwa lingkungan sekitar Anda bergerak.
Selama pusing, bergerak bisa jadi sulit, sedangkan vertigo, keseimbangan menjadi tidak terjaga dan disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, atau sakit kepala.
Dampak Vertigo dan Stres pada Kesehatan Mental
Hidup dengan stres kronis dapat berdampak besar pada kesejahteraan secara keseluruhan. Stres dapat menyebabkan kondisi kesehatan seperti:
- Diabetes
- Cedera kepala
- Penyakit jantung
- Tekanan darah rendah
- Gangguan tidur
- Obesitas
- Hipertensi
Jika Anda atau orang yang Anda kasihi berjuang melawan vertigo akibat stres, itu mungkin merupakan tanda bahwa Anda sedang mengalami tingkat stres yang tinggi, dan sebelum memburuk, Anda harus menghubungi profesional kesehatan mental.
Penanganan Vertigo dan Stres
Setelah berkonsultasi dengan dokter, dokter Anda kemungkinan akan meresepkan cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. CBT merupakan salah satu pendekatan pengobatan yang paling efektif untuk mengelola kecemasan dan stres.
Penelitian menunjukkan bahwa CBT juga dapat membantu mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh pusing dan vertigo. Selain itu, dokter Anda mungkin juga meresepkan obat untuk mengatasi kecemasan, seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), tricyclics, beta-blocker, dan banyak lagi.
Advertisement