Citizen6, Muara Enim: Tukang ojek mendominasi transportasi di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Mereka mengantar warga sampai ke pelosok-pelosok desa bahkan dusun. Hal ini mengingat di Muara Enim mobil angkutan hanya mengangkut warga keluar kota, salah satunya ke Tanjung Enim.
Bupati Muara Enim yang sudah 2 kali terpilih, Ir H Muzakir Sa'i Sohar pada 2011 lalu sudah memberikan rompi dan helm kepada para tukang ojek di wilayahnya. Keberadaan mereka pun sudah mendapat izin resmi dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Muara Enim.
Warna rompi yang dikenakan beragam, ada warna oranye, hijau light, cokelat, dan hitam. Dengan begitu keberadaan para tukang ojek mudah dikenali dari rompi yang dipakai. Wilayah mereka beroperasi pun tertulis jelas di belakang rompi.
Seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp 6.500 per liter di SPBU dan Rp 8.000 di eceran, ada beberapa tukang ojek menaikan tarif. Biasanya jarak dekat Rp 3 ribu, kadang ada yang minta Rp 4 ribu atau Rp 5 ribu. Tarif tersebut berbeda-beda tergantung tukang ojek yang ditumpanginya.
"Ya kadang ada yang mau 3 ribu ada juga yang minta 5 ribu," kata ibu Toni, bu RT di sebuah perumahan kawasan Pelitasari, Muara Enim.
Berapapun harga tarif, keberadaan tukang ojek sangat membantu warga. Meski ada pula sebagian warga yang sudah mempunyai sepeda motor. (Ais/Mar)
Ais adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat Queentiny@yahoo.co.id.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com
Bupati Muara Enim yang sudah 2 kali terpilih, Ir H Muzakir Sa'i Sohar pada 2011 lalu sudah memberikan rompi dan helm kepada para tukang ojek di wilayahnya. Keberadaan mereka pun sudah mendapat izin resmi dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Muara Enim.
Warna rompi yang dikenakan beragam, ada warna oranye, hijau light, cokelat, dan hitam. Dengan begitu keberadaan para tukang ojek mudah dikenali dari rompi yang dipakai. Wilayah mereka beroperasi pun tertulis jelas di belakang rompi.
Seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp 6.500 per liter di SPBU dan Rp 8.000 di eceran, ada beberapa tukang ojek menaikan tarif. Biasanya jarak dekat Rp 3 ribu, kadang ada yang minta Rp 4 ribu atau Rp 5 ribu. Tarif tersebut berbeda-beda tergantung tukang ojek yang ditumpanginya.
"Ya kadang ada yang mau 3 ribu ada juga yang minta 5 ribu," kata ibu Toni, bu RT di sebuah perumahan kawasan Pelitasari, Muara Enim.
Berapapun harga tarif, keberadaan tukang ojek sangat membantu warga. Meski ada pula sebagian warga yang sudah mempunyai sepeda motor. (Ais/Mar)
Ais adalah pewarta warga yang bisa dihubungi lewat Queentiny@yahoo.co.id.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com