Liputan6.com, Palembang - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Selatan (Sumsel) baru akan memulai menerapkan kurikulum muatan lokal (mulok) pangan lokal, per Febuari 2025 mendatang, bekerjasama dengan ICRAF Indonesia dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdas) di Sumsel.
Sebelum program tersebut dijalankan, ternyata beberapa sekolah sudah terlebih dahulu menjalankan inisiasi kurikulum mulok pangan lokal di daerahnya, salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Belida Darat yang berada di Kabupaten Muara Enim Sumsel.
Advertisement
Wakil Kepala (Waka) SMKN 1 Belida Darat Muara Enim Jakpar mengatakan, kurikulum pangan lokal sudah dijalankan beberapa tahun terakhir, dengan memanfaatkan buah lokal nanas yang berlimpah di daerahnya.
Advertisement
Baca Juga
Dari sekitar 5 hektare lahan sekolah, hanya 1/3 lahan saja yang dimanfaatkan untuk pembangunan sekolah. Sisa lahan tersebut dimanfaatkan untuk budidaya buah nanas yang menjadi modal bahan ajar kurikulum nanas.
“Di kurikulum nanas ini, kami mengajarkan cara menanam, pengolahan hingga pemasaran. Sehingga buah nanas bisa bernilai rupiah yang tinggi,” ujarnya kepada Liputan6.com, di sela Bimbingan Teknik (Bimtek) Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan Provinsi Sumsel, di Ballroom Hotel Emilia Palembang, Rabu (22/1/2025).
Ada sekitar 3 hektare lahan sekolah, yang dimanfaatkan untuk penanaman nanas lokal. Dalam sekali panen, SMKN 1 Belida Darat Muara Enim Sumsel bisa memproduksi ribuan buah nanas lokal, dengan kualitas terbaik.
Biasanya buah nanas tanpa diolah hanya dihargai Rp3.000 – Rp 3.500 per buah. Namun jika diolah menjadi berbagai jenis makanan, produknya bisa dihargai di harga Rp5.000-an per produk, dengan memanfaatkan sedikit bahan baku. Sehingga jumlah produknya akan banyak, hanya bermodal 1 buah nanas saja.
Ada beberapa produk berbahan buah nanas, seperti jus nanas, keripik, sirup, selai, cuko dan lainnya. Bahkan, mereka memanfaatkan limbah kulit nanas menjadi sirup dan cuka nanas, yang bisa dicampur dengan cuko pempek Palembang.
“Limbahnya jadi tidak terbuang, bisa diolah lagi. Dari kulitnya, kami memanfaatkan cita rasa manis dari buah nanas sebagai penambah rasa cuko,” katanya.
Kurikulum nanas tersebut sudah berjalan sejak 2022 lalu, diajarkan ke tiga jurusan di SMKN 1 Belida Darat Muara Enim Sumsel, terutama di jurusan kuliner.
Dukungan Disdik Sumsel
Produk olahan dari kurikulum nanas, dipamerkan di berbagai event yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Muara Enim dan Sumsel, serta kegiatan-kegiatan dari masyarakat.
Kepala Disdik Sumsel Awaluddin berkata, SMKN 1 Belida Darat Muara Enim Sumsel menjadi salah satu sekolah yang mempunyai inisiatif di luar dari kebiasaan. Walau mempunyai ruang sekolah yang kecil, tapi lahan sekolah bisa dimanfaatkan dengan pengembangan buah nanas.
Ada juga SMK negeri di Jarai Kota Pagar Alam Sumsel, yang juga mengembangkan kurikulum kopi. Karena di daerah tersebut, banyak petani kopi yang menggarap lahannya untuk budidaya kopi khas pegunungan Dempo.
“Ini punya tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang, untuk mengantisipasi keterbatasan pangan utama dan mengembangkan potensi pangan lokal lainnya.
Advertisement