Liputan6.com, Jakarta - EtherRock menjadi salah satu koleksi NFT yang memiliki harga fantastis mengikuti CryptoPunk dan Bored Ape. EtherRock berisi 100 koleksi gambar batu dengan bentuk yang sama, tetapi warna berbeda.
Token dalam koleksi ini bernilai jutaan dolar. Tetapi seorang kolektor NFT secara tidak sengaja menjual salah satu dari NFT ini yang ingin dijual seharga USD 1,2 juta atau sekitar Rp 17,2 miliar, tetapi justru hanya menjual beberapa sen saja.
Kolektor NFT, Rock Dust ingin menjual EtherRock NFT miliknya seharga 444 ethereum, atau bernilai sekitar USD 1,143,082. Sebagai gantinya, ia mencantumkan nilai NFT sebagai 444 Wei, unit terkecil dari mata uang Ethereum, membuat harga NFT itu menjadi kurang dari satu sen.
Advertisement
Baca Juga
Wei adalah denominasi terkecil dari cryptocurrency Ethereum, satu Ether (ETH) sama dengan 1.000.000.000.000.000.000.000 Wei, itu berarti kesalahan dalam denominasi dapat meniadakan harga barang tersebut.
Sebelum kolektor itu menyadari kesalahannya, dia secara langsung kehilangan seluruh kekayaannya, seperti yang dia jelaskan di Twitter.
"Saya baru saja salah mencantumkan @etherrock #44 untuk 444 wei bukannya 444 eth," tulis kolektor NFT dengan username @dino_dealer, di Twitter, dikutip dari Techstory, Selasa (19/4/2022).
“Bot menembaknya di blok yang sama dan mencoba membalik selama 234 eth. Dalam satu klik, seluruh kekayaan bersih saya sebesar USD 1 juta dolar, hilang. Apakah ada harapan?,” lanjut cuitan dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Kasus Pertama
Ini bukan kasus pertama yang terjadi dari keteledoran kolektor dalam menjual sebuah NFT. Tahun lalu, NFT Bored Ape secara tidak sengaja dijual dengan harga sedikit di atas USD 3,000 bukannya USD 300,000 akibat kesalahan ketik kolektor. Pada saat pemilik menyadari kesalahan, hal itu sudah terlambat.
Bot secara teratur menjelajahi pasar NFT seperti OpenSea dan masuk untuk memanfaatkan kesalahan ini. Sayangnya, sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi berarti hanya ada sedikit cara untuk dapat memperbaiki keadaan itu.
DinoDealer telah berusaha menjangkau pemilik bot untuk mendapatkan Ether Rock-nya kembali Namun, permohonannya tidak didengarkan sejauh ini. DinoDealer justru didekati oleh sejumlah orang mencurigakan yang mengaku menawarkan pengembalian uang dengan tujuan penipuan.
Advertisement
LINE Luncurkan Pasar NFT, Tawarkan 40.000 Produk
Sebelumnya, aplikasi jejaring sosial dan perpesanan asal Jepang, LINE, telah meluncurkan pasar NFT. Layanan baru ini memungkinkan 90 juta pengguna LINE untuk mengirim dan bertukar NFT dengan teman-teman mereka.
LVC Corp, operator aset kripto LINE dan bisnis blockchain, pada Rabu mengumumkan mereka telah meluncurkan LINE NFT, pasar NFT yang hanya tersedia di Jepang.
"Mulai hari ini, LINE NFT akan menawarkan sekitar 40.000 produk NFT untuk dijual, termasuk Yoshimoto NFT Theater. Pengguna dapat menyimpan NFT yang dibeli di dompet LINE Bitmax mereka,” isi pengumuman tersebut dikutip dari Bitcoin.com, Senin, 18 April 2022.
Teater NFT Yoshimoto terdiri dari NFT video oleh Yoshimoto Kogyo Holdings Co. Ltd. Bitmax adalah pertukaran kripto yang diluncurkan oleh LINE pada September 2019. Platform ini dapat diakses melalui aplikasi LINE.
Marketplace LINE NFT juga akan menawarkan NFT karakter populer termasuk Gyuunyuu, Usagyuuun, dan Betakkuma serta NFT dari serial anime “Patlabor: The Mobile Police.” Perusahaan mengatakan akan menambahkan lebih banyak NFT dari berbagai genre.
Menekankan konsep “LINE Blockchain Dirancang Untuk Semua Orang,” LVC Corp mengatakan ke depannya bertujuan untuk menyediakan NFT dan layanan serta teknologi blockchain lainnya yang dapat diterapkan secara praktis untuk kehidupan sehari-hari pengguna.
Raksasa e-commerce Jepang Rakuten juga meluncurkan pasar NFT. "Rakuten NFT adalah layanan yang menyediakan pasar bagi pengguna untuk membeli NFT, serta pembelian dan penjualan NFT peer-to-peer, di berbagai bidang seperti olahraga dan hiburan, termasuk musik dan anime.
Hollywood Punya Masa Depan di Blockchain dan NFT
Sebelumnya, CEO Warner Media yang akan berhenti menjabat April 2022 ini, Jason Kilar mengatakan masa depan Hollywood ada di blockchain, sebuah teknologi yang dia lihat dapat mengubah industri hiburan.
Menurut Kilar, hal itu terutama terjadi saat ini, di era di mana proses pembelian barang koleksi digital semakin mudah dan dapat dijangkau oleh banyak orang.
Sesuai laporan pada Reuters, Kilar menyamakan potensi teknologi blockchain dengan Digital Video Disc (DVD) sebelum menjadi mainstream.
“Saya pikir itu akan menjadi gelombang potensial yang akan datang ke Hollywood, dengan cara yang sama seperti gelombang DVD datang ke Hollywood di tahun 90-an,” ujar Kilar, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu, 17 April 2022.
Kilar mengakui, meskipun DVD pada akhirnya berhasil, mereka mengubah nasib ekonomi banyak perusahaan hiburan, termasuk Warner Media. Namun, bagi Kilar, yang dikenal mendorong adopsi teknologi dan perubahan dalam industri hiburan, blockchain dan NFT juga dapat menghadirkan bentuk pembiayaan baru.
Menurut laporan yang mencatat perjalanan Kilar di industri hiburan, Kilar bergabung dengan Warner Media pada 2020 ketika pandemi Covid-19 menyebar. Selama periode ini, yang ditandai dengan penguncian dan pembatasan ketat pada pergerakan manusia, Kilar dilaporkan telah memperkenalkan cara baru untuk membawa film ke rumah.
Alih-alih menunggu lewat waktu tertentu sebelum merilis film untuk ditonton di rumah, sang CEO dikabarkan memprakarsai praktik merilis film baru di bioskop dan di layanan streaming HBO Max di hari yang sama.
Langkah ini diyakini telah membantu HBO Max dan jaringan TV kabel HBO mendatangkan 73,8 juta pelanggan baru.
Advertisement