Fort Worth Jadi Kota Pertama AS yang Menambang Kripto

Tiga rig penambangan Bitmain Antminer S9 akan beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Mei 2022, 18:05 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2022, 18:05 WIB
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Fort Worth, Texas, sekarang menjadi pemerintah kota pertama di Amerika Serikat (AS) yang menambang Bitcoin. Walikota Mattie Parker bertugas mengawasi pembangunan pertambangan kecil di Balai Kota.

Tiga rig penambangan Bitmain Antminer S9 akan beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, di sayap teknologi informasi yang dikendalikan iklim di Balai Kota Fort Worth. Kota itu mengatakan para penambang akan di-host di jaringan pribadi untuk meminimalkan risiko keamanan.

Bitcoin beroperasi pada model penambangan proof-of-work, yang berarti penambang di seluruh dunia menjalankan komputer bertenaga tinggi untuk secara bersamaan membuat Bitcoin baru dan untuk memvalidasi transaksi. 

Prosesnya membutuhkan peralatan kelas profesional, beberapa pengetahuan teknis, dan banyak listrik. Itu sebabnya proyek percontohan Fort Worth dimulai dari yang kecil, menurut walikota.

Masing-masing dari tiga mesin program akan mengkonsumsi jumlah energi yang sama dengan penyedot debu rumah tangga, menurut perkiraan kota. Sementara walikota tidak mengharapkan ketiga penambang menjadi penghasil uang utama, biaya listrik yang dibutuhkan untuk program ini diharapkan dapat diimbangi dengan nilai Bitcoin yang ditambang.

Selain menambahkan Bitcoin ke neraca kota, Parker yang menjabat tahun lalu dan merupakan walikota milenium pertama di kota itu percaya Bitcoin akan sangat membantu menempatkan Fort Worth di peta.

"Untuk Fort Worth, banyak orang tidak tahu siapa kami. Kami ingin mengubah percakapan itu, dan kami percaya bahwa inovasi teknologi termasuk cryptocurrency adalah cara kami akan melakukannya,” ujar Parker, dikutip dari CNBC, Senin (23/5/2022). 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kerja Sama dengan Sejumlah Mitra

Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Untuk mewujudkannya, kota ini telah bekerja sama dengan beberapa mitra utama, termasuk Texas Blockchain Council, yang menyumbangkan tiga rig penambangan (masing-masing bernilai sekitar Rp 8,7 juta masing-masing). 

Selain itu, kerja sama juga dijalin dengan Luxor Technologies, kumpulan penambangan, yang memungkinkan satu penambang menggabungkan kekuatan hashing dengan ribuan penambang lain di seluruh dunia untuk meningkatkan peluang mereka mendapatkan Bitcoin.

Parker, yang telah bekerja hampir setahun, mendapat ide untuk mengadopsi Bitcoin setelah berbicara dengan beberapa teman di dunia modal ventura, yang mengatakan kepadanya 80 persen modal ventura pada dasarnya dihabiskan untuk teknologi, dan cryptocurrency ada di pusat itu sekarang.

Pasar Kripto Bergejolak, Sentimen Negatif Masih Membayangi

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Sebelumnya kondisi pasar kripto pada pekan ketiga Mei ini mulai menunjukan arah yang positif. Meskipun begitu, pasar kripto masih menunjukkan kelabilan untuk menunjukkan kemana tren selanjutnya akan bergerak. 

Terpantau dari situs Coinmarketcap pada Jumat sejumlah kripto, terutama 10 aset yang berkapitalisasi besar atau big cap mulai bergerak menuju zona hijau dalam 24 jam terakhir. Namun, menjelang akhir pekan, pasar kripto kembali alami koreksi yang membuat harga Bitcoin berada di kisaran USD 29.000 atau sekitar Rp 425,5 juta.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menuturkan, ada sedikit angin segar pada perdagangan aset kripto. Kondisi pasar kripto juga secara mengejutkan tidak mengikuti situasi di pasar modal seperti biasanya. Sejak awal tahun, pasar kripto dan saham terbilang bergerak senada, karena sama-sama tergolong aset berisiko.

Kendati demikian, Afid mengingatkan bukan berarti sentimen di pasar kripto sudah sepenuhnya stabil. Pasar dan tindakan pelaku pasar serta sentimen negatif masih dibayangi tekanan oleh ketidakpastian makro ekonomi yang terdiri dari meroketnya inflasi, kebijakan agresif bank sentral dan potensi resesi. 

"Investor khawatir pelemahan ekonomi global ke depan, bisa berujung pada resesi. Dampaknya daya beli masyarakat menurun. Bank sentral berbagai negara bakal mengerek suku bunga acuannya dengan agresif demi menangkal inflasi. Namun, jika itu terjadi, maka pertumbuhan konsumsi dan investasi bisa terhambat," kata Afid dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (22/5/2022).

Kondisi itu tentu membuat investor akan mengalihkan uangnya dari pasar modal ke aset yang lebih aman. Dalam hal ini, pasar kripto pun ikut menjadi korban.

Drama Stablecoin LUNA dan UST

Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Di sisi lain, dampak dari drama stablecoin UST dan LUNA mungkin akan memperlambat antusiasme investor dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang tidak. Kejadian itu tidak akan menimbulkan risiko besar bagi ekosistem kripto dalam jangka panjang.

"Market kripto ya terpukul dan berdampak, tapi itu jadi efek jangka pendek. Dalam jangka panjang, permintaan kripto terutama stablecoin sebagai instrumen investasi dan lindung nilai terhadap inflasi fiat akan terus tumbuh,” jelas Afid.

Afid menuturkan pergerakan Bitcoin yang sudah oversold dengan pergerakan downtrend yang signifikan dan konsisten dalam waktu lama. Kini, BTC bergerak dan diperdagangkan pada harga kisaran USD 30.000 sampai USD 31.000. Level support BTC kini berada di titik USD 27.500 dan resistance di USD 35.000 untuk bull run.

"Jika dilihat dari sisi teknikalnya, terlihat kondisi imbas dari para pelaku pasar yang kembali melancarkan aksi beli setelah meyakini sejumlah aset kripto sudah memasuki keadaan oversold. Kondisi ini secara teknikal membuat adanya kemungkinan investor melakukan pembelian sehingga harga kripto berpeluang naik," pungkas Afid.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya